Anak kecil di larang baca, karena ada ****** ****** seperti belah duren dan juga kekerasan.
yang suka jangan lupa follow dan kasih ulasan.
yang gak suka skip dan tinggalkan.
kisah seorang gadis indigo yang sederhana dengan hantu mafia tampan yang berawal dari pertemuan mereka saat ritual pengusiran hantu.
awalnya mereka selalu bertengkar , namun seiringnya waktu timbul rasa cinta dalam hati kedua nya..
Apakah cinta mereka bisa bersatu??
yuk simak cerita nya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsa FF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
"Maaf nyonya... sepertinya saya tak sanggup, silahkan cari orang lain saja!! " ucap pria ahli spiritual menghela nafas panjang dengan keringat bercucuran di seluruh badan nya.
"Ainggg resep ka jelemaaa ieu!! ainggg resep!! aranjeunnn tong wani ngusir ainggg,, ainggg didieu geusss betah" ucap geram penuh amarah seorang wanita muda bernama tata dengan memakai bahasa daerah.
kedua tangan dan kaki tata di rantai di atas ranjangnya karena sering kali dia menyakiti diri nya sendiri dan orang di sekitarnya,,tubuh nya kurus kering karena semua makanan yang ia telan semua di muntahkan nya kembali. rambut nya panjang dan gimbal karena tak pernah mandi apalagi keramas, wajahnya yang pucat pasi dengan bawah matanya yang cekung karena tak pernah tidur.
"Idiiitttt sia!!! iditttt !!" sambung tata dengan mata melotot.
"Sadar lah nak!!! sadar!! tolong lah nak,,, "ucap ibunya yang bernama nyonya elis.
"Pah,,, gimana ini pah,,, anak kita semakin menjadi.... kita sudah berobat kesana kemari,bahkan dokter dan orang pintar barusan tak sanggup mengobati tata!! "Sambungnya menangis.
"tenang mah,,, papa akan cari cara agar tata sembuh! " ucap tuan widodo menenangkan hati istrinya walau dirinya tak yakin.
...****************...
WUUUHHHSSSSSSS
arthur membawa tubuh luna yang lemas melayang di udara di dalam pelukan tubuh nya yang kekar ,dari kejauhan terlihat jendela kamar luna yang masih terbuka lebar,arthur pun menyusup masuk kedalam jendela kamar itu dan mendarat dengan sempurna.
"Dia pucat sekali,,, apa yang harus ku lakukan?? " gumam arthur.
arthur membaringkannya di atas ranjang, dia melepaskan masker, tas dan sepatu luna yang sudah lusuh.
Arthur mengernyitkan dahinya melihat sepatu yang berada di tangannya.
"Dia bekerja sampai begini,, tapi sepatu nya saja begitu jelek, !! tak ada barang milik nya yang layak pakai di sini " arthur geleng geleng kepala sembari melempar kan sepatu itu ke belakang nya.
"Mah.... pah... jangan tinggal kan aku... " ngigau luna lirih sampai meneteskan air mata dari ujung matanya.
Arthur terdiam terpaku, matanya lekat pada wajah dan tubuh luna yang mungil ,dia berpikir,, meski tubuh kecil itu tampak rapuh ,luna berjuang dengan gagah berani melawan arwah arwah penasaran yang mengitari mereka, dia bahkan tak sempat mempedulikan diri nya sendiri, arthur merasakan perasaan yang aneh di hatinya yang belum pernah ia rasakan sebelum nya.
Arthur membuka syal yang terlihat lusuh melilit lehernya.
"Astaga! " Arthur sontak memalingkan wajah nya saat bel4han gunung kemb4r luna terlihat jelas di balik pakaian nya yang sudah koyak..
"Kakak.... jangan pergi !" luna menarik kerah leher milik arthur ke arah nya, dan saat itu wajah arthur dan wajah luna saling berdekatan satu sama lain,, dan....
CUP
bibirnya dan bibir luna beradu membuat wajah arthur seketika memerah dan salah tingkah.
Arthur sontak berdiri.
"Apa yang gadis ini lakukan?! beraninya dia memperlakukan seorang mafia seperti ini!! " gumamnya sembari menyentuh bibirnya bertingkah seperti seorang gadis yang hilang ke perawanannya.
"Hihihihihiii.... hihihiiii.. "tiba tiba Lusi dan Ela sudah berada di sana menertawakan arthur di sudut lemari pakaian luna.
"Hantu si4lan!! apa yang kalian lakukan disini?? pergi kalian!! beraninya kalian menertawakanku! " tegas arthur dengan Ekspresi marah dan salah tingkah secara bersamaan.
Sontak Lusi dan ela pun berlari terbirit birit menembus dinding entah kemana perginya.
"Gadis ini.. saat keadaan begini pun selalu membuatku kesal !" Arthur menggerutu sembari menutup tubuh luna dengan sehelai selimut.
Arthur terdiam duduk di kurai yang berada di sebelah ranjang luna,, sembari menatap wajah nya yang tengah tertidur pulas.
