DARA : Love Storry

"Jadi.... Dara itu... Anak nya om Saptaji?" Davian seperti ke hilangan nafas nya setelah mendengar fakta bahwa dara adalah cinta pertama nya, saat dirinya masih kecil

Putri dari seseorang yang telah menyelamatkan hidup nya, davian menangis,  berlutut di depan ayah nya, menyentuh kedua kaki Rama memohon ampun

"M-maafin Davi pah..." Davian meraung, membuat Rama bergeming

Apa sebenarnya yang sudah terjadi selama dirinya pergi?

"Apa yang sudah kamu lakukan Davi?" Rama menatap dingin putra nya

"D-davi... Udah... Rusak masadepan nya"

BUGHHH

satu pukulan keras dari Rama menghantam wajah davian

"Siapa yang udah ajarin kamu jadi laki-laki bajingan kaya gini, davian?!!" Bak kesetanan Rama memukuli davian tanpa ampun, melupakan janji nya pada Sinta untuk tidak melakukan kekerasan pada putra nya

"Davi khilaf pah..." Davian meringis merasakan sakit di sekujur tubuh nya, namun tidak mengapa, ia merasa pantas mendapatkan semua itu

"Keparat! Ahk!" Rama memekik saat Merasakan denyut jantung nya mengeras

Davian merangkak mendekati Rama saat melihat Rama memegangi Dada nya dengan nafas tersenggal

"Pah?"

"Papa kenapa?"

"PAPA!!!!"

___________________________flashback

Dara merintih merasakan sakit di sekujur tubuh nya, terutama pada inti kewanitaan nya

Ia menoleh, tidak ada davian di sebelahnya

Ah, mungkin dia sudah berangkat sekolah

Dara berjalan tertatih menuju kamar nya dengan selimut yang melingkar di tubuh nya

Setelah sampai ia mengambil pakaian lalu masuk ke kamar mandi

Dua jam berlalu setelah lelah menangis dara keluar dari kamar mandi, menatap dirinya di cermin

Sekarang dia harus apa? Bertahan disini? Yang bisa saja davian melakukan itu pada nya berulang kali, atau pergi sejauh mungkin dari hidup nya, namun dengan luka dan noda yang cukup dalam ?

Ia malu pada diri nya sendiri,

Dara yang kotor

Dara yang lemah

Dara yang tak berdaya

Setelah memikirkan dengan cukup matang dara bergegas memasukkan baju bajunya ke dalam koper, lalu pergi meninggalkan rumah

**

Dara  terduduk di dekat stasiun kereta dengan koper besar di sebelah nya

"Ayah, maafin dara yah.." dara bergumam memandangi langit, seolah di atas sana sang ayah sedang mendengar nya

"Dara udah ngecewain ayah... Maafin dara yah..." Dara menangis terisak tanpa suara

Setelah puas menangis, dara hendak menyebrang untuk masuk ke stasiun kereta di depan nya, ia akan kembali ke bandung, dengan warisan dari ayah nya, ia akan membuat rumah dan tinggal di sana

Tiinnnn !!!!!!!

Dara terjerembab ke belakang saat sebuah mobil hampir saja menghantam tubuh nya

Ia tidak luka, hanya sedikit kaget saja..

Dara menoleh saat mobil itu berhenti tak jauh dari nya..

"Dara ?!"

__________________________ 3 bulan kemudian..

3 bulan setelah menghilang nya dara, davian berubah menjadi sosok yang menyeramkan.

Tidak boleh ada yang menyinggung nya sedikit pun, jika tidak ingin menjadi sasaran kemarahan nya

Seperti hal 3 hari yang lalu, ada satu siswa yang tidak sengaja menyenggol bahu nya, dan siswa tersebut brakhir di rawat di rumah sakit

Tidak ada guru yang berani menegur nya mengingat davian adalah cucu dari pemilik sekolah itu, setiap masalah yang ia buat, akan selesai dengan beberapa jumlah uang untuk keluarga korban nya

.......

"Gimana?" Davian menghembuskan asap rokok dari bibir dan hidung nya

"Belum dapet, gue yakin sih, dara udah ga ada di Indonesia" melihat dari sebanyak apa koneksi yang Raka punya, tidak akan sulit jika hanya untuk menemukan satu manusia saja

"Ck! Gak becus!" Davian membuang rokok lalu menginjak nya

Raka mendecih melihat davian meninggalkan nya begitu saja

________xxxxxxxx

Ceklek

"Gimana?" Tanya seorang wanita muda setelah melihat dara keluar dari kamar mandi

Dara bergeming menatap alat tes kehamilan di tangan nya

"H-hamil?" Dara meraung, memeluk wanita di depan nya

"Dara harus gimana Tante..." Isakan pilu darinya membuat Tante sera, adik dari saptaji tak kuasa menahan tangis

...........

flashback 3bulan yang lalu..

