Menjadi perempuan yang selalu mengerti kesibukan pasangan, tidak banyak menuntut, mandiri, nyatanya tidak menjamin akan membuat laki-laki setia. Justru, laki-laki malah mencari perempuan lain yang dianggap lebih membutuhkan kehadirannya.
Eleanor Louisine —pemilik usaha dalam bidang fashion —owner Best4U.co —harus menerima kenyataan pahit bahwa kekasihnya sudah berselingkuh dengan sahabatnya.
Dalam keadaan kacau setelah mengetahui kekasihnya selingkuh, Eleanor pergi ke bar dan bertemu dengan Arkana Xavier —laki-laki berandalan yang sedang menikmati masa mudanya.
Paginya, Eleanor mendapati dirinya terbangun di dalam kamar bersama Arkana. Ia yang belum tahu siapa Arkana berpikir Arkana gigolo. Namun, ternyata Arkana adalah tuan muda kaya raya.
Dan gara-gara malam itu, Eleanor berakhir menjadi wanita tahanan sang tuan muda —Arkana Xavier.
Bagaimana kisahnya? ikuti terus ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candylight_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"Dapat keberanian darimana kamu bicara seperti itu tentang istri saya?" tanya Arka memasuki ruangan dengan wajah emosi.
Arka meminta pelayan menjaga istrinya, tapi yang terjadi dan Arka lihat dari rekaman CCTV berbeda dengan apa yang sudah diperintahkan. Berani sekali ada yang meragukan ayah dari anak yang Eleanor kandung.
Eleanor masih perawan saat berhubungan dengan Arka. Tentu saja anak yang Eleanor kandung sekarang milik Arka. Tidak ada yang pantas meragukan hal itu karena Arka sudah memastikan sendiri bahwa Eleanor tidak pernah berhubungan dengan laki-laki lain setelah berhubungan dengannya malam itu.
Meragukan anak dalam kandungan Eleanor berarti sudah menghina Arka. Dan orang tersebut harus mendapat hukuman yang pantas atas penghinaan yang sudah dilakukannya.
"Kalian bertiga..." Arka menunjuk satu persatu pelayan yang sudah mengganggu Eleanor yang salah satunya merupakan orang yang meragukan ayah dari anak di kandungan Eleanor, "kemasi barang-barang kalian dan pergi dari sini sekarang juga! kalian dipecat!"
Ketiga pelayan itu terkejut. Orang yang menuduh Elang ikut menanam benih pada Eleanor hanya satu orang, tapi kedua temannya ikut terkena imbas dari perkataannya itu.
"A-apa? kami dipecat? tapi kami—" pelayan yang ikut terkena imbas ingin membela dirinya, namun Arka lebih dulu menyelanya dan tidak memberikan kesempatan untuk membela diri.
"Kalau kalian tidak pergi sekarang, akan saya pastikan kalian merasakan penderitaan yang tidak pernah kalian bayangkan!" ucap Arka memberi peringatan.
Dipecat masih termasuk hukuman yang ringan, Arka bisa saja memecat mereka dan membuat mereka tidak bisa mendapat pekerjaan dimanapun setelah ini. Arka bisa membuat mereka terkena sanksi sosial hingga tidak ada orang yang mau memperkerjakan mereka. Arka hanya memecat mereka karena Arka masih memiliki hati. Arka tahu mereka butuh pekerjaan untuk bisa bertahan hidup.
"Kalian dengar tidak?! pergi dari sini sekarang!"
Ketiga pelayan yang dipecat oleh Arka itu akhirnya bergegas pergi untuk mengemasi barang-barang mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang menyangka tuan muda mereka akan kembali dan memecat mereka seperti ini.
"Arka..." Eleanor memanggil pelan suaminya itu.
Arka menoleh menatap Eleanor sebentar, lalu pandangannya tertuju pada Elang yang sudah masuk tanpa izin ke rumahnya.
"Sedang apa lo disini?" tanya Arka pada tamu tidak diundang di rumahnya itu.
Elang baru akan membuka mulutnya, tapi Eleanor lebih dulu bicara dan menyelanya.
"Aku bersumpah tidak pernah memberitahu keberadaanku disini pada siapapun," ucap Eleanor khawatir Arka berpikir dirinya yang memberitahu Elang dan meminta Elang datang.
Arka sudah menjadi suaminya, Eleanor tidak ingin ada kesalahpahaman diantara mereka yang disebabkan oleh orang luar. Sekarang, Eleanor sudah mulai merasa nyaman dengan hidupnya bersama Arka, dan tidak pernah berpikir sedikitpun untuk kembali ke hidupnya yang dulu.
"Iya, aku tahu," ucap Arka tanpa mengalihkan pandangannya dari Elang dan menatap Eleanor.
Arka tidak menyalahkan Eleanor karena Ia melihat sendiri apa yang terjadi melalui rekaman CCTV. Elang yang tiba-tiba masuk, bukan Eleanor yang mengundang Elang untuk datang.
