Menceritakan seorang pemuda berasal dari kampung yang mencoba mengadu nasib ke kota, namun sampai di kota dia tidak sengaja melihat seorang gadis yang akan di culik orang berbaju serba hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" Kalian mau kemana.?" tanya anggun setelah ada di depan mereka. Yoga dan syahid pun menghentikan langkah mereka.
" tuan prabu, menyuruhku mengantar dia pulang." jawab yoga sambil menatap syahid. Anggun menjadi bingung dengan ucapan yoga.
" mengantar dia pulang.?" ucap anggun meniru ucapan yoga bagai burung beo.
" kamu belum tau, kalau dia." ucap yoga terhenti karna syahid segera memotongnya agar tidak memberitahu pada anggun, jika dia suami nayla.
" perkenalkan mbak cantik, nama saya syahid, bapak saya teman tuan prabu, jadi tuan prabu baik pada saya sampai beliau menyuruh asistennya mengantar saya pulang." ucap syahid memotong ucapan yoga, dan dia juga memuji anggun yang membuat anggun tersipu malu dengan pujian syahid.
Sedangkan yoga sendiri merasa heran dengan syahid yang sepertinya sedari tadi pagi, seperti menyembunyikan statusnya.
Yoga pun menjadi berpikir jika syahid bukan pria baik baik karna tidak mau mengungkap statusnya yang sudah menikah.
" oh nama kamu syahid, perkenalkan saya anggun, sekertaris nayla pasti mas syahid kenal kan sama anak tuan prabu.?" jawab anggun menerima tangan syahid yang sudah terulur di hadapannya.
" nayla mana? Apa yang tadi pagi sama mbak anggun, maaf saya baru tau jika dia anak tuan prabu. " jawab syahid pura pura tidak mengenal nayla, membuat yoga semakin yakin jika syahid bukan pria baik baik, namun yoga memilih diam karna dia tidak mau membuat keributan di kantor.
" iya yang tadi pagi itu." jawab anggun, syahid pun hanya mengangguk.
" maaf mbak anggun, saya harus pulang sekarang." ucap syahid menatap yoga untuk meminta yoga berjalan.
" ya silahkan, sampai bertemu besok mas syahid." jawab anggun mengedipkan satu mata membuat syahid bergidik dan langsung berjalan.
Syahid terus mengikuti langkah yoga menuju mobil milik yoga.
Saat mobil sudah berjalan yoga yang sedari tadi sangat marah pun segera berucap.
" kenapa tuan menutupi status tuan yang sudah menikah dengan non nayla, apa tuan ingin di sangka masih singgel pada semua gadis.!!" ucap yoga tanpa mengalihkan tatapan dari jalanan. Syahid yang sedang menatap keluar jendela yang tertutup pun menatap yoga dari belakang karna yoga menyuruh syahid duduk di belakang.
" hufft.. Bukan seperti itu maksud ku, nayla sendiri yang tidak ingin semua orang tau jika aku suaminya, kamu lihat sendiri kan penampilan ku seperti apa, mungkin dia malu jika orang tau aku suaminya, dan aku minta kamu jangan kasih tau siapapun." jawab syahid membuat yoga kaget.
" ma-maaf tuan, saya sudah lancang bertanya hal seperti tadi." ucap yoga menyesal, yoga menjadi berpikir pasti tipe idaman nayla yang sederajat dengannya, sedangkan syahid hanya menggeleng sebagai jawaban tidak apa apa.
" ga bisa tidak, kita mampir ke warung yang menjual nasi, aku lapar tadi tidak sempat makan siang." ucap syahid yang merasa perutnya sudah minta di isi.
" kenapa tuan tidak menghubungi saya tadi siang, jika tuan menghubungi saya pasti saya akan bawakan makan siang untuk tuan." jawab yoga dia kaget jika syahid tidak makan hari ini.
" bagaimana aku mau hubungi kamu, aku saja di buat sibuk mengepel lantai berulang ulang kali oleh angga, lagian aku tidak punya nomer kamu bagaimana aku menghubungi kamu." ucap syahid, yoga menggaruk kepala yang tidak gatal karna dia lupa memberi kartu namanya pada syahid.
