Pasti ada asap, makanya ada api. Tidak mungkin seseorang dengan tiba-tiba membenci jika tidak ada sebab.
Itu yang di alami Adara gadis 25 tahun yang mendapatkan kebencian dari William laki-laki berusia 30 tahun.
Hanya karena sakit hati. Pria yang dulu mencintainya yang sekarang berubah menjadi membencinya.
Pria yang dulu sangat melindunginya dan sekarang tidak peduli padanya.
Adara harus menerima nasibnya mendapatkan kebencian dari seorang yang pernah mencintainya.
Kehidupan Adara semakin hancur dikala mereka berdua terikat pernikahan yang dijalankan secara terpaksa. William semakin membencinya dan menjadikan pernikahan itu sebagai neraka sesungguhnya.
Mari kita lihat dalam novel terbaru saya.
Apakah 2 orang yang saling mencintai dan kemudian berubah menjadi benci. Lalu benci itu bisa kembali berubah?
Terus di ikuti dalam Novel ini. Jangan lupa like, koment dan subscribe.
Follo Ig saya.
ainunharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 Saling Panas.
"Bagaimana menurut tuan William?" tanya Andreas yang melihat William yang sudah tidak konsentrasi lagi.
"Hah iya. Saya setuju," sahut William yay berusaha tenang.
"Selamat malam!" pembicaraan William dan pria itu terhenti ketika mendengar suara seorang wanita. Adara mengangkat kepala dan begitu juga dengan Raka dan istri dari Andreas yang melihat ke arah yang menyapa mereka.
Adara begitu terkejut ketika melihat Katy yang hadir di acara tersebut. Katy seperti biasa berpenampilan yang sangat mencuri perhatian dengan pakaian yang ketat berwarna merah mencolok yang lurus ke bawah dengan belahan sampai ke pahanya. Pakaian itu juga tampak ketat yang memang berpenampilan seperti itu sudah biasa bagi Katy.
William sepertinya tidak mengetahui kalau Katy akan hadir di acara tersebut yang membuat William mengerutkan dahi.
"Untuk apa dia di sini?" Raka bertanya-tanya dengan kebingungan.
"Nona Katy!" sahut pria itu yang berdiri dan begitu juga dengan istrinya. Mereka lihat akrab yang cepika-cepiki.
"Nyonya Maya, saya senang sekali bertemu dengan Anda," ucap Katy dengan ramah.
"Saya pasti juga sangat senang bertemu dengan Anda," sahut Maya.
"Apa Nona sedang menemani tuan William ke acara ini?" tanya Andreas yang membuat istrinya tampak bingung.
"Menemani maksudnya seperti apa?" tanya istrinya.
"Sayang! Apa kamu tidak melihat pemberitaan, bahwa tuan William dan Nona Katy sudah menjalin hubungan lebih dari 1 tahun dan mereka mempublikasikan hubungan mereka," jelas Andreas
Istrinya tampak terkejut yang sepertinya memang tidak mengetahui hal itu.
"Apa iya?" tanya Maya yang memastikan pada pihak yang bersangkutan yang bergantian melihat William dan Katy.
Adara terlihat mulai tidak nyaman dengan pembahasan seperti itu. Jika dikatakan dia tenang, maka itu salah. Adara sangat gelisah dan hanya berusaha untuk tenang.
"Benar sekali tuan! Saya memang datang ke acara ini untuk menemani kekasih saya dan Nonya Maya benar apa yang dikatakan suami Anda. Jika saya dan Adrian menjalin hubungan dan kami juga tidak menyembunyikan hubungan kami. Kenapa harus menyembunyikan hari bahagia," sahut Katy.
Dia sengaja berbicara seperti itu di depan Adara yang pasti ada ra tidak diakui dan dirinya mana mungkin tidak diaku.
"Benarkah! saya benar-benar terkejut yang tidak tahu," sahut Maya.
"Itu tidak masalah sama sekali," sahut Katy.
"Tuan William tidak mengatakan kalau akan membawa kekasih tuan ke acara ini?" tanya Maya.
"Maafkan saya! Saya lupa mengatakannya," sahut William yang ternyata benar-benar mengakui Katy.
Dia membenarkan pernyataan bahwa mereka memiliki hubungan dekat. Adara harus menerima nasib dengan posisinya yang sangat sulit. Bisa-bisanya William janjian bertemu dengan Katy di acara tersebut dan untuk apa dia diajak.
"Apa dia sengaja melakukan semua ini? Mengajakku ke tempat ini dan hanya untuk menunjukkan semua ini," batin Adara.
"Duduklah Nona Katy!" titah wanita itu.
Raka sengaja bergeser agar Katy duduk di bangkunya dan ternyata tidak, Katy malam berdiri di samping Kelly yang membuat kepala Kelly terangkat dengan alis Katy yang bertautan.
"Apa aku tidak boleh duduk di samping kekasihku?" tanya Katy dengan satu alisnya terangkat.
