Anyelir adalah salah satu nama apartemen mewah yang terletak di sudut kota metropolitan. Suatu hari terjadi pembunuhan pada seorang wanita muda yang tinggal di apartemen anyelir 01. Pembunuhnya hanya meninggalkan setangkai bunga anyelir putih di atas tubuh bersimbah darah itu.
Lisa Amelia Sitarus harus pergi kesana untuk menyelidiki tragedi yang terjadi karena sudah terlanjur terikat kontrak dengan wanita misterius yang ia ditemui di alun-alun kota. Tapi, pada kenyataan nya ia harus terjebak dalam permainan kematian yang diciptakan oleh sang dalang. Ia juga berkerjasama dengan pewaris kerajaan bisnis The farrow grup, Rafan syahdan Farrow.
Apa yang terjadi di apartemen tersebut? Dan permainan apakah yang harus mereka selesaikan? Yuk, ikutin kisahnya disini.
*
Cerita ini murni ide dari author mohon jangan melakukan plagiat. Yuk! sama-sama menghargai dalam berkarya.
follow juga ig aku : @aca_0325
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Malam itu seperti yang sudah disetujui Lisa menunggu Rafan di lorong lantai satu. Tak lama kemudian Rafan datang membawa kotak yang entah apa isinya.
"Ada apa?"Lisa langsung bertanya to the point.
"Ikut aku,"kata Rafan menarik tangan Lisa, tujuannya adalah tempat parkir kendaraan. Rafan meminta Lisa untuk masuk setelah memastikan tidak ada yang melihat mereka.
Rafan merasa tidak aman berbicara di sekitar Anyelir karena itu ia membawa Lisa ke sebuah restoran yang letaknya setengah jam dari anyelir.
Restoran kelas atas yang menyajikan nuansa romantis itu membuat Lisa terkagum-kagum, ini pertama kalinya ia datang ke tempat makan mewah
"Aku membawa mu kesini bukan untuk mengagumi tempat ini seperti orang bodoh,"
Teguran dari Rafan membuat Lisa tersadar, ia menoleh dan mendapati Rafan sudah duduk di meja dekat kaca-di sudut yang biasa-biasa saja. Lisa tersenyum malu lantas cepat-cepat ia duduk.
"Mau pesan tuan,nona?"Pelayan restoran meletakkan buku menu diatas meja, lantas berdiri di sisi meja, menunggu keduanya memesan makanan.
"Kamu pesan apa?" Tanya Rafan pada Lisa yang masih sibuk melihat-lihat.
"Samain aja,"sahut Lisa, ini pertama kalinya ia melihat nama-nama makanan tersebut dan tidak tahu mana yang enak. Jadi ia menyerahkan pada Rafan untuk pesanan mereka.
"Langue de Boeuf untuk porsi dua orang, air mineral dan sebotol wine."Kata Rafan yang langsung dicatat oleh pelayan. Setelah pelayan pergi sekarang menyisakan Rafan dan Lisa dalam keheningan. Untuk beberapa saat tidak ada yang memulai percakapan.
" Ada apa? Kamu tidak mungkin mengajakku kesini hanya untuk makan malam kan?"Tanya Lisa.
" Tadi malam aku menerima surat misterius, berisi ancaman dan permainan yang-"Rafan tak melanjutkan ucapannya karena ia yakin Lisa akan paham terbukti dengan gadis itu yang langsung mengangguk.
"Orang itu mengatakan bahwa aku harus bekerjasama denganmu untuk mencari tahu siapa pembunuhnya."Rafan menyandarkan punggungnya, matanya menatap tanpa berkedip pada Lisa berusaha membaca gadis itu lewat pancaran matanya, tapi, sayangnya ia tidak menemukan apapun kecuali riak tenang.
Entahlah, Lisa terlalu tenang dalam menghadapi situasi berbahaya yang tiba-tiba saja terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka.
" Diluar dugaan ternyata kamu sangat tenang. Kamu juga menerima surat yang sama?"
Lisa menggeleng lemah. Tak lama kemudian pelayan mengantarkan pesanan mereka, Lisa tersenyum sedikit lalu setelah pelayan pergi ia berkata," Aku menerima rekaman suara, permainan gila yang dikirim oleh orang gila."
Ucapan Lisa terjeda sejenak kala matanya menangkap seseorang mengenakan topi,masker dan hoodie warna hitam. Dari postur tubuhnya, orang itu adalah orang yang sama dengan yang ia lihat dalam lift, orang itu sekarang sudah keluar. Tapi, tunggu sejak tadi ia ada disini? Terlalu aneh untuk disebut sebagai kebetulan.
"Ada apa?"Tanya Rafan mengikuti arah pandang Lisa. Alisnya bertaut mendapati Lisa yang menatap terpaku pada pintu restoran.
"Nggak ada. Jadi, kamu ingin bekerjasama denganku mencari pelakunya?"Tanya Lisa mengalihkan pembicaraan.
"Bukan keinginan ku, tapi, orang itu yang meminta begitu. Untuk sementara kita hanya bisa mengikuti perintahnya agar korban tidak bertambah."
Lisa mengangguk setuju. Rafan mengeluarkan isi kotak yang tadi ia bawa, paket yang ia terima sebelum datang ke Anyelir. Lisa mengamati dengan wajah serius,
"Dari paket-paket yang kamu terima jelas orang itu mengenalmu dengan baik, dia juga mengenal Aruna dan bahkan mungkin dia mengenal semua orang yang tinggal di Anyelir." Lisa menganalisis sambil terus membaca dan memeriksa.
"Tapi, menurutku dia sengaja melakukannya agar aku datang ke Anyelir," Ujar Rafan.
"