Zahra gadis manis 21 th pintar ramah periang, tiba tiba di hadapkan dengan masalah hidup yang tidak pernah sedikitpun ada dalam bayangan hidupnya, kehilangan kedua orang tuanya, kehilangan kakak kandung beserta kakak iparnya dalam waktu bersamaan dalam sebuah kecelakaan dan harus memikul beban menyekolahlan ke dua adik kembarnya dan satu orang keponakan berusia 3th.
Bagaimana kisah hidup zahra??, yukkk... kepoin yukk....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Pagi ini kantor di buat heboh oleh semua staff apa lagi bagi para wanita, karena senbentar lagi mereka akan menyambut Ceo baru mereka, semuanya lansung memperhatikan penampilan mereka, kantor dengan sekejap mata lansung jadi salon dadakan.
"Namun itu tidak pengaruh dengan Zahra, dia berjalan santai memasuki area perkantoran, menuju kubel, dia memperhatikan para perempuan sedang ber make up ria.
"Ra... loe ngak dandan?" tanya Sari yang lagi sibuk memoles lipstik di bibirnya.
"Ngapain... emang dandanan gue berantakan?" tanya Zahra saat di tanya Sari.
Zahra memakai rok span berwarna hitam sebatas dengkul dan blues kemeja tiga perapat berwarna pink muda di lapisi blazer. dan dandanan natural dengan rambut di kuncir kuda.
Penampilan sederhana Zahra itu, tidak mengurangi kecantikannya, zahra bahkan hanya memakai make up murah dapat di dapat di swalayan, dan memakai parfum yang enak di cium hidung bercampur dengan wangi bedak baby yang selalu dia baluri di tubuhnya.
"Ya ampun... Ra... hari ini kan kita penyambutan Ceo baru, ya kali loe ngak mau sedikit berdandan, mana tau Ceo jatuh hati sama loe" dengus Sari males.
Zahra mah acuh aja, dan duduk di mejanya, dan bersiap melaksanakan tugasnya, tanpa memperdulikan ke hebohan teman temannya.
" Haii.... kumpul kumpul.. Ceo sudah datang, teriak karyawan yang baru saja dari luar.
Semua berlari ke arah Loby dan berbaris rapi untuk menyambut Ceo baru mereka, orang orang pada berlarian, Zahra mah berjalan santai.
Tap...
Tap...
Tap..
Suara langkah kaki seseorang menggema di dalam gedung itu.
Di susul dari luar para petinggi perusahan mengikuti dari belakang.
"Selamat pagi semua"
"Siang Tuan..." balas karyawan.
"Perkenalkan saya Lukas Fernades Ceo baru kalian, saya harap kerjasamanya untuk ke depan dan mungkin ada perombakan dalam posisi kalian nantinya" suara dingin Ceo itu menggema di area lobi perusahaan yang cukup luas itu.
Setalah itu Lukas lansung masuk ke dalam perusahaan tanpa menatap satupun anak buahnya, yang sudah memberi hormat kepada dirinya.
Lucas hanya tersenyum miring melihat dandanan karayawanya yang menurutnya terlalu heboh.
Dan dengan tidak sengaja matanya menatap Zahra, dengan penampilannya beda sendiri, tidak ada riasan berlebihan, tidak ada wajah penuh minat dan wajah wajah mencari muka, yang dia lihat wajah santai Zahra.
"Gadis ini kenapa tidak ikut ikutan berdandan seperti teman temanya, tapi tanpa berdandan berlebihan pun dia sudah cantik" gumam Lucas, sambil berjalan menuju lift.
"Wahhh... Ceo kita benar benar ganteng"
"Mak... mau nikah makkk...."
"Dingin bat dah... tapu gue suka"
"Babang Lucas gue mau jadi simpanan loe deh"
"Semoga gue jadi pacarnya"
Banyak bisik bisik karyawan setelah ke pergian Ceo itu.
"Bubar bubar... acara sudah selesai, mulai lah bekerja, jangan sampai ada kesalahan" tegas manager keuangan, yang melihat kelakuan bawahannya.
"Ihhsss... si bapak mah... kasih kesenangan anak buah sebentar kenapa sih... pak" ucap salah satu karyawan.
"Kamu ini... di bilangin malah membantah, di pecat mau, sudah punya anak juga masih aja ganjen" omel si manager.
"Ya Allah pak, menghalu sebentar Pak... sebelum kembali ke dunia nyata, yang penuh sandiwara ini" rajuknya Bi Filda.
"Sudah... sudah... kembali bekerja, dengerin kamu saya juga bisa ikutan sengklek!" gerutu manager itu dan masuk ke ruangannya.
"Ya allah... bu... loe mah sempat sempatnya adu mulut sama Pak Manager di pecat baru nyaho" kekeh sari.
Yang lain juga ikut terkekeh dan geleng geleng kepala, Bu Firda itu emang suka membuat masalah sama Pak Manager, cuma kerjanya bagus jadi dia bisa bertahan di kantor itu, klau tidak mungkin saja sekarang sudah di depak dari dulu.
Bersambung....