"Kakak??,, dari tadi dia selalu memanggil kakak,, siapa kakak itu? apakah dia saudaranya.?? " gumam berpikir
"Ahhhh sudahlah,,!! Rasanya bosan sekali, tak ada orang yang bisa aku ajak bicara,, apa yang harus aku lakukan sekarang?? " sambungnya berdiri lalu mondar mandir ke sana kemari seperti setrikaan.
"Aku tau!! " sambungnya menyeringai.
Dan....
Dap dap dap dap dap dap
Dap dap dap dap dap dap
"Aaaaaaa..... "Suara ela berteriak berlari ke sana kemari bersama lusi. mereka menembus tembok kanan dan kuri, atas dan bawah bolak balik tanpa henti.
"Aaaaaararrrrrrgggghhhh" suara geram arthur sembari melayang mengejar mereka berdua.
Ya! arthur yang sedang gabut menjahili mereka dengan wujud menjadi pria berjubah hitam dan mengejar mereka ke sana ke mari untuk membuat mereka takut. dia teramat puas melihat wajah ketakutan mereka berdua.
...****************...
Keesokan hari nya.
"Hoooammmmmmm"Luna bangkit dari tidurnya dan mengeliat meregangkan otot ototnya yang terasa remuk. dibukanya kedua matanya sedikit demi sedikit karena masih merasa mengantuk.
"Aaaaaaaa"sambungnya berteriak saat melihat arthur sudah duduk tegap di kursi sebelah ranjangnya.
"Akh~berisik sekali! " ucap arthur mengorek telinganya.
"sedang apa kau di sini?? aku kan sudah bilang,, jangan pernah masuk ke kamarku!! " tegas luna dengan tatapan mengintimidasi.
"Oh,,, jadi ini balasanmu kepada orang yang telah menolongmu? maksudku kepada hantu yang telah menolongmu? " ucap arthur kesal.
luna terdiam sejenak mencoba mengingat kejadian semalam.
"Heheh... hehe.... Barusan aku belum sadar sepenuhnya!! " ucap luna kikuk.
"Baiklah!! Anu,, itu.... "Arthur salah tingkah menunjuk ke bagian dad4 luna sembari menjaga pandangannya.
"Kenapa? " ucap luna heran dan perlahan tatapannya turun ke bagian dad4nya.
"Aaaaaaaaaa" luna berteriak lagi semakin keras,, dan di tariknya kembali selimut untuk menutupi tubuhnya yang terbuka itu.
"Kenapa kau selalu berteriak!! " ucap arthur kesal.
"Kau tak melihat apapun kan?? " ucap luna kikuk.
"Tentu saja tidak! apa yang bisa di lihat darimu!! bahkan aku takkan tertarik jika kau tanpa pakaian sekalipun! " ketus arthur salah tingkah.
"Ceh,, sungguh menyebalkan! sejelek itukah diriku! " ucap luna.
"Lalu kenapa kau masih di sini?? pergilah! " sambungnya ketus.
"Ada yang ingin kubicarakan padamu" ucap arthur.
"Bicaralah,, cepat!! " ucap luna memalingkan wajahnya.
"Aku hanya ingin bilang jika kau lelah,, kau bisa menunda kepergian kita ke kota itu,, aku akan bersabar menunggu untuk mengetahui identitasku" ucap arthur sembari menatap ke luar jendela
"Tidak,, aku baik baik saja kok,, justru aku akan berhenti bekerja di cafe,, aku akan fokus berkuliah dan menangkap para hantu" ucapnya.
"Benarkah?? tapi.... kenapa?? " tanya arthur.
"Penghasilan ku menangkap hantu lebih besar dari pada bekerja di cafe,, dan aku merasa lelah jika harus melakukan dua pekerjaan sekaligus" ucap luna.
"Jadi,, besok kita ke kota tempat dokter itu tinggal? " ucap arthur.
"Eum!! " angguk luna.
"baguslah" ucap arthur girang.
"Oh ya,, kemarin kenapa kau bisa ada di rumah nyonya alya? kau bilang kau tak kan ikut denganku" tanya luna penasaran.
"Melihat pesanmu kemarin aku merasa hantu itu berbahaya,, dan aku memutuskan untuk diam diam mengikuti mu,, dan ya,, insting ku memang benar kan,, insting seorang mafia tentunya" ucap arthur menyeringai sembari menarik kedua kerahnya ke atas.
"itu berarti kau khawatir padaku kan,, iya kan?? ayo ngaku" goda luna.
"kau menyebalkan lagi!! sudah kubilang,, aku melakukannya karena aku membutuhkan mu untuk mencari identitas ku" tegas arthur dengan nada meninggi.
"Iya iya,,, huh,, hantu emosian!!
"Tapi...aku akui semalam kamu benar benar keren,, sepertinya kamu memang seorang mafia hebat semasa hidupmu, kamu bisa mengalahkan hantu pria bertubuh raksasa itu.. " ucap luna tersenyum sembari mengacungkan kedua jempolnya.
"Tentu saja!! baru tau ya... heh" ucap arthur tersenyum menyeringai dengan perasaan girang dalam hatinya setelah mendengar pujian yang keluar dari mulut luna.