Adara yang terlihat diam yang wajahnya tampak ingin protes.
"Bergeser lah!" titah William.
Adara mengurutkan dahi dengan perintah William yang sama saja mempermalukan Adara dan Raka juga sampai tidak bisa berkata-kata melihat tingkah sahabatnya itu yang benar-benar sangat keterlaluan.
Adara yang tidak punya pilihan yang langsung berdiri dari tempat duduknya. Adara akan sangat muak yang ingin meninggalkan tempat tersebut.
"Duduk di sana!" langkahnya terhenti kembali.
"Adara! kekasihku hanya menyuruh kamu untuk pindah dan bukan berarti kamu harus pergi. Kamu sangat tidak sopan sekali yang pergi begitu saja," ucap Katy dengan tersenyum.
"Adara duduklah di sini!" Raka menarik kursi dan mempersilahkan Adara.
Adara menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan, mau tidak mau dia harus menurut dan akhirnya duduk di samping Raka. Dia sudah tidak ingin dibilang tidak memiliki sopan santun dan etika.
Katy yang tersenyum langsung duduk di samping William
"Kamu sudah makan sayang?" tanya Katy
"Kamu lihat aku belum mengambil makanan sama sekali. Aku menunggu kamu," ucap William.
Dia mungkin sengaja mengatakan hal seperti itu yang ingin membuat Adara panas. Tetapi Adara hanya berusaha untuk bersikap tenang.
"Kalian berdua benar-benar pasangan yang sangat serasi, sangat romantis sekali. Apa saling berdua ada rencana untuk menikah?" tanya Andreas.
"Kami pasti mempunyai rencana untuk menikah. Kami dua orang yang saling mencintai. Benarkan sayang?" tanya Katy yang meletakkan kepalanya di lengan William yang terkesan begitu sangat manja.
Dia pikir Adara akan panas atau orang-orang akan menyanjung ke romantisan mereka dan justru melihat hal itu membuat Adara nggak jijik yang sejak tadi tidak ingin melihatnya. Justru Raka yang terlihat begitu kesal dengan tingkah laku sahabatnya itu yang seperti tidak punya rasa malu.
"Saya berdoa untuk hubungan kalian semoga langgeng," ucap Maya yang memberikan doanya yang memang tidak tahu apa-apa.
"Terima kasih Nyonya," sahut Katy yang tersenyum lebar yang terus saja menempel pada William.
Meja bulat itu terlihat sangat panas yang membuat Adara tidak nyaman, apa gunanya berada di sana yang sejak tadi hanya diam saja. William dan Katy yang tidak henti-hentinya memperlihatkan keromantisan yang berbicara dengan pasangan suami istri itu.
Raka mungkin sengaja untuk tidak kemana-mana yang ingin menemani Adara agar Adara tidak terlalu bodoh di tempat itu. Walau Raka sangat mengerti Bagaimana perasaan Adara yang pasti sudah tidak tahan berada dalam situasi seperti itu.
Dia sengaja dipertontonkan ke romantisan William dan juga Katy.
"Tuan Bryan!" istri dari rekan bisnis William yang tiba-tiba menegur seorang pria yang kebetulan lewat dari meja mereka.
Mendengar nama itu membuat William melihat ke arah yang di panggil dan begitu juga dengan Adara. Mereka yang sama-sama terkejut melihat Bryan yang sama mereka kenal.
Mata William sampai melotot yang mungkin setelah sekian lama baru ini bertemu dengan laki-laki yang dia duga selama ini memiliki hubungan dengan Adara.
"Nyonya Maya!" sapa Bryan.
"Saya sejak tadi menunggu tuan dan saya pikir tuan tidak akan datang," ucap Maya dengan sangat sopan dan begitu ramah yang sepertinya saling mengenal dengan Bryan.
"Saya tidak mungkin tidak datang ke acara seperti ini," ucap Bryan.
"Kalau begitu jangan hanya berdiri saja tuan. Ayo duduk bergabunglah bersama kami!" sahut Andreas.
Mata Bryan langsung melihat ke arah William yang sudah mengalihkan pandangan yang terlihat sangat tidak sudi melihat wajah Bryan dan sementara adalah terlihat sangat gugup berada dalam situasi seperti itu yang dia tahu bagaimana William sangat membenci Bryan.
"Maaf Nyonya. Saya sama sekali tidak ingin mengganggu, tamu-tamu nyonya dan tuan," sahut Bryan yang tahu diri.
"Mana ada mengganggu apa yang tuan katakan!" Andreas menggelengkan kepala.
"Tuan William, Nona Katy. Apa kalian keberatan jika tuan Bryan bergabung bersama kita?" tanya Rani.
"Kami sama sekali tidak keberatan. Silahkan duduk," sahut Katy yang sepertinya tidak tahu siapa Bryan yang terlihat santai saja dan sementara tidak menyadari bahwa kekasihnya rasanya ingin sekali mengacak-acak tempat tersebut yang sudah meneguk minuman beberapa kali.
Bersambung...