Setelah menikahi Ravendra Alga Dewara demi melaksanakan wasiat terakhir dari seseorang yang sudah merawatnya sejak kecil, Gaitsa akhirnya mengajukan cerai hanya dua bulan sejak pernikahan karena Ravendra memiliki wanita lain, meski surat itu baru akan diantar ke pengadilan setahun kemudian demi menjalankan wasiat yang tertera.
Gaitsa berhasil mendapatkan hak asuh penuh terhadap bayinya, bahkan Ravendra mengatakan jika ia tidak akan pernah menuntut apa pun.
Mereka pun akhirnya hidup bahagia dengan kehidupan masing-masing--seharusnya seperti itu! Tapi, kenapa tiba-tiba perusahaan tempat Gaitsa bekerja diakuisisi oleh Grup Dewara?!
Tidak hanya itu, mantan suaminya mendadak sok perhatian dan mengatakan omong kosong bahwa Gaitsa adalah satu-satunya wanita yang pernah dan bisa Ravendra sentuh.
Bukankah pria itu memiliki wanita yang dicintai?
***
"Kamu satu-satunya wanita yang bisa kusentuh, Gaitsa."
"Berhenti bicara omong kosong, Pak Presdir!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Direktur Baru
Hari pertama di pekan itu dimulai dengan perkenalan Direktur Utama yang baru. Terjadi berbagai bisikan hampir di seluruh divisi setelah tahu siapa orang yang ditunjuk Ravendra menjabat posisi tertinggi di perusahaan.
Putra bungsu JM Entertaiment yang terkenal karena berita negatif dan skandal, menjadi Direktur Utama di perusahaan yang baru saja akan bangkit dari keterpurukan? Itu pun dipilih langsung oleh Presdir Dewara Grup?
Ravendra tahu keputusannya akan menyebabkan keributan, tapi tidak menyangka situasinya akan lebih panas saat seluruh gedung rasanya hanya membicarakan tentang Daniyal saja.
Pria yang menjadi pusat perhatian hari ini, sedang duduk santai di kursi putar yang akan secara resmi menjadi miliknya beberapa menit lagi. Pria dengan setelan jas dan celana bahan biru tua itu benar-benar memiliki pesona yang sulit ditolak.
Rambut segelap malam dengan tatapan tajam dan rahang tegas itu menjadi dambaan setiap wanita. Pria itu biasa menerima berbagai atensi yang ditujukan padanya setiap kali ke luar. Meski begitu orang-orang tidak tahu cassanova yang menghancurkan banyak hati itu adalah putra bungsu keluarga Zaidan.
"Mantan istrimu masih akan bekerja di sini?" Daniyal bangkit dari kursi yang sejak lima belas menit lalu diduduki sambil berputar-putar, menghampiri Ravendra yang pagi-pagi sudah sibuk di depan laptop.
"Hem," jawab Ravendra singkat.
Daniyal mengerutkan alis, "Pastinya kalian tidak akan rujuk seperti omong kosong yang dibicarakan saat konferensi pers, kan?" ledeknya.
Ravendra meletakkan laptop di meja, menatap pria yang memiliki tatapan tajam namun dipenuhi ejekan. "Kenapa? Ini pertama kalinya Tuan Daniyal yang terhormat ingin tahu urusan orang lain?" sindirnya, membuat pria lain di ruangan itu terkekeh.
"Bagaimana mengatakannya, ya?" Daniyal menopang dagu, "Mantan istrimu sangat cantik dan sepertinya sulit untuk diabaikan," katanya dengan seringai lebar.
"Jangan menyamakannya dengan para wanita yang biasa kau tiduri," sanggah Ravendra sedikit tidak terima. Cara pria di hadapannya mengatakan 'sulit diabaikan' dipenuhi senyum amoral.
"Mau bertaruh?" tantang pria bersurai gelap yang sedikit memajukan tubuh dan mengulurkan tangan, mengajak Ravendra menyetujui taruhan dadakan mereka.
"Tidak perlu bertaruh pun aku sudah tahu kau akan gagal," tutur Ravendra percaya diri.
Daniyal menaikkan sebelah alis, agak aneh mendengar temannya yang paling anti dengan wanita membela seseorang. Setahunya Ravendra tidak pernah menganggap wanita adalah makhluk hidup kecuali adiknya. Ah, pria itu bahkan tidak mengenalkan adiknya pada Daniyal sama sekali, tapi malah menikahkannya dengan Alan.
Memang sih, Daniyal bukan tipe pria suci seperti teman-temannya. Ia mengakui kalau wanita baik seperti Ravasya memang tidak cocok untuknya. Tapi, Gaitsa? Wanita itu terlihat seperti anak-anak konglomerat lainnya, jadi pasti dunia malam juga merupakan hal lumrah baginya.
"Coba katakan, kalau aku berhasil menidurinya, apa yang akan Tuan Ravendra lakukan?" tanya Daniyal sambil bersedekap setelah menarik uluran tangannya yang diabaikan.
