Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Apakah Saka akan berpikir jika Rere akan tetap diam dengan perlakuan buruknya itu. Tidak ada kamus seperti itu dalam kehidupan Rere, ia tetap tenang menerima perlakuan Saka padahal yang sebenarnya sedang memikirkan cara yang tepat memberi pelajaran pada suaminya itu.
CUIH
Ya, Rere meludahi wajah Saka tanpa berpikir dua kali. Saka langsung melepaskan Rere, ia berdecak karena perlakuan Rere yang meludahi wajahnya itu. "Dasar kau wanita murahan!" Maki Saka, ia ingin memberi pelajaran lagi pada Rere tapi malah wanita itu melempar Saka dengan segelas kopi.
Hingga seluruh pakaian Saka kotor terkena kopi, tidak mungkin bertemu dengan para kolega dengan keadaan kacau seperti itu. "Silas, katakan pada Nenek.. Tuan Saka mengalami kejadian buruk hingga tidak bisa menghadiri rapat kali ini." Ucap Rere kepada Silas tapi tatapannya jatuh sempurna kepada Saka.
Silas tersenyum tipis tanpa sepengetahuan Saka, ia takjub dengan Rere yang sangat pandai menghadapi Saka. Siapa sangka Rere bisa melakukan semua itu, sikap lembut Rere memang sudah menghilang. Maka Silas langsung menunduk hormat lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Sementara itu Saka terlihat kesal karena Rere sudah mengacaukan penampilannya. "Ingatlah ini, Saka. Meskipun aku mendesah dibawah Galih.. Anggap saja aku melakukan hal yang seperti kau ajarkan. Itu saja!" Rere melangkah pergi meninggalkan Saka yang mengumpat dirinya.
Tapi.. "Kau memang sudah menjadi jalang sempurna, tidak tahu malu!" Maki Saka, hingga membuat langkah kaki Rere menjadi terhenti.
Dikatakan jalang oleh mulut sampah seperti Saka tidak akan membuat kehidupan Rere hancur. Kembali Rere berbalik badan hingga saling bertatapan dengan Saka lagi. Pria itu menatap Rere dengan perasaan penuh amarah dan dendam, padahal hari ini adalah kesempatan Saka untuk menunjukkan pada Nenek. Bahwa dirinya lebih baik dari pada Rere yang hanya tahu menangis saja.
"Tanpa malu kau mengakui telah mendesah bersama pria miskin itu, Ck.. aku tidak tahu sejak kapan wanita yang aku nikahi telah berubah menjadi jalang!" Teriak Saka bahkan sampai bola matanya mau keluar mengatakan makian itu.
Rere tersenyum sinis saja, memangnya Saka siapa bisa memaki dirinya dengan kata-kata kotor seperti itu. "Maka segera ceraikan aku.. Mudah bukan?" Rere berbalik badan sembari mengibaskan rambutnya hingga mengenai wajah Saka.
Membenarkan penampilannya sebelum menghadapi para kolega yang sangat berguna dalam Perusahaan Renata. Setiap langkah Rere sangat pasti bahkan terasa aura dominan dan dingin hingga siapapun yang ber lintasan dengannya langsung menunduk hormat. Tidak ada yang berani menyapa Rere saat ini, wanita itu lebih terlihat ingin memakan siapapun yang telah berani mengusiknya saat ini.
Sementara itu Saka menghancurkan segala barang-barangnya, ia kesal setengah mati kepada Rere yang telah mengacaukan semua rencananya. Bahkan keadaannya sekarang lebih terlihat seperti gembel, tidak akan mungkin secepat itu untuk menghadapi para kolega besar lagi.
"Kurang ajar!" Teriak Saka, ia tidak tahu sejak kapan Rere berubah menjadi wanita liar seperti tadi.
Dengan sangat mudahnya Rere meludahi wajah tampan Saka itu, tidak pernah Saka bayangkan jika Rere bisa melakukan semua hal tidak terduga ini. Tangan Saka meraih foto pernikahan mereka yang ada dibingkai foto kecil, tangannya meremas erat foto itu.
