Kesalahan Satu Malam

Steven yang mendapatkan kabar bahwa Ibu Hanum meninggal pun langsung bergegas untuk pergi menemui Hanum dan kini Steven tampak sangat sedih melihat bagaimana keadaan Hanum saat ini.

"Hanum, kamu tenang dulu. Aku datang ke sini untuk-"

"Jangan mendekat! Sudah aku bilang jangan dekati aku, aku tidak ingin bertemu dengan kamu. Pergi sekarang dari hadapanku!" bentak Hanum kepada Steven yang berusaha untuk mendekati nya.

"Stev, seperti nya saat ini keadaan Hanum sangat kacau. Sebaiknya kita pergi dulu saja biarkan Hanum menenangkan pikiran nya karena pasti saat ini Hanum benar-benar sangat sedih," kata Edward yang berada di belakang Steven untuk meminta Steven jangan dulu mendekati atau bertemu dengan Hanum.

"Tapi Ed, aku ingin memeluk dia, aku ingin memenangkan nya. Aku benar-benar tidak tega melihat dia seperti itu," jawab Steven masih melihat ke arah Hanum yang terlihat menyedihkan.

"Tapi Hanum tidak ingin bertemu dengan mu, sekarang sebaiknya kita pergi dari sini. Biarkan Hanum merasa tenang dulu atau Hanum akan melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan," kata Edward dengan menarik tangan Steven agar pergi dari hadapan Hanum.

Denga berat hati akhirnya Steven pun berjalan pergi meninggalkan Hanum, Steven benar-benar sangat hancur melihat bagaimana keadaan Hanum saat ini tapi melihat kebencian Hanum padanya membuat Steven tidak berani untuk mendekati Hanum apalagi Hanum yang mengancam akan loncat dari atas jembatan. Steven tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepada Hanum.

"Baiklah, ayo kita pergi tapi setelah Hanum merasa tenang aku akan kembali menemui nya,"

"Tentu saja, Stev. Biarkan Hanum merasa tenang dulu, kita akan menemui Hanum lagi nanti." jawab Edward lalu mereka berdua pun pergi meninggalkan Hanum.

Melihat Steven yang sudah pergi, Hanum tampak berlari menuju ke rumah nya. Saat ini orang yang paling di benci oleh Hanum adalah Steven karena Steven kini hidup nya hancur. Hanum bukan hanya kehilangan anak nya tetapi juga Ibu yang dia miliki di dunia ini dan kini hanya Rika lah yang menjadi penyemangat bagi hidup Hanum.

Kini Hanum pun langsung masuk ke dalam rumahnya dan membereskan semua barang-barang nya. Ayu yang saat itu ingin menemui Hanum tidak sengaja melihat Hanum yang sedang membereskan barang-barangnya.

"Hanum, kamu mau pergi kemana?" tanya Ayu sambil duduk di samping Hanum.

"Ayu, aku tidak mau tinggal di sini. Aku tidak mau bertemu dengan lelaki itu, aku tidak mau berurusan dengan dia lagi, Ayu,'' kata Hanum menangis ketakutan.

"Siapa maksud kamu, Hanum?"

"Steven, tadi aku bertemu dengan dia. Aku tidak mau bertemu dengan dia lagi, aku mau pergi dari sini. Aku mohon Ayu bawa aku pergi dari sini, bawa aku kemana saja asalkan aku tidak bertemu dengan lelaki itu. Aku takut, hiks hiks,"

"Hanum, kamu tenang dulu," Ayu berusaha untuk menenangkan Hanum yang saat ini tengah menangis histeris.

Kini Ayu membawa Hanum untuk tinggal di rumah nya karena Ayu khawatir bahwa Hanum akan melakukan sesuatu yang tidak di inginkan. Melihat Hanum yang sejak tadi ingin pergi dari desa ini karena Hanum takut jika nanti Steven akan datang menemui nya membuat Ayu tidak punya pilihan lagi selain membawa Hanum untuk kembali ke kota tetapi di tempat yang berbeda untuk bersembunyi dari Steven.

"Kamu berangkat dulu saja, aku mungkin besok pagi aku akan menyusul kamu. Kamu tidak perlu khawatir karena saat kamu tiba di kota nanti Feni akan menjemput kamu," kata Ayu sambil memberikan barang-barang nya kepada Hanum.

