seorang gadis yang bernama Abigail Clancy Robinson dia adalah cucu satu satunya dari keturunan Robinson yang akan mewarisi seluruh harta kekayaan Robinson bukan hanya perusahaan dan aset lainnya melainkan klan mafia yang sudah bertahun-tahun dipimpin oleh Robinson.
Gisel adalah gadis yatim piatu kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan besar yang terjadi dan ternyata itu adalah ulah dari saudara angkatnya, karena harta dan kekuasaan yang akan diwariskan kepada ayah dari Abigail ini saudara angkatnya pun menjadi iri dan ingin memiliki semuanya.
ancam demi ancaman pun dilakukan bahkan teror selalu ditujukan untuk gadis kecil itu,namun karena pelatihan yang sangat keras membuat gadis itu dewasa sebelum waktunya,hingga suatu hari orang yang seharusnya menjadi pelindung bagi gadis itu ternyata menorehkan luka traumatis yang sangat dalam hingga dia sangat anti terhadap laki-laki.
namun kedatangan Maverick sang bodyguard yang dipilihkan kakeknya untuk nya membuat pandangan berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lima belas
Saat ini Abigail tengah berada di perusahaan miliknya sedangkan diluar ruangan nya nampak Maverick masih setia dimeja kerjanya sambil mengerjakan pekerjaan yang diberikan gadis itu padanya.
Abigail sengaja memberikan banyak pekerjaan pada Maverick agar pria itu tidak hanya berdiri didepan ruangannya atau bahkan berdiri disamping belakangnya.
" Sejujurnya aku rindu om... Tapi... Aku belum bisa memaafkan perbuatan mu,entah itu atas kendali orang lain atau murni perbuatan mu" tangan gadis itu mengepal kuat sampai buku bukunya memutih pucat.
Abigail tidak seperti gadis gadis pada umumnya yang memanjangkan kuku jarinya dia bahkan tidak menyukai jika ada satu kukunya sudah mulai panjang itu sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dia.
Krekk
Terdengar geseran kursi diruangan itu nampak Abigail berdiri hendak keluar tapi dia enggan keluar melewati pintu depan jadi dia pergi keruang pribadinya disana sudah terhubung dengan pintu menuju keluar tanpa ada seorangpun yang tahu.
Abigail mendesain ruang pribadinya dengan sedemikian rupa yang merangkap dengan dilengkapi kamar dan almari disana, sedangkan dibelakang almari itu terdapat pintu rahasia menuju keluar dan terdapat lift yang akan menuju kebawah dan langsung ke parkiran mobil khusus CEO.
Setelah keluar dari sana Abigail mendesah lega, lega bisa lepas dari sosok Maverick.
Senyum Abigail mengembang kala dilayar ponselnya sudah ada kiriman dari anak buahnya yang melaporkan kalau saat ini Johannes tengah berada di perusahaan xxx.
" Hhhmmm.... Setelah mengacaukan malamku kau mau bersenang-senang sendiri heum...." Seringai Abigail terlihat menyeramkan jika ada yang melihatnya.
Hacih
Hacih
" Waduh siapa yang lagi ngomongin gue yah??" Gumam Johannes sambil menggosok gosok hidung nya yang sedikit gatal.
Tak
Tak
Jari jemari Johannes dengan lihai menari nari diatas keyboard komputer didepannya setelah beberapa saat kemudian enter.
" Dapat... " Melihat hasil kerjanya kedua mata Johannes spontan membola sempurna.
" Bang*** kenapa elo gak ngomong sama gue zal... Berani sekali elo menyembunyikan ini dari gue bang***... Kita lihat sampai mana itu jala** menari nari diatas penderitaan elo.
Johannes meraih ponsel yang tergeletak disamping komputer nya dia mencari cari nama seseorang dan tak lama kemudian dia menemukan nama seseorang yang akan melakukan tugas yang akan dia suruh.
Johannes menyeringai lebar " saatnya bermain bicth... Gue akan sangat senang melihat kehancuran Lo dan,,, Gue akan bikin kejutan yang sangat menarik dan dijamin elo akan memohon agar diberikan kematian dengan cepat... " Gumam Johannes,Segera laki laki itu mendial nomor yang dituju guna melancarkan aksinya.
" Hallo bosss..." Jawab seseorang diseberang sana,tanpa lama lama pria diseberang sana mengangkat telepon darinya. Karena dia adalah salah satu anak buahnya.
" Ada tugas buatmu... Lakukan dengan baik dan jangan ada kesalahan sedikit pun,akan aku kirim lewat email ,. Tutt"
Tanpa menunggu lebih lama lagi Johannes segera mengirim tugasnya pada salah satu anak buahnya, lalu pria itu menyandarkan kepalanya dikursi kebesarannya.
Brakk
" Anj**ng,. Bang***... Siapa yang berani Mendo.... Eh Abi... A ada apa Bi....??" Johannes memelankan suaranya setelah dia mengumpat tanpa tahu siapa pelaku yang membuka pintu ruang kerjanya dengan kasar.
Tangan pria itu menutupi mulut nya takut keceplosan lagi dan berakhir dia akan tewas ditangan sepupunya ini.