"Aku akan mengembalikan sifat polos serta lemahmu dulu, Rere. Lihat saja.. kau akan memohon padaku sebentar lagi!" Kepala Saka sudah penuh dengan berbagai rencana yang menurutnya bisa merebut kepolosan Rere kembali.
•
Suara langkah kaki Rere membuat semua orang yang ada di ruangan meeting langsung melihat ke asal suara. Renata yang memang duduk dibangku pemimpin terkejut karna yang datang bukan Saka melainkan Rere. Langsung Renata bangkit dari duduknya, menarik tangan Rere untuk bicara lebih jauh dari para kolega yang sudah menunggu.
"Apa Saka benar-benar tidak bisa menghadiri acara rapat ini?" Tanya Renata kepada Rere, terlihat sekali kepanikan diwajahnya.
"Tidak, penampilannya sangat berantakan, Nek. Dia tidak sengaja menumpahkan kopi.. sementara Pak Bambang sangat suka dengan orang pembersih, jangan mengacaukan suasana hati beliau." Jelas Rere, ia melihat kearah para kolega yang terus memperhatikan mereka berdua.
Renata menghela napas berat. "Lalu bagaimana dengan semua ini, Ha? Hanya Saka yang bisa menaklukkan para pembisnis besar itu, kau tidak_"
"Nenek belum melihat keahlianku, selama ini aku juga selalu berusaha mendapatkan saham baru, Nek. Saka hanya melakukan hal kecil dari sekian banyak yang aku hasilkan," Sela Rere, setidaknya ia tidak suka diremehkan.
"Kalau kau sempat tidak bisa memenangkan saham ini maka Nenek tidak akan mengampuni dirimu." Renata mengancam, ia tidak main-main kali ini.
Mendengar ancaman itu membuat Rere tersenyum tipis, setidak percaya itukah sang Nenek padanya. Sebenarnya hati Rere sedih dengan kenyataan Renata yang meragukan dirinya.
"Aku berjanji akan mendapatkan saham mereka, Nek. Aku ingin keberhasilanku kali ini Nenek tidak ikut campur dengan keputusanku dalam pernikahan ini." Pinta Rere balik, tawaran yang sangat bagus.
Renata menatap serius cucu kesayangannya itu, ia mengangguk mantap. "Lakukan!"
Kesepakatan yang sangat berguna bagi kehidupan Rere, ia sangat yakin jika hasilnya akan sesuai harapan jika penuh usaha. Rere berjalan menuju para kolega dengan penuh percaya diri, tersenyum simpul tapi tidak menjatuhkan harga diri dan aura dinginnya. Rere duduk dibangku CEO, ia sebenarnya ragu tapi rasa sakit lebih mendominasi melebihi apapun sekarang.
"Saya Rere Anita, kali ini pembahasan soal saham yang kami tawarkan untuk kerja sama.. saya yang membahas." Ucapan Rere mendapatkan perhatian khusus dari semua para kolega.
Apa lagi Pak Bambang yang memegang kuasa besar atas saham ini, ia suka melihat kepercayaan diri Rere dalam menerangkan setiap detail perjanjian. Tidak ada kegugupan sama sekali malah lebih terlihat santai hingga Pak Bambang sangat memahami setiap detail yang dijelaskan.
Dari sudut ruangan Renata tersenyum melihat Rere yang ternyata sangat bisa diandalkan. Rere bisa berdiri di sela para kolega yang besar, ia percaya dengan keahlian dan ilmunya sendiri. Melihat Rere seperti itu mengingatkan Renata akan dirinya semasa memperjuangkan Perusahaan Renata hingga berdiri pesat sampai sekarang.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada pernikahanmu hingga sifat lembut itu menghilang, Rere?" Renata menjadi ragu kepada Saka, ia mulai merasa curiga dengan semuanya.
baruu nii suka 👍😁😁