"Iya Ayu, terima kasih banyak Ayu karena kamu sudah membantu aku,"

"Iya, jangan lupa ya setelah tiba di kota kamu langsung hubungi aku,"

"Iya, aku pergi dulu ya Ayu," pamit Hanum kepada Ayu lalu Hanum pun masuk ke dalam mobil yang akan membawa dirinya pergi ke kota.

Di tengah perjalan Hanum bersama beberapa penumpang lain nya yang akan pergi ke kota tidak sengaja melihat seorang wanita yang seperti kedinginan lalu Hanum memberikan jaketnya untuk dia pakai.

"Kamu kedinginan ya, kamu pakai jaket nih," kata Hanum sambil memberikan jaket nya.

"Tidak terima kasih, nanti kamu malah yang kedinginan,"

"Tidak apa-apa, pakai saja. Lagian pakaian ku sedikit tebal jadi aku tidak akan kedinginan." jawab Hanum lalu wanita itu pun memakai jaket yang di berikan oleh Hanum.

Mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi di kegelapan membuat sang supir tidak melihat bahwa di depannya ada sebuah truk yang juga melaju cukup kencang. Karena tidak bisa menghindari lagi akhirnya mobil itu oleng dan masuk ke jurang. Hanum dan penumpang lain nya pun ikut masuk ke dalam jurang dengan teriakan ketakutan.

"Tolong!" teriak mereka semua saat mobil itu jatuh ke dalam jurang.

Sedangkan di tempat lain, saat ini Steven yang tengah meminum secangkir kopi tiba-tiba tidak sengaja menjatuhkan cangkir nya sehingga membuat kopi nya berserakan di atas lantai.

PPRRAANGG!

"Hanum?" Steven langsung memanggil nama Hanum.

Steven melihat ke arah cangkir kopi nya yang sudah berserakan di lantai.

"Ada apa dengan ku? Kenapa jantung ku tiba-tiba berdebar seperti ini?" gumam Steven di dalam hatinya dengan perasaan gelisah.

Karena merasa tidak tenang, Steven pun memutuskan untuk pergi menemui Hanum. Saat ini Steven tengah menginap di salah satu rumah yang berada di desa Hanum karena Steven masih mengkhawatirkan tentang keadaan Hanum.

"Stev, kau ingin pergi kemana?" tanya Edward yang melihat Steven menaiki sepada motor nya.

"Aku ingin pergi menemui Hanum," jawab Steven lalu menyalakan kunci motor nya.

"Tapi ini sudah tengah malam Stev, bisa saja saat ini Hanum sedang beristirahat,"

"Aku tidak peduli. Sekarang aku ingin melihat bagaimana keadaan Hanum." jawab Steven lalu dia pun menyalakan sepada motor nya berniat untuk pergi menemui Hanum.

"Stev, aku ikut dengan mu." Edward langsung naik sepeda motor bersama dengan Steven.

Setelah tiba di rumah Hanum, Steven sama sekali tidak melihat ada orang di dalam rumah Hanum karena kondisi rumah Hanum yang gelap gulita jadi Steven pun memutuskan untuk menemui Ayu di rumahnya yang tidak jauh dari rumah Hanum.

"Dimana Hanum?" tanya Steven saat dia bertemu dengan Ayu.

"Kamu sudah gila ya, malam-malam seperti ini kamu datang ke rumah ku hanya untuk menanyakan keberadaan Hanum," Ayu tampak marah melihat kedatangan Steven di rumahnya.

"Jawab aku, diman Hanum?" Steven terlihat tidak sabar menanyakan keberadaan Hanum.

"Hanum sudah pergi, dan kamu tidak akan pernah bisa menemui lagi," jawab Ayu dengan nada tegasnya.

"Pergi? Pergi kemana dia?" tanya Steven menatap tajam ke arah Ayu.

"Aku tidak akan memberitahukan dimana Hanum berada,"

Saat Ayu dan juga Steven berdebat tentang Hanum tiba-tiba ponsel milik Ayu berdering.

"Hallo? Apa? Hanum kecelakaan?" kata Ayu dengan ekspresi wajah terkejut begitu juga dengan Steven.

"Tidak!" Steven langsung terdiam saat mendengar Ayu yang mengatakan bahwa Hanum mengalami kecelakaan.