cerita ini adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Aulia. Dia diberi kesempatan hidup sang pencipta untuk memperbaiki hidupnya yang selalu menderita. Bagaimana kisah Aulia dalam hidupnya yang kedua.
Apabila ada kesamaan nama dan tempat itu tidak ada unsur kesengajaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Mas sudah ijin sama mandor kamu?. "
"Sudah, aku sudah melakukan pesan singkatnya dengannya."
Aulia menyiapkan surat-surat yang diperlukan untuk mencairkan surat asuransi itu.
Diperjalanan Aulia mendengar banyak panggilan, namun saat dia menoleh hanya suara kendaraan yang ada.
"Aulia, kamu mendengar sesuatu lagi. " Tanya Arya lirih.
Aulia hanya mengangguk.
"Bagaimana kalau kita ke tempat guru?. " Ucap Arya pad istrinya.
"Baiklah, kita pergi nanti setelah urusan kita selesai. "
Aulia dan Arya telah sampai setempat itu.Disana dia mendaftar dan mendapatkan nomor antrian.Aulia mengamati banyak orang. Ini pertama kalinya dia bertemu orang lain selain tetangganya.
Semuanya duduk berhimpitan ditempat itu. Hampir dua jam Aulia menunggu giliran. Saat nomornya di panggil dan melakukan wawancara, Aulia menjawab sesuai dengan kata hatinya.
Dia juga bingung kenapa mampu menjawab dan berkomunikasi dengan orang yang begitu hebat seperti mereka.Satu jam kemudian akhirnya selesai.Sejumlah uang akan ditransfer ke rekeningnya. Untung sebelumnya dia membuat nomor rekening baru dengan aplikasi di handphone dirinya.
Bagi Arya uang yang ada di catatan Asuransinya itu terbilang banyak.Dia tidak menyangka kalau istrinya mempunyai uang segitu.
"Mas, kamu coba sewa sawah ya tiga tahun gitu. "
"Baiklah, kalau itu maumu. "
"Kamu lapar kan, kita cari tempat untuk makan dulu baru kita pulang. "
"Kita ke tempat itu. " Ucap seseorang sambil menunjuk salah satu rumah makan yang ramai pengunjungnya.
Aulia dan Arya keduanya terdiam.
"Aulia, kamu lihat sesuatu?. "
"Tidak, hanya saja rumah makan itu aku tidak suka. Aku tidak mau makan disana.Hatiku merasakan keengganan dan mataku seakan kabur melihat warung itu."
"Asal kamu tahu Aulia. Disana itu punya sesuatu yang tidak baik. Sudahkah kita makan ditempat lain agak jauh sedikit. "
Aula mengangguk.
Mereka berhenti disebuah warung buang agak sepi.Cuma ada pembeli satu dua orang saja.
"Kita makan disana mas, entah kenapa aku merasakan rumah makan itu sejuk dan pandangan aku tidak kabur. "
"Baiklah kita makan disana. "
Setelah memesan makanan disana, mereka melanjutkan mengobrol lagi.
"Kita jadi ke tempat guru kita? "
"Tentu mas, kita akan mampir kesana, sebelumnya kita ke ATM bank disebelah rumah sakit tadi ya. "
"Memangnya kamu mau kesana?. "
"Sekalian aku mau ke bank yang baru kubuka kemarin lewat online. "
"Siapa tahu uangnya sudah masuk besok, " Ucap Aulia dengan tersenyum.
Arya menuruti semua keinginan istrinya jari ini.Dia tersenyum melihat Aulia yang sangat cantik dengan memakai kerudungnya.Aulia merasa ada yang memandangi dirinya dan dia menatap kearah suaminya.Perasaan tentang dirinya pada suaminya semakin yakin.
"Kenapa aku merasa seperti orang yang baru jatuh cinta, padahal menurut semuanya aku seharusnya sudah menikah dengan Arya cukup lama. "
Hampir satu jam mereka dirumah makan itu.Mereka merasakan kesejukan di tempat itu.Saat melewati sebuah ATM, Aulia mencoba membuka ATM yang ada di amplop itu.Tertera sepuluh juta rupiah. Dia mencoba mengambil uang secara keseluruhan dan hanya tersisa tujuh puluh lima ribu.
"Sebaiknya ATM ini ku buat menjadi nol dan aku tidak mau menggunakan ATM ini." Batin Aulia.
"....... "
"Aulia kenapa diam saja, ATMnya kosong. Sudahlah mana mungkin ada isinya.Kita jadi ke bank yang kamu buat itu. "Ucap Arya lirih.