" Menurut mu..." Tukas Abigail dengan menyorot tajam kearah pria itu.
Glekk
" Kan sudah aku jelaskan Bi.... Laki laki itu memaksa dan dia mengancam akan membunuhku kalau aku tidak memberikan mu padanya,. Bahkan dia..." Tangan Abigail diangkat keatas menandakan agar Johannes tidak meneruskan kalimatnya.
" Selidiki dia,.. " Abigail memberikan sebuah foto seorang wanita pada Johannes.
Dengan cepat Johannes mengambil foto yang dilemparkan Abigail diatas mejanya, dia tahu kalau gadis ini bisa saja mengerjakan nya sendiri,tapi gadis ini terlalu malas berlama-lama didepan komputer nya.
" Lakukan dengan cepat dan seperti biasa... Aku tidak mau ada kesalahan sedikit pun jangan memberikan celah pada jala** ini, setelah berhasil menangkap nya taruh diruang bawah tanah milikmu..." Perintah Abigail sarkas.
" Oke sepupu..." Dan ternyata Johannes kini sudah berkutat dengan layar komputer nya.
" Hari ininjuga aku tunggu hasilnya... " Tukas Abigail.
Krekk
Gadis itu berdiri lalu pergi meninggalkan Johannes yang saat ini tengah fokus dengan layar komputer nya.
" Aku masih belum memaafkanmu Jo..." Lanjut Abigail sebelum dia menarik tuas pintu ruang kerjanya.
" Oke siap..." Jempol Johannes angkat keatas dengan semangat.
Abigail tak menggubris Johannes tanpa banyak kata diapun berlalu dari sana, tanpa menoleh lagi kini gadis menghilang dari sana. Setelah kepergian Abigail Johannes bernafas lega setidaknya dia sudah tidak lagi merasa terintimidasi oleh sepupunya itu.
" Bagaimana mungkin gadis itu mempunyai aura yang sangat menyeramkan... Sungguh benar-benar menakut kan,. " Gumam Johannes.
Tanpa sadar Johannes meraih ponselnya lalu menghubungi seseorang di suatu tempat, namun belum sempai laki laki itu menemukan kontak yang dimaksudkan dering ponsel berbunyi nyaring.
Johannes tersentak kaget sampai sampai pria itu hampir saja membanting ponselnya.
" Astagaaa... Jantung gue bisa bisa udah gak lama lagi berdetak,.. gara gara ketakutan akan Abigail Johannes jadi parno sendiri sering kaget sering merinding dengan tiba-tiba.
Jantung juga sering berdebar debat tanpa sebab jika dering ponsel tiba-tiba berbunyi nyaring, kini tangannya tengah mengelus dadanya berkali-kali.
" Nampaknya gue harus mencari jantung cadangan deh jika sewaktu-waktu nih jantung lepas dari tempatnya..." Namun kini setelah dering ponsel berhenti lekas Johannes mengambil ponselnya lagi untuk segera melihat siapa yang sudah menelepon nya.
" Om Caesar...." Johannes mengerutkan keningnya namun tak lama kemudian pria itupun mengangkat memanggil kembali dan tak lama kemudian panggilan pun diangkat.
" Maaf om... Jo gak tahu kalau om telepon tadi... " Bohong Jo. Dia tak mau ketahuan oleh pria matang diseberang sana kalau saat ini dia sangat takut pada gadis yang dicintainya baik dulu maupun saat ini.
Namanya adalah Julius Caesar dulu dia adalah orang kepercayaan ayah dari Abigail dan juga orang kepercayaan kakek Robinson, tapi karena suatu tragedi Caesar menjauh dari keluarga Robinson agar gadis itu yang tak lain adalah anak didiknya juga selaku gadis yang paling dicintainya agar aman, pria matang itu hanya mampu menjaganya dari jauh dan senyap
" Tidak apa apa... Bagaimana kabar dia ,.. " tanya Caesar disana terdengar suara berat sedikit khawatir pada gadis yang tak lain adalah Abigail.
" Dia baik baik saja om... Dan makin cantik makin imut juga makin.... Kejam tentunya" Caesar terkekeh pelan disana ternyata gadis itu masih sama seperti dulu dan itulah yang membuat Caesar tertarik pada gadis itu.
" Syukurlah..." Sahut Caesar selanjutnya.
" Aku ada tugas dari tuan Robinson Jo .. mungkinlama aku tak kembali,dan selama aku masih belum kembali aku minta kau selalu melaporkan apapun padaku, dan aku akan mengirim kan beberapa pengawal bayangan untuk gadisku..." Johannes merasakan firasat yang tak baik baik saja dibalik semua ini, semoga saja itu hanya firasat nya saja.
Johannes segera menepis rasa tak enak itu dia mencoba berpikir positif thinking saja agar semuanya tetap baik baik saja.
" Om... Hati hati yah..." Sela Johannes sendu
" Ehhmmm.... Aku tutup Jo,..." Pamit Caesar.
" Iya hati hati om... Tutt" setelah ponsel mati Johannes nampak berpikir.
" Kasihan om Caesar... Hhhhhhh,,,, " Johannes mendesah kasar.
