Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Terjadi Lagi
Bab 10
Jantung Arumi terasa jatuh ketika mendengar suara Reyhan. Dia langsung mendorong tubuh Ryan, lalu segara berlari ke arah Reyhan. Sungguh berat perasaan yang sedang dirasakan oleh wanita itu. Satu sisi dia masih cinta dan merasa nyaman bersama Ryan, tetapi di sisi lain dia sudah menjadi istri Reyhan. Walau dia tidak mencinta laki-laki itu, seharusnya dia tidak boleh berbuat melebihi batas dengan Ryan.
"Ada apa, Mas?" tanya Arumi setelah berdiri di hadapan Reyhan.
"Aku mau bilang, kamu boleh menemui temanmu itu, tapi tidak boleh pulang telat. Sebelum aku tidur, kamu sudah harus ada di sampingku," jawab Reyhan.
"Benarkah itu, Mas?" Arumi tersenyum senang. Namun, hati kecil dia menyimpan perasaan curiga dengan keputusan suaminya yang mendadak berubah. Wanita itu berpikir Reyhan sedang merencanakan sesuatu.
"Iya. Ini sebagai reward kamu karena sudah menjadi istri yang baik. Tapi, jika kamu sampai melanggar dari waktu yang sudah disepakati, maka kamu akan mendapatkan konsekuensinya," balas Reyhan. Laki-laki itu mengulurkan tangan dan menyentuh bahu Arumi.
"Baik, Mas. Terima kasih, aku akan berusaha untuk secepatnya menyelesaikan pekerjaanku dan segera pulang." Arumi saking bahagianya sampai memeluk tubuh Reyhan. Tentu saja semua itu tidak lepas dari pandangan Ryan.
Reyhan tersentak ketika Arumi tiba-tiba saja memeluknya. Dia pun membalas pelukan wanita itu. Kedua lengan kokohnya melingkar di bahu sampai kepala sang istri. Tentu saja ini memudahkan dia untuk melakukan sesuatu yang lebih terhadap istrinya. Tidak perduli akan ada orang lain yang melihat.
Arumi diam mematung ketika Reyhan mencium keningnya, lalu berpindah ke bibir. Pagutan mesra pun terjadi. Ketika dia membalas ciuman suaminya, sekelebat bayangan Ryan hadir dalam pikirannya.
"Maafkan aku, Ryan," batin Arumi yang hatinya merasa teriris. Dia yakin Ryan melihat ini. Entah kenapa wanita itu ikut merasa sakit dan sedih. Arumi juga merasa tidak berdaya dengan takdir yang sedang dijalaninya saat ini.
Reyhan sengaja mencium Arumi karena merasakan keberadaan Ryan dari wangi parfum yang sering dia pakai. Ketika ada semilir angin menerpa mukanya, laki-laki bisa mencium baunya. Sama seperti yang sudah-sudah, sang kakak ingin membuat saudaranya sakit hati.
Ryan membalikan badan dengan perasaan hancur. Kedua tangannya mengepal erat dan rahangnya mengeras, mata dia juga memerah dan berair. Menandakan kalau dirinya sangat marah sekaligus sedih, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini.
Reyhan menyeringai ketika sudah tidak merasakan wangi milik Ryan. Dia pun melepaskan pagutan mesranya dan mengajak istrinya masuk ke rumah.
Seharian itu Arumi kembali ceria dan melayani Reyhan dengan sangat baik. Semua keinginan sang suami dia turuti, termasuk membuatkan salad buah dan bubur kacang ijo saat sore harinya.
Malam harinya juga Reyhan tidur sambil berpelukan dengan Arumi. Wanita itu dijadikan guling hangat baginya. Wanita itu membiarkan sang suami berbuat yang dia mau selagi tidak merugikan dirinya.
***
Keesokan harinya Arumi pergi ke kota sebelah setelah selesai mengurus segala keperluan Reyhan. Stok makan dan cemilan kesukaan laki-laki itu juga sudah dia sediakan tinggal minta diambilkan sama Bi Nina.
Arumi menemui Rinjani untuk membahas pembangunan masjid sekolah agama. Gara-gara mengerjakan proyek ini, dia terketuk hatinya untuk menggunakan jilbab. Namun, saat ini belum terealisasi. Dia berharap secepatnya bisa. Sekarang dia baru memakai baju serba tertutup, setelah panjang-panjang.
"Bagaimana dengan kehamilan kamu?" tanya Arumi begitu bertemu dengan temannya.
"Alhamdulillah, aku baik. Hanya saja Mas Satria yang ngidam kalau pagi-pagi," jawab Rinjani tersenyum tipis. "Lalu, bagaimana dengan pernikahan kamu?"
"Entahlah, aku tidak tahu harus bagaimana? Kamu bisa bayangkan, aku tinggal serumah dengan Ryan," jawab Arumi dengan sendu. "Setiap bertemu dengannya aku selalu merasa bersalah dan sakit hati."
