NovelToon NovelToon
Laila

Laila

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Anak Yatim Piatu / Keluarga
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Di usianya yang baru menginjak 17 tahun Laila sudah harus menjadi janda dengan dua orang anak perempuan. Salah satu dari anak perempuan itu memiliki kekurangan (Kalau kata orang kampung mah kurang se-ons).

Bagaimana hidup berat yang harus dijalani Laila dengan status janda dan anak perempuan yang kurang se-ons itu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Namanya sangat cantik secantik orangnya." Tentu saja Inggit sangat cemburu tapi berusaha untuk tidak menurunkan kelasnya.

"Aku tidak perlu menjelaskannya lagi, tadi sudah aku jelaskan semua." Biasa saja Arman menanggapinya.

"Mama yang mengajak ke sini karena mau beli langsung bolu pisangnya Laila."

"Beli saja tidak ada yang melarang."

"Laila tahu kamu sudah punya tunangan?."

"Tidak perlu tahu karena Laila tidak tertarik padaku atau pria mana pun. Fokusnya hanya pada usaha dan kedua anaknya saja."

Inggit tersenyum sambil memegangi dadanya yang terasa sesak. Perlahan perempuan itu mengatur napasnya.

"Laila tidak tertarik sama kamu, tapi yang tertarik sama Laila. Benar 'kan?."

"Laila bukan tipeku, lagi pula aku sudah memiliki kamu. Perempuan sempurna yang ada dalam duniaku."

Inggit terdiam lalu meninggalkan Arman yang sebenarnya marah padanya karena kedatangannya.

"Kalian bertengkar?" tanya Mama Astuti pada Arman saat pria itu mendatanginya ke kamar.

"Mana bisa kami bertengkar." Arman menaruh kepalanya pada kepala sofa.

"Mama yang mengajaknya ke sini. Mama mau membeli bolu pisang buatan Laila. Ada yang lainnya juga sih yang mau Mama beli."

"Mama dan Inggit bisa datang ke rumahnya langsung."

Mama Astuti mengangguk.

"Kamu tidak tanya Mama mau beli kue Laila buat apa."

"Ya buat dimakan, mau buat apa lagi."

"Benar sih tapi buat nanti diacara nikahan kamu sama Inggit."

Seketika Arman menoleh ke arah Mamanya.

"Kan tiga bulan lagi kalian menikah, jadi harus dari sekarang mempersiapkan segala sesuatunya." Lanjut Mama Astuti.

"Atur saja, Ma. Aku ikut." Arman kembali menaruh kepalanya pada kepala sofa.

Tidak terasa waktu itu akan tiba juga, pernikahannya dengan Inggit. Perempuan yang sangat dicintainya. Iya Arman sangat mencintainya sebelum tahu kalau Abangnya juga sangat mencintai Inggit.

Sampai-sampai Abangnya pergi dari rumah dan sekarang pria itu berada di tempat rehabilitasi karena obat-obatan dan alkohol. Karena Abangnya tidak sanggup menanggung perasaan cintanya yang bertepuk sebelah tangan kepada Inggit.

Entah kenapa dengan perasaannya sekarang, jauh sebelum dirinya mengenal Laila. Perasaannya sudah jauh berbeda dari sebelumnya. Dan entah karena apa, apa benar karena rasa saudara yang mengikat, darah mereka sebagai saudara kandung yang lebih kuat ketimbang perasaannya sendiri terhadap Inggit.

*****

Arman tetap datang ke rumah Laila, membantu pekerjaan Laila yang memang banyak di hari terakhir pesanan dari pabrik. Ada penambahan lagi mencapai 100 loyang yang harus segera disiapkannya. Kebanyakan mereka bawa pulang sebagai oleh-oleh.

Tidak ada yang bertanya satu orang pun dari ketiga perempuan yang ada di rumah kepada Arman. Sepertinya mereka sudah mengetahui tanpa harus bertanya. Dan sekarang mereka terlihat canggung. Yang biasanya di tengah kesibukan mereka suka diselipi saling lempar canda, tawa bersama, tapi kali ini mereka memasang wajah serius.

Seperti biasa Mang Dadang dan Mang Iwan sudah jalan mengantar pesanan yang sangat banyak.

"Kamu sudah tahu siapa teman-teman Salwa?."

Laila mengangguk. "Beberapa perempuan dan dua orang laki-laki, tapi sepertinya yang laki-laki sudah kelas enam dan itu masih saudara Teh Linda."

"Kamu pastikan sampai sekolah."

"Iya."

Arman mengangguk merasa lega. Mereka pun melanjutkan pekerjaan lagi.

Tepat pukul setengah sebelas, Mama Astuti dan Inggit tiba warung kue Laila. Laila dan Arman menghampiri. Mereka duduk di ruangan rumah. Sehingga Mama Astuti dan Inggit dapat melihat kesibukan di warung Laila. Mama Astuti langsung menyampaikan pujiannya secara langsung terkait kue-kue buatan Laila yang sangat enak. Laila pun mengucapkannya terima kasih atas pujiannya tersebut.

Obrolan ringan mereka harus terhenti sejenak karena mobil yang mengambil pesanan sudah tiba. Laila dan Arman langsung membantu dan pekerjaan pun selesai. Kini nerka sudah kembali duduk di tempatnya masing-masing.