"Apa yang akan kulakukan? Tentu saja aku akan mendorongmu dari jurang," jawab Ravendra tegas.
Raut serius pria di hadapannya membuat Daniyal kembali mengernyit bingung. Ada apa sih dengan temannya satu ini? Jangan bilang ia jatuh cinta pada mantan istrinya? Dengan wanita yang ia benci hampir seumur hidupnya? Seseorang yang merebut atensi Mahendra dan menggantikan posisi Ravasya di kediaman Dewara itu?
"Kenapa? Bukannya aku akan menikahinya, kan? Kau yang paling tahu kalau aku tidak pernah memanaskan ranjangku dengan wanita yang sama."
"Kau baru saja mengatakan alasannya!" ujar Ravendra sebelum menghela napas dan memijit kening. "Aku bisa terima kalau kau mau menikahi dan membuatnya bahagia, tapi Yang Mulia Daniyal di depanku ini tidak pernah tidur dengan wanita yang sama dua kali." Ravendra melanjutkan dengan gusar.
"Kau ...." Daniyal menggantung ucapannya, "Benar-benar jatuh cinta dengannya, ya?" tanyanya sedikit tidak percaya.
Bayangkan! Seorang Ravendra yang memiliki julukan Titisan Aprodite itu jatuh cinta pada seseorang? Pria yang seumur hidupnya tidak pernah terlibat dunia malam. Orang suci yang akan abai meski ada bidadari paling cantik dan seksi di ranjangnya.
"Jatuh cinta apanya," Ravendra bergumam seraya mengambil kembali laptop yang ia letakkan di atas meja. Netra coklatnya melirik waktu yang tertera, lima belas menit tersisa sebelum rapat serah terima jabatan dimulai. Pria itu segera mematikan laptop dan menutupnya.
"Ayo pergi, Pak Direktur!" ajak Ravendra setelah memasukkan laptopnya ke dalam tas.
"Tidak suka membayangkan wanita itu hanya dijadikan pemuas nafsu satu malam atau tidak rela melihatnya menangis karena ditinggalkan setelah digunakan sekali. Bukankah jelas kalau kau sungguh mencintainya?"
Ravendra yang sudah berdiri di ambang pintu dan membelakangi Daniyal, mencengkram erat pegangan pintu hingga buku jarinya memutih. Ravendra adalah orang yang melakukan itu, pria yang meninggalkan Gaitsa setelah digunakan sekali. Orang jahat yang membiarkan wanita itu merasa direndahkan dan menghadapi kehamilannya sendiri.
Seseorang yang terlalu banyak menyakiti Gaitsa ... apa pantas mengatakan mencintainya?
Daniyal terdiam kaku saat pria berstatus Presdir itu hanya berlalu, mengabaikan kata-katanya. Ia baru pulang ke Indonesia sebulan lalu, berita pernikahan Ravendra juga baru ia ketahui saat skandal itu muncul. Ia tidak tahu penyebab Ravendra tiba-tiba menjadi dekat dengan wanita yang dibenci sejak lama sekali.
Pria yang sering dipanggil Zeus karena memiliki bentuk tubuh sempurna itu mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang.
"Selamat pagi, Tuan."
Telepon langsung diangkat di dering pertama. Pria itu tersenyum puas dengan kinerja seseorang di seberang.
"Gaitsa Thirfa Thafana, cari tahu semua hal tentangnya."
Daniyal langsung menutup panggilan setelah mengatakan apa yang ia inginkan. Pria itu merapikan jas biru tua yang dikenakannya sebelum menyusul Ravendra ke luar.
***
"Kuharap tidak ada peraturan baru yang akan mencekik kita."
Wanita bersurai pendek yang sedang menyesap kopi, terkekeh begitu mendengar doa yang diucap dengan nada putus asa. Wanita itu, Erika, mengangguk menyetujui.
"Aku tidak tahu wajah asli Pak Direktur yang baru, tapi semoga tidak menyebalkan seperti Pak Ravendra," tutur wanita lainnya yang bersandar di pintu masuk.
Mereka bertiga sedang bolos ke pantry selama para Manajer pergi ke ruang rapat untuk serah-terima jabatan Direktur yang baru.
"Aku juga tidak tahu," timpal Erika, "Berita yang tersebar hanya berisi rumor negatif dan skandal, itu pun tidak ada yang benar-benar jelas," ungkapnya sambil berbisik, seolah sedang membicarakan rahasia negara.
"Tapi, tidak ada sanggahan dari JM Entertaiment juga!" seru wanita lainnya bersemangat, "Kudengar ia memiliki aura yang sangat seksi dan panas. Ck aku tidak sabar menyaksikannya sendiri," lanjutnya antusias.
Erika dan satu rekan lainnya menggeleng, membiarkan teman mereka berimajinasi sendiri.
Tapi memang agak aneh ... di balik isu miring dan semua skandal yang melibatkan putra bungsunya, bagaimana bisa keluarga berpengaruh seperti Zaidan tidak melakukan apa-apa?
..rasain akibat bikin wanita sakit hati...bikin dia bucin thor biar ngak arogant