Air mata Arumi jatuh perlahan. Jika tidak ada iman di dalam hatinya, dia pasti akan berani berbuat nekad dengan Ryan. Walau mereka berpacaran selama sembilan tahun, keduanya tidak berani melakukan hubungan sampai ke ranjang. Namun, tetap tidak bisa menahan diri untuk berpelukan dan berciuman.
Rinjani menggenggam tangan Arumi yang kini menahan isak tangis. Dia bisa merasakan bagaimana sakitnya harus bertemu dengan laki-laki yang masih dicintai, tetapi keadaan membuat mereka tidak bisa bersama lagi.
Berbeda dengan Rinjani yang suami pertama menceraikannya karena berselingkuh dengan kakak kandungnya. Cinta itu masih ada di dalam hati walaupun sudah dikhianati dan kamu masih harus bertemu setiap hari dan melihatnya bermesraan dengan yang lain. Selama masa iddah itu mereka memang tinggal di satu rumah, walau berbeda ruangan.
"Ingat, apa pun yang kamu rasakan kepada Ryan sampai saat ini, jangan membuat kamu melakukan kesalahan. Lebih baik kamu mulai menjaga diri dengan membuat batasan dan jarak dengannya," ucap Rinjani dengan nada tegas. "Jangan biarkan terjadi fitnah. Karena kamulah orang yang akan berada di pihak yang dirugikan."
Arumi mengangguk. "Jujur saja. Kemarin rasanya aku tidak ingin hidup lagi. Melihat Ryan terluka karena aku. Sungguh itu sangat menyakitkan."
Selama ini Ryan bagi Arumi adalah pahlawannya. Selalu ada untuknya dikala sedih, senang, kelelahan, kebingungan, kecewa, atau menghadapi situasi apa pun. Tidak tahu pagi, siang, sore, dan malam, atau panas mau pun hujan, laki-laki itu selalu siap sedia jika dia membutuhkannya.
"Terkadang kita berpikir, takdir itu lucu. Ketika kita mengharapkannya, kita tidak mendapatkannya. Ketika kita tidak terlalu berharap, tiba-tiba saja hal itu datang menghampiri kita," ucap Rinjani. "Karena Allah itu tahu apa yang kita butuhkan dan apa yang terbaik untuk kita."
Arumi diam mendengarkan ucapan Rinjani. Kisah cinta dan perjalanan hidupnya lebih mengenaskan dibandingkan dengan dirinya. Menjadi orang yang terlalu baik dan menurut keinginan orang lain, belum tentu membuatnya bahagia. Karena kebaikannya itu, dia malah dimanfaatkan sama keluarganya dan harus terus menahan derita.
"Yakinlah, pasti Allah punya sesuatu yang baik untuk kamu. Mungkin untuk saat ini kamu belum tahu dan belum merasakannya. Namun, hal itu akan kamu ketahui dan kamu rasakan di masa depan," lanjut Rinjani.
Arumi lagi-lagi mengangguk. Hatinya kini terasa ringan setelah curhat bersama teman baiknya. Walau mereka terpisah jarak, tetapi komunikasi masih terjalin dengan baik.
Arumi kemudian membahas proyek pembangunan masjid dan sekolah agama yang dinantikan oleh warga di sana. Sampai-sampai waktu yang diperlukan satu tahun, kini baru enam bulan, tetapi pembuatan masjid sudah hampir selesai. Malah sekolah agama sudah selesai, tinggal membersikan dan mengisi dengan perlengkapan untuk belajar mengajar.
Sesuai janji, Arumi langsung pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya dengan Rinjani. Dia mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Rasa trauma menabrak seseorang membuatnya sangat berhati-hati.
Arumi langsung memasukan kendaraannya ke garasi. Ternyata Ryan juga baru pulang. Dia terdiam tidak buru-buru keluar dari mobil. Namun, laki-laki itu malah membukakan pintu untuknya.
"Kamu sudah menemui Rinjani?" tanya Ryan sambil membukakan sabuk pengaman yang masih mengingat Arumi.
"Iya," jawab wanita itu. Keduanya saling menatap dalam jarak yang sangat dekat.
Arumi teringat dengan ucapan Rinjani kalau dirinya harus menjaga jarak dengan Ryan. Dia pun mendorong dada laki-laki itu agar menjauh. Namun, tenaganya lemah tidak bisa menggeser sedikit pun tubuh Ryan. Justru yang ada laki-laki itu mencium bibir Arumi.
Ini kedua kalinya Ryan mencium Arumi setelah berubah status menjadi kakak ipar. Hal ini dilihat oleh Mami Rosalina. Bukannya menegur, dia malah memotret perbuatan anaknya. Seringai pun tercipta dari bibirnya bergincu merah.
***
dia sudah menyakiti Arumi padahal Arumi tulus banget sama Reyhan