Erlangga Putra Prasetyo, seorang pemuda tampan dengan sejuta pesona. Wanita mana yang tidak jatuh cinta pada ketampanan dan budi pekertinya yang luhur. Namun di antara beberapa wanita yang dekat dengannya, hanya satu wanita yang dapat menggetarkan hatinya.
Rifka Zakiya Abraham, seorang perempuan yang cantik dengan ciri khas bulu matanya yang lentik serta senyumnya yang manja. Namun sayang senyum itu sangat sulit untuk dinikmati bagi orang yang baru bertemu dengannya.
Aira Fadilah, seorang gadis desa yang manis dan menawan. Ia merupakan teman kecil Erlangga. Ia diam-diam menyimpan rasa kepada Erlangga.
Qonita Andini, gadis ini disinyalir akan menjadi pendamping hidup Erlangga.Mereka dijodohkan oleh kedua orang tuanya.
Siapakah yang akan menjadi tambatan hati Erlangga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rifka Zakiyah Abraham
Keesokan harinya.
Di kantor.
Erlangga baru saja sampai. Hari ini ia membawa mobil sendiri. Sedangkan Papanya diantar sopir. Kendra sudah sampai di kantor beberapa menit yang lalu. Ia menunggu Erlangga di ruang tamu.
"Ken, dari tadi?"
"Sekitar 10 menit yang lalu, Bos."
"Ayo masuk ke ruanganku."
"Siap, Bos."
Erlangga dan Kendra masuk ke ruangan. Erlangga menjelaskan kepada Kendra apa saja yang harus ia kerjakan mulai hari ini sampai satu minggu ke depan. Karena jadwal Erlangga sepertinya sangat padat untuk seminggu ini.
Kabar tentang Erlangga dijodohkan dengan Qonita sudah sampai kepada Papa Pras. Tidak mungkin tidak ada asap kalau tidak ada api. Papa, Pras memanggil Erlangga untuk datang ke ruangannya.
Tok tok tok
"Masuk."
"Pa, ada apa? Sepertinya ada yang serius?"
"Tentu saja sangat serius."
"Bang,Papa mau tanya. Apa benar tiga hari yang lalu Pak Dion datang ke sini bersama Qonita?"
"Iya, Pa. Er lupa mau kasih tahu Lagipula itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, Pa. Mereka ke sini hanya butuh sedikit bantuan Er."
"Oh... cuma itu?"
"Iya, Pa."
"Kamu tidak sadar karyawan kita sedang membicarakanmu dengan Qonita? Mereka berisu bahwa Qonita adalah calon istrimu. Apa itu benar?"
"Astagfirullah... dari mana isu itu, Pa?"
Papa Pras mengedikkan bahunya.
"Tapi kalau memang kamu setuju, Papa bisa patenkan isu tersebut. Qonita juga perempuan baik-baik. Dia nggak neko-neko. Pekerja keras juga."
"Maaf, Pa. Qonita menang perempuan baik, tapi Er tidak tertarik kepadanya."
"Huh...jadi Papa harus meluruskan isu ini?"
"Itu kalau Papa masih mau mementingkan keluarga daripada bisnis Papa."
"Sudah pintar jawab kau rupanya."
"Maaf Papa, bukan maksud Er melawan Papa. Tapi Er harus jujur. Tolong kasih Er waktu. Mencari pasangan itu tidak boleh asal pilih. Er tidak mau menikah dua kali Pa, cukup satu kali saja."
"Ya sudah, kembali ke tempatmu!"
"Baik, Pa."
Papa Pras mulai menyelidiki siapa yang menyebarkan gosip tentang Erlangga dan Qonita. Dan apa tujuannya. Ia harus meredam kan gosip tersebut sebelum tersebar ke mana-mana
Namun terlambat, ternyata kabar tersebut telah masuk ke media. Bahkan mereka menyebutkan kalau Erlangga sudah dijodohkan dengan Qonita sejak beberapa tahun yang lalu. Dan media juga merekam gambar Erlangga yang sedang berkunjung ke rumah Pak Dion untuk makan malam bersama Qonita.
"Ah... aku tidak menyangka jika Pak Dion melakukan semua ini. Jika Er tahu, dia pasti akan marah."
"Ruben, atur pertemuanku dengan Pak Dion hari ini juga."
"Baik, Pak."
Sementara Erlangga belum membaca media yang memuat beritanya. Ia sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Kendra mendampinginya di dalam ruangannya. Pras meminta Kendra untuk mengawasi Erlangga.
Pras pun berangkat menemui Pak Dion ke kantornya.
-
Sementara di belahan bumi lain. Seorang perempuan cantik dengan ciri khas bulu mata yang lentik dan senyumnya yang sangat manis tengah mencengkeram tangannya sendiri saat membaca media tentang Erlangga. Ia pun tersenyum getir.
"Mungkin sudah waktunya aku melepaskanmu. Dan waktunya aku menerima yang lain. Sejauh mana aku bertahan, kamu tidak akan mengerti tentang perasaanku. Aku saja yang bodoh mengharapkan kamu. Sedangkan kamu tidak pernah mengharapkanku. Dan mungkin, karena hubungan keluarga kita yang tidak akan pernah bisa menyatukan kita." Batinnya.