"Dara?!" Pekik seorang wanita muda saat keluar dari mobil yang hampir menabrak nya tadi

Dara bergeming mencoba mengingat ngingat siapa wanita itu

"Tante sera?" Air mata dara mengalir begitu saja setelah melihat wanita itu membuka kaca mata nya

"Dara? Kamu kemana aja?" Tanya Sera begitu khawatir dengan keponakan nya itu

"Tante ngapain disini?" Dara mendongak menatap Sera

"Tante abis dari bandung. Maaf, Tante baru denger kabar ayah kamu, makanya langsung ke Bandung, cari kamu. Tapi kata orang-orang di sana, kamu di bawa sama orang ke jakarta"

Dara tertegun saat Sera menatap koper nya

"Kamu mau kemana?"

"Dara mau pulang ke Bandung, tempat dara bukan disini. Dara mau tinggal di bandung lagi, Tante" dara menyendu kala mengingat betapa pedih hidup nya setelah pindah ke jakarta

"Kamu mau ngapain ke bandung? Disana udah ga ada siapa-siapa" Sera menatap dara, bagaimana bisa ia pergi ke bandung sedangkan dara saja hanya ada Sera saudara terdekat nya saat ini

"Ikut Tante pulang ke Paris? Mau?"

Dara mengangguk, tidak ada pilihan lain, hanya Sera satu-satunya orang yang bisa dara percaya saat ini

.......

Selama perjalanan nya menuju Paris, dara menceritakan semua nya pada Sera. Dari awal mengapa dirinya ikut ke jakarta dengan Rama, hingga sekarang dara berakhir kabur tanpa sepengetahuan rama

Masih di dalam pesawat, sera memeluk tubuh mungil dara. Memberi nya sedikit kekuatan, agar ia percaya bahwa semua nya akan baik-baik saja

flashback off..

Sera tak henti-henti nya menatap print USG milik dara, lucu kata nya. Padahal gambar nya hanya hitam putih saja, pikir dara

Usia nya sekitar 3 bulan, ya hitungan nya tepat setelah davian memperkosa nya

Ah mengingat itu dara kesal sekali, tapi ia tidak membenci calon bayi nya, ia hanya kesal pada yang membuat nya saja

"Dara mau apa sayang? Tante akan beliin apapun yang dara mau" ujar Sera antusias setelah melihat lihat si calon bayi

"Dara ga pengen apa-apa Tante" dara menggeleng, tidak ingin merepotkan sera

"Dara... Dara sayang ga sama Tante?"

"Sayang bangeeett" seru dara saat melihat wajah Sera menyendu

"Kalo gitu, dara harus bilang apapun yang dara mau, Tante gamau cucu Tante ileran" Sera merengek seperti orang hamil, bukan kah harus nya dara yang seperti itu

Dara tertawa melihat tingkah Tante nya, ahh setidaknya dara masih memiliki satu orang yang benar-benar menyayangi nya, seperti ayah nya, dan Rama?

Dara terdiam, ketika teringat Rama. Bagaimana kabar ayah dari davian itu ya? Dara menyesal meninggalkan ponsel nya, ia jadi tidak bisa bertukar kabar lagi dengan Rama

_______________________

"Cariin gue mendoan, yang paling enak!" Davian duduk di sofa panjang yang ada di markas nya, bersama anggota laffing Devils.

"Mendoan apa si cok?" Rio celingukan menatap satu satu teman nya

"Itu loh, yang si dara pernah bikin. Kek tempe gitu bukan sih?"

"Iya tempe di tepungin kalo gak salah"

"Lah udah aja beli gorengan, o'on. Ribet banget Lo!"

"Beda tolol!"

"Bedanya gorengan tempe Ama mendoan apa?"

"Kalo gorengan tempe, tempe nya di tepungin. Kalo mendoan, tepung nya di tempein"

"Sama aja, goblok !"

Brakkk

"Gausah pada bacot! Udah sana cari!"

Semua anggota laffing bergegas pergi saat davian menggebrak meja

"Buset, udah kaya orang ngidam aja dia" Rio mendelik melihat tatapan horor davian

.....

Next???