"Jujur saja kedatangan saya ke sini, selain karena memang kue-kue buatan kamu sangat enak. Karena juga saya mau mengajak kamu untuk membantu di acara yang akan keluarga saya buat."

Laila terdiam masih menyimak.

"Masih lama sih, sekitar tiga bulan lagi. Tapi sepertinya kedatangan saya sekarang sangat tepat. Sebab kamu sangat sibuk sekali."

"Alhamdulillah, Bu."

"Nanti saya mau kamu yang menyiapkan semua makanan ringan yang kamu buat untuk acara pernikahan Arman dan Inggit."

Sejenak, perlahan Laila menarik napas sambil tersenyum. Tujuannya tidak lain untuk menutupi rasa sesak di dalam dadanya. Laila pun harus menelan ludah, membasahi kerongkongannya yang kering.

"Insya Allah kami siap membantu, Pak Arman sendiri sudah sangat baik pada kami."

"Nanti saya kabari lagi kalau sudah dekat harinya."

"Baik, terima kasih."

"Yang ada sekarang apa bolu pisang toping apa? Mau saya bawa pulang untuk di rumah. Karena Inggit mau menemai Arman di sini."

Laila pun mengeceknya sendiri ke dapur lalu membawakan semua toping. Mama Astuti pun pamit pulang.

"Saya permisi harus membuat adonan lagi." pamit Laila pada Inggit sebagai tamu di rumahnya.

"Iya, Laila."

Arman menatapnya sampai Laila masuk ke dapur. Bejibaku dengan tepung, pisang dan bahan-bahan kue yang lainnya.

"Pak Arman." Halwa datang menghampiri.

"Ada apa Halwa?."

"Kertas origami Halwa habis." Halwa menunjukkan plastiknya.

"Mau beli sekarang?."

"Mau, tapi tanya Ibu dulu."

Arman mengangguk lalu Halwa berlari menghampiri Ibu Laila di dapur.

"Ternyata kamu sudah dekat dengan anaknya."

"Seperti yang kamu lihat." Arman tidak mengelak.

Halwa menghampirinya dengan wajah cemberut.

"Apa kata Ibu?."

"Ibu nanti yang akan membelikannya untukku."

Arman menatap Inggit. "Temani aku ke toko depan."

"Baik" Inggit tersenyum lebar.

"Ayo! Kita beli sekarang" ajak Arman pada Halwa. Seketika senyum lebar Inggit menghilang. Tapi tetap berjalan mengikuti Arman sampai motor.

Dari dapur Laila dapat melihat mereka bertiga.

"Padahal sudah aku larang, masih saja pergi" gerutu Laila.

Teh Linda dan Teh Yayuk menatap keluar kemudian saling lempar pandang.

"Ngomong-ngomong acara Pak Arman dan Inggit. Apa tidak kejauhan kalau pesan kue dari kita?." Tanya Teh Linda.

Sejak tadi Laila pun memikirkan hal yang serupa.

"Mungkin nanti keluarganya Pak Arman ada pilihan lain. Iya sih kalau di kirim dari sini kejauhan." Sahut Teh Yayuk.

"Bagaimana menurut kamu, Laila?." Teh Linda menanyakan pendapat Laila.

"Kita lihat saja nanti, kalau memang memungkinkan kita akan membantunya. Tapi kalau tidak memungkiri, ya bisa apa kita." Jawab Laila.

"Iya sih." Teh Yayuk menimpali.

Mereka bertiga kembali fokus pada pekerjaannya, Laila mencoba membuat hal baru. Puding coklat, vanila dan caramel. Karena hari ini akan datang lemari pendingin yang dipesan Arman dua hari yang lalu. Itu uang dari hasil pesanan pabrik.

Baru selesai matang kemudian di posting Laila, Teh Linda dan Teh Yayuk sudah banyak yang beli dan dalam waktu setengah jam sudah habis.

"Halwa ke mana ya? Kok lama banget." Laila berdiri di depan pintu.

Bersambung.....

1
Watini Salma
jadi penasaran kelanjutannya Laila sama Arman apa berjodoh ya
La Rue
semoga ikhtiar Laila berhasil demi kebaikan anak-anaknya
La Rue
Laila tetaplah kuat buat kedua anakmu
Sadiah Suharti
lanjut thor
Watini Salma
cerita nya ringan enak dibaca nya mudah dipahami menarik dan menginspirasi, lanjut kakak /Good//Pray/
Watini Salma
Alhamdulillah up lagi, semoga Laila jadi orang sukses dan bahagia dengan kedua anak nya
Watini Salma
lanjut kakak, cerita nya menarik tetap semangat ya
La Rue
Ditunggu kelanjutannya
La Rue
pasti mau memfitnah Laila ni
seftiningseh@gmail.com
semangat buat up nya kak
jangan lupa dateng aku di karya ku judul nya istri kecil tuan mafia
La Rue
Alhamdulillah rezeki Laila dan anak-anaknya
QueenRaa🌺
lanjut thorr! semangat up💪

jangan lupa mampir di beberapa karyaku ya😉
La Rue
ceritanya bagus ditunggu kelanjutannya...🥰👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!