" ini, tuan simpan kartu nama saya, di situ sudah lengkap dengan nomer telepon saya dan alamat rumah saya." ucap yoga setelah mengambil kartu namanya dari saku jas. Syahid pun menerima kartu nama yang yoga berikan.
" ya nanti aku hubungi kamu, jika aku membutuhkan sesuatu." jawab syahid sambil memasukkan kartu nama yoga ke dalam sakunya.
" kita mau makan di restoran apa tuan." ucap yoga, membuat syahid langsung menatapnya.
" cari rumah makan padang atau warung di pinggir jalan saya ga, jangan kamu bawa aku ke restoran, aku nggak punya uang banyak buat bayar makanan di restoran." Jawab syahid.
" apa tuan prabu tidak memberi anda kartu ATM, maaf tuan jika pertanyaan saya tidak sopan." ucap yoga namun sedetik kemudian dia menyesali ucapan yang tiba tiba dia ucapkan.
" tidak apa apa ga, aku bahkan sama sekali tidak mengharapkan jika papah memberiku sesuatu yang berlebihan, aku tidak mau di anggap memanfaatkan kebaikan orang lain." jawab syahid, yoga tersenyum ternyata syahid tidak seburuk apa yang dia pikirkan, dan entah kenapa yoga menjadi mudah akrab dengan orang yang baru dia kenal.
Karna biasanya yoga tidak banyak bertanya, dia hanya akan mengeluarkan suara saat orang mengajaknya berbicara.
Setelah beberapa menit mereka mencari, akhirnya mereka menemukan warung makan yang terletak tidak jauh dari taman.
" loh aku kira kamu nggak lapar, makanya aku tidak ajak kamu turun." ucap syahid yang melihat yoga juga ikut turun dari mobil dan mengikutinya dari belakang.
" hehehe.. Saya lapar tuan, lagian dari pada saya hanya menunggu sekalian saja saya makan di dalam." jawab yoga menunjukkan giginya pada syahid.
" kamu yakin, mau makan di warung pinggir jalan dengan pakaian seperti itu.?" ucap syahid menatap jas dan sepatu pantofel yang sedang yoga pakai.
" kenapa memang tuan, apa mereka melarang.?" tanya yoga membuat syahid menggeleng kan kepalanya.
" bukan mereka melarang kamu ga, mereka akan bingung melihat orang kaya makan di pinggir jalan, lebih baik kamu buka jas kamu biar nggak terlalu mencolok penampilan kamu." jawab syahid, yoga pun mengangguk mengerti, dia segera melepas jas yang masih menempel di badannya, dan memasukkan kedalam mobil.
" nah seperti ini kan lebih baik." ucap syahid lagi.
" ayo tuan kita masuk sekarang, agar kita tidak malam sampai rumah." ajak yoga yang melihat jam sudah pukul 5 lebih.
" ya sudah ayo, aku juga sudah lapar banget." jawab syahid mengajak yoga, yoga hanya mengangguk mengikuti langkah syahid.
.
.
Setengah jam syahid dan yoga selesai makan, mereka langsung menuju ke mobil, syahid tidak mau jika dia pulang terlambat dan sampai melewatkan menjalankan ibadahnya.
Namun baru saja sampai setengah perjalanan menuju kediaman keluarga Prabu, mobil mereka sudah di hadang dengan 2 sepeda motor yang masing masing di kendarai 3 orang.
" ada apa ga? Kenapa berhenti.?" ucap syahid karna dia sedang fokus bertukar pesan pada adiknya yang ternyata sudah sampai di rumah yang pak prabu berikan pada mereka.
" sepertinya kita dapat masalah tuan, biar saya yang turun, tuan tunggu saja di dalam mobil." jawab yoga sambil menatap seseorang yang sudah menggedor jendela mobil mereka.
" biar aku saja ga, kamu tunggu di dalam." ucap syahid.
" jangan tuan, jika anda kenapa kenapa, saya bisa habis di tangan tuan prabu." jawab yoga melarang syahid.
" percaya lah ga, aku tidak akan sampai terluka jika hanya menghadapi orang seperti mereka." ucap syahid, membuat yoga heran karna dia belum mengetahui jika ilham pandai bela diri.
" saya akan turun, saya akan melindungi anda saat sanda lengah." ucap yoga yang tidak mau hanya tinggal diam di dalam mobil. Syahid pun hanya mengangguk.
Bersambung...