Aulia hanya tersenyum dan mengangguk nada Arya suaminya.
Dia berpikir, tidak baik membicarakan hal ini ditempat umum.Aulia pergi ke tempat mini market didekatnya.Dia membeli perlengkapan rumahnya dan membeli beberapa keburuhan.Hingga dia mengosongkan seluruh uang yang ada.
Kebetulan Bank yang dituju dekat dengan pesantren tempat gurunya berada.Dia memproses data dan meminta Buku tabungan dan ATM yang baru disana.
"Maaf, aku mau tanya saya kan sudah buat tabungan dan sudah ada nominal uang disana. Boleh kalau aku meminta buku tabungan dan ATM, " Ucap Aulia pada Satpam dibank itu.
"Sebentar, saya kasih nomor antrian dan nanti tunggu sampai nomornya dipanggil. "
Setelah menunggu beberapa nomor didepannya akhirnya Aulia mendapatkan giliran.Proses pembuatan yang tidak lama membuat Aulia cepat selesai.
"Saya cuma mau mengkonfirmasi kan saja, nanti kalau buku tabungan habis bisa membuat ditempat yang terdekat. Saya lihat nona membuatnya lumayan jauh dari tempat tinggalnya. "
"Iya kak, sewaktu aku membuatnya aku cuma asal klik saja.Untung di sini dekat rumah guruku jadi tidak mengapa. "
"Kak kalau aku menabung sekalian masih antri tidak?. "
'Karena disini sekalian saya bantu prosesnya. "Aulia menabung sebagian uangnya di bank.
Arya yang melihat Aulia mengeluarkan uang lima juta membuat dia terkejut.Namun dia hanya terdiam saja.
Setelah proses selesai Aulia menuju ke sebuah masjid di pesantren.Dia memasukkan sejumlah uang didalam masjid itu.
"Mas, kita langsung cari guru. Semoga saja ada, kita juga tidak janjian hari ini. "
Mereka berdua ke tempat guru mereka.Disana Aulia dan Arya sudah ditunggu seseorang.
"Kalian sudah datang, sebaiknya kalian duduk. Aku tahu ada yang akan kalian tanyakan. " Ucap guru mereka.
"Guru, kenapa mataku kadang kabur melihat sesuatu dan a kadang terang benderang.Selain itu aku merasakan kadang menari. "
Arya sedikit terkejut mendengar ucapan istrinya. Dia tidak pernah melihat semua ini.Selam beberapa minggu ini dia hanya melihat istrinya rajin beribadah.
"Sebenarnya, kamu mempunyai beberapa kodam. "
"Satu kodam sudah menunjukan dirinya, dia berasal dari keluarga kamu. "
"Selain menari apa yang kamu lakukan."
"...... "
"Aku tidak melakukan apapun, tapi aku cuma teringat kaluar saat kejadian di sebuah rumah itu aku bernyanyi.Selain itu dia membantu aku untuk melawan banyak hal. Aku tidak ingat bapak itu. "
Helaan napas Guru mereka.
"Kodam ini datang dengan sendirinya,dia berasal dari nenek kamu. Dia suka menari dan bernyanyi kalau tidak salah dia seorang sinden. "
"Apa itu akan berpengaruh padaku?.
" Tidak akan, dia hanya ingin membantu kamu saja.Dia itu diminta nenek kamu sewaktu kamu masih kecil."
"Kenapa semuanya baru muncul?. "
"Jangan terlalu dipaksakan, suatu saat kamu akan tahu sendirinya."
"Aku kan mencoba membangunkan dan berbicara dengan kodam ini. "
Guru itu melafalkan sesuatu dan tiba-tiba saja Aulia merasakan rasa kantuk namun matanya bisa mengingat sesuatu.Dia menari dengan gemulai dan menyanyikan tembang jawa.
Arya sedikit terkejut dengan tindakan Aulia.
"Namun kamu siapa?, ini muridku Aulia akan bicara padamu."
"Panggil saja namaku kencana.Aku sudah mengikuti dia lama. Lantunan yang sering dia baca membuat aku tenang.Selama ini aku tidak keluar karena dia tidak dalam keadaan genting."
"Indra dia sudah terbuka cukup lama, sayang dua salah mendapatkan pengarahan hingga dia melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya."
"Hati dan pikirannya belum menyatu, Kami terbangun saat dia dalam bahaya. "
"Aku akan muncul bila dipanggil.Aku hanya menolongnya jika dia membacakan bacaan seperti dulu lagi. "