"Non, sudah waktunya anda keluar. "
"Oh iya, Wen."
Rifka Zakiyah Abraham, kini usianya hampir 22 tahun. Rifka merupakan putri ke enam dari pasangan Fatin dan Zaki. Fatin adalah kakak kandung Winda. Rifka saat ini berada di Paris dalam rangka mengikuti pameran busana muslimah desainnya. Ia menjadi penerus satu-satunya Maminya dalam bidang Fashion. Karena saudaranya yang lain tidak kompeten di bidang itu.
Selama ini ia menjadi incaran pengusaha muda bahkan beberapa rekan kerja Papinya ingin sekali menjadikannya menantu. Namun Rifka kekeh untuk menolaknya dengan alasan ia masih muda dan ingin meniti karirnya agar bisa seperti Maminya. Sebelumnya, Rifka juga mengikuti jejak Maminya mondok dan bersekolah di pesantren. Namun Rifka mondok di pesantren yang ada di Jakarta. Karena Mami dan Papinya tidak ingin berpisah jauh dengannya. Ia menjadi gadis yang sholeha dan mandiri. Meski kadang ia kerap bersikap cuek dan jutek kepada sebagian orang, namun sebenarnya dia berhati baik.
Dengan percaya diri, Rifka naik ke atas catwalk untuk mendampingi beberapa modelnya yang sudah berada di depan. Semua mata tertuju kepadanya dan memberi tepuk tangan sebagai apresiasi karyanya. Seorang pengusaha muda naik untuk memberinya bucket bunga. Dengan berat hati, Rifka menerimanya. Meski sebenarnya ia tidak menyukai orang yang memberi. Karena menurutnya, Tuan Alex terlalu berambisi kepadanya. Ia tidak menyukai itu.
"Selamat Nona." Ucap Tuan Alex ingin menjabat tangan Rifka. Namun Rifka menangkup kan kedua tangannya.
"Maaf, Tuan. Terima kasih."
Tuan Alex pun sempat berfoto dengan Rifka dan model yang lain.
Setelah turun dari catwalk, Rifka langsung menyerahkan bucket tersebut kepada asistennya, Weni.
"Ini cantik sekali, Non."
"Hem, buatmu saja."
"Wen, jangan biarkan Tuan Alex menemuiku. Bilang saja setelah ini aku akan langsung terbang ke Indonesia. Kamu mengerti?"
"Iya, Nona."
Rifka segera masuk ke kamar hotelnya untuk merebahkan diri. Seharian ini ia teramat sibuk mempersiapkan segalanya. Ditambah lagi hatinya yang tidak karuan.
"Apa benar Erlangga bertunangan? Tapi Mami tidak cerita." Batinnya.
Ia tidak mungkin bertanya kepada Maminya atau saudaranya. Karena ia takut mereka curiga. Selama ini yang mereka tahu antara Rifka dan Erlangga komunikasinya kurang baik. Karena Rifka selalu menghindari Erlangga.Tidak seperti saudaranya yang lain yang akrab dengan Erlangga.
Kembali ke Indonesia.
Saat ini Pras baru sampai di kantor Pak Dion. Ia diantar langsung oleh asisten Pak Dion masuk ke ruangannya.Kali ini Pras tidak ingin berbasa-basi. Ia langsung menanyakan maksud dan tujuan Pak Dion menyebarkan isy perjodohan Erlangga dan Qonita.
"Pak Dion, kenapa kamu melakukan ini?"
"Pak Pras, bukannya kamu sendiri yang menyetujui untuk perjodohan mereka?"
"Tapi tidak begini juga, Pak. Erlangga belum menyetujuinya."
"Tapi saya yakin dia akan setuju, Pak."
"Buktinya dia tidak menolak untuk membantu Qonita."
"Kamu salah paham. Dia memang selalu baik kepada siapa pun. Tapi tidak berarti dia menerima perjodohan ini. Dia saja tidak tahu kalau akan dijodohkan. Saya minta redam kan berita tersebut!"
"Kamu yakin? Lihat saja neraca hari ini! Pertumbuhan neraca perusahaan meningkat karena berita tersebut. Toh, Erlangga tidak akan rugi mendapatkan Qonita."
Pras tidak menyangka jika Pak Dion akan mengambil kesempatan ini untuk keuntungannya sendiri. Meski di sini perusahaan Pras juga kena imbasnya, namun ia tidak ingin memanfaatkan putranya untuk kepentingan perusahaan.
"Saya minta hapus berita itu. Atau kita putuskan kerja sama." Ujar Pras dengan tegas.Ia berusaha untuk menahan emosinya.
Pak Dion terkejut melihat sikap Pras yang saat ini sedang berusaha menahan emosi.
"Ba-baiklah. Maafkan saya yang sudah gegabah."
"Lain kali, jangan ambil kesimpulan sendiri. Erlangga itu bukan laki-laki polos. Dia cukup dewasa menanggapi semua. Jangan salah artikan kebaikannya!"
Pras pun pamit meninggalkan kantor Pak Dion tanpa meminum jus yang sudah disiapkan. untuknya.
Bersambung....
...****************...
lanjut
semangat untuk up date nya
semoga bahagia terus Erlangga dan Rifka