Time Travel Diasingkan Setelah Menikah

Yu Yuning berdiri tegas di tengah ruangan sempit yang beraroma darah dan keringat. Matanya memandang orang-orang yang masih tampak linglung setelah kejadian sebelumnya. Padahal ia yakin, Jika ia berbicara dengan Shen Wei lama, tapi mereka masih kemana-mana fikirannya. Ia mengambil napas panjang sebelum berbicara dengan nada penuh otoritas.

“Heeem” ucap Yuning membuat mereka tersadar, dan menatapnya dengan heran.

“Dengar baik-baik,” katanya, menatap ibu mertua, adik ipar, dan para pelayan yang setia pada Shen Wei. “Aku membutuhkan kalian semua untuk membuat lingkaran di sekeliling kami, menghadap ke luar. Tutupi aku dan Shen Wei. Aku akan mulai mengobati Shen Wei, dan tidak ada yang boleh melihat atau mengganggu selama aku melakukannya.”

Perintah itu membuat semua orang terdiam, terutama Xu Kai, pengawal setia Shen Wei. Xu Kai mengerutkan alis, tak bisa menyembunyikan keraguannya. Pasalnya Xuk Kai mengira ucapan Nyonya muda nya ini tidak masuk akal. Tugas nya hanya melindungi Yu Yuning, bukan menuruti perintah seperti ini.

Xu Kai, pengawal setia Shen Wei, mengerutkan dahi. “Nyonya muda, maksud Anda kami berdiri mengelilingi kalian berdua?” tanyanya, penuh keraguan.

Xu Kai menatap jendral Shen Wei yang terbaring tak berdaya, tubuhnya penuh luka dan lebam di sekujur tubuhnya, bahkan lengannya patah sangat sulit di sembuhkan. Xukai tidak yakin Nyonya Muda nya tahu cara mengobatinya apalagi tidak ada peralatan ataupun perlengkapan medis di penjara ini. Jika salah langkah, nyawa Jenderal bisa dalam bahaya.

Yu Yuning menatap Xu Kai penuh selidik. Ia paham apa yang difikirkan oleh pengawal setia Shen Wei ini. “Iya,” Yu Yuning menjawab cepat. “Aku tidak ingin ada yang melihat, apalagi mengganggu, saat aku mengobatinya. Apa kau meragukanku?”

“Xu Kai, lakukan saja apa yang diminta oleh menantuku,” kata Nyonya Shen. Meski wajahnya penuh kekhawatiran, ada kepercayaan mendalam dalam suaranya. “Dia istri Shen Wei, dan aku percaya dia tahu apa yang terbaik untuk suaminya.”

Shen Ning, adik ipar Yuning, juga menambahkan, “Kakak Xu, kakak ipar pasti punya cara. Percayalah pada dia, seperti kami percaya.”

Xu Kai masih terlihat ragu, tapi pandangannya beralih ke Shen Wei yang, meskipun lemah, menganggukkan kepala sebagai tanda persetujuan. Tarikan napas berat terdengar dari Xu Kai sebelum akhirnya ia berkata, “Baiklah, saya akan menuruti perintah Anda, Nyonya Muda.”

Dengan cepat, Xu Kai mengatur para bawahan Shen Wei dan pelayan untuk membuat lingkaran pelindung. Mereka berdiri menghadap ke luar, memastikan tak ada yang bisa mengintip ke dalam.

Yu Yuning berjongkok di sisi Shen Wei, memegang tangannya dengan lembut. Wajahnya yang penuh dengan luka dan lebam membuat dadanya terasa sesak. Ia berbisik lembut, “Shen Wei, kau harus percaya padaku. Aku akan menyembuhkanmu. Tapi, jangan bertanya apa pun selama aku melakukannya. Kau hanya perlu percaya padaku. Oke.”

Shen Wei menatap istrinya dalam diam dan menganggukkan kepala pelan, memberikan kepercayaan penuh pada wanita di hadapannya.

“Terima kasih,” bisik Yu Yuning, sebelum memulai pekerjaannya.