"Pergilah ke kamar," perintahnya lembut. Ada hal yang perlu dibicarakan dengan Elang dan tidak perlu diketahui oleh Eleanor.
"Aku akan menyusulmu setelah bicara dengan Elang," ucapnya lagi melihat Eleanor tidak kunjung pergi ke kamar mereka.
Eleanor akhirnya pergi ke kamar. Hatinya merasa tidak tenang selama menunggu di kamar. Karena mungkin saja terjadi sesuatu dengan Arka dan juga Elang selama mereka bicara. Eleanor tahu Arka dan Elang sama-sama emosian, mereka bisa saja sedang saling pukul sekarang.
Cek lek!
Pintu kamar terbuka. Sesuai janji, Arka datang ke kamar setelah selesai bicara dengan Elang. Eleanor yang melihatnya bergegas menghampiri Arka dan menanyakan apa yang sebenarnya sudah Arka bicarakan dengan Elang.
"Apa yang sudah kalian berdua bicarakan? dimana Elang sekarang?" tanya Eleanor penasaran dengan apa yang sebenarnya sudah Arka bicarakan dengan Elang.
"Pulang," ucap Arka menjawab salah satu pertanyaan Eleanor dan mengabaikan pertanyaan Eleanor yang lain.
Arka merasa Eleanor tidak perlu tahu apa yang sudah dibicarakannya dengan Elang. Lagipula, Arka hanya meminta Elang agar Elang tidak memberitahu siapapun bahwa Eleanor tinggal di rumahnya, terutama Kai.
Eleanor berkemungkinan memiliki trauma atas kejadian waktu itu, akan lebih baik jika Kai tidak pernah menemui Eleanor lagi. Entah untuk urusan apapun itu. Arka tidak ingin Eleanor kembali mengalami masalah dengan kontrol emosinya jika bertemu Kai. Untungnya Elang mengerti dan berjanji tidak akan memberi tahu siapapun tentang keberadaan Eleanor.
"Pulang?" Eleanor tidak percaya. Elang bukan tipe orang yang akan dengan mudah pergi tanpa hasil apapun. Elang datang untuk mengajak Eleanor pulang, tidak mungkin Elang pergi begitu saja tanpa membawa Eleanor bersamanya. Mungkin Elang diusir paksa oleh Arka atau apalah itu.
"Kamu yang menyuruh Elang pulang atau Elang pulang dengan sukarela?"
"Elang pulang dengan sukarela, katanya dia masih ada urusan dan harus pergi."
"Oh... oke," Eleanor mengangguk mengerti. Mungkin benar Elang pergi karena memiliki urusan. Yang terpenting Arka dan Elang tidak sampai saling pukul, itu sudah cukup.
"Oh ya, kenapa kamu pulang? tidak jadi ke kantor?"
"Apa kamu pikir aku bisa pergi ke kantor saat aku tahu istriku dihina dan direndahkan?"
Eleanor terdiam menatap mata Arka. Ia tidak tahu darimana Arka tahu ada yang menghina dan merendahkannya, tapi banyak orang disana dan mungkin mereka yang memberitahu Arka. Eleanor sama sekali tidak berpikir jika Arka mengawasinya melalui kamera CCTV.
"Lain kali kalau ada yang mengganggumu, kamu harus langsung menghubungi aku," ucap Arka tidak ingin hal seperti ini terulang.
Eleanor mungkin memiliki kekuatan untuk melawan siapapun yang mengganggunya. Tapi keberadaan Arka disana bukan untuk membiarkan Eleanor menghadapi masalahnya sendiri. Arka bisa melawan siapapun yang mencari masalah dengan Eleanor dan akan menghancurkan orang tersebut detik itu juga.
"Tapi..."
"Aku tidak menerima alasan apapun, selama hidup denganku kamu dilarang mandiri. Aku masih sanggup untuk menjagamu."
Eleanor tidak tahu apa hubungannya masalah yang terjadi tadi dengan kemandiriannya. Selama ini Eleanor tidak bergantung pada pasangan dan itu sudah menjadi kebiasaan. Lagipula, masalah tadi hanya masalah kecil dan Eleanor masih bisa mengatasinya sendiri.
"Ini hanya masalah kecil, Arka."
"Meragukan ayah dari anak kita bukan masalah kecil. Justru ini masalah besar," ucap Arka menegaskan. Arka benar-benar menganggap masalah ini masalah serius. Arka tidak terima anaknya dianggap anak orang lain.
"Aku masih ingat saat menanam benih padamu malam itu, bisa-bisanya ada yang meragukan anak kita," lanjutnya dengan emosi yang meluap-luap karena tidak terima anak di kandungan Eleanor dituduh bukan anaknya.
Eleanor berdehem pelan. Ia mengerti Arka kesal ada yang meragukan anak mereka. Tapi apa harus Arka mengatakan itu sekarang?