Yu Yuning melirik sekeliling untuk memastikan semua orang mematuhi perintahnya. Setelah yakin tidak ada yang melihat, ia mulai bekerja. Dengan gerakan hati-hati, ia memasukkan tangannya ke dalam lengan bajunya, sebuah alibi yang sempurna untuk mengambil berbagai alat dan bahan dari ruang angkasanya.

Dari ruang angkasa, ia mengeluarkan beberapa alat modern, seperti antiseptik, kain kasa steril, serta salep penyembuh luka. Ia juga membawa air spiritual yang telah ia Simpan dalam botol kuno yang sesuai dengan zaman ini. Hanya dengan sekali perintah di fikirannya, semua yang ia mau keluar.

Langkah pertama, Yu Yuning memulai dengan membersihkan luka-luka Shen Wei yang dipenuhi darah kering dan kotoran. Menggunakan kapas yang sudah dicelupkan ke dalam antiseptik modern, ia dengan lembut mengusap setiap luka akibat cambukan di punggung dan bagian tubuh yang lain, membuat napas Shen Wei tercekat, tapi ia tidak berhenti.

Setiap kali Shen Wei meringis karena rasa perih, tapi tidak mengeluh. Yuning berbisik lembut, “Maafkan aku, ini pasti perih, tapi aku harus melakukannya.” kata Yu Yuning sambil terus bekerja.

Setelah memastikan luka-lukanya bersih, Yu Yuning memeriksa tulang lengan Shen Wei yang patah, tangannya terasa dingin saat menyentuh kulitnya. “Ini akan sedikit sakit, tapi itu hanya sebentar.” bisiknya lembut.

Shen Wei hanya mengangguk. Tanpa ragu, Yuning memanipulasi posisi tulang dengan gerakan cepat namun hati-hati, memastikan segalanya kembali pada tempatnya. Shen Wei meringis, tapi tetap diam, percaya penuh pada istrinya.

“Beruntung aku adalah master hal yang menyangkut tulang belulang ini, kau beruntung bertemu denganku Shen” ucap Yu Yuning dalam hati.

Yu Yuning mengambil air spiritual dari ruang angkasanya dan menuangkannya sedikit demi sedikit ke luka-luka Shen Wei. Air itu berkilauan samar, menyerap masuk ke dalam kulit Shen Wei. Setiap tetesan yang mengenai luka, darah berhenti mengalir, dan jaringan yang rusak mulai menyatu kembali.

Ia juga menuangkan beberapa tetes ke cangkir kecil, lalu mendekatkan cangkir itu ke bibir Shen Wei. “Minumlah ini, ini membantu tubuhmu pulih lebih cepat.” katanya lembut.

Shen Wei mencoba menelan, tetapi tubuhnya terlalu lemah untuk menggerakkan tenggorokannya. Air itu hanya mengalir keluar dari sudut bibirnya.

Yu Yuning berpikir cepat. Jika dibiarkan, air spiritual itu akan sia-sia. Dengan keberanian yang tiba-tiba, ia meminum air itu terlebih dahulu, lalu mendekatkan bibirnya ke bibir Shen Wei, mentransfer cairan itu langsung ke mulutnya.

Shen Wei tersentak kaget. Ia menatap Yu Yuning dengan mata melebar, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Yu Yuning, di sisi lain, merasa wajahnya memanas. Di masa modern, tindakan seperti ini biasa dilakukan dalam situaIsi darurat. Tapi sekarang, dengan Shen Wei menatapnya seperti itu, ia merasakan jantungnya berdebar lebih cepat.

“Apa kau sudah bisa menelannya sekarang?” tanya Yu Yuning, berusaha mengalihkan rasa malunya.

Shen Wei akhirnya mengangguk pelan dan menelan air itu. Setelah itu, Yu Yuning mengulangi tindakan tersebut sekali lagi untuk memastikan Shen Wei mendapatkan cukup air spiritual.

Beberapa saat setelah air spiritual masuk ke tubuh Shen Wei, perubahan mulai terlihat. Warna lebam di wajahnya mulai memudar, napasnya menjadi lebih stabil, dan luka-luka di tubuhnya perlahan mengering. Tubuhnya, yang sebelumnya terasa dingin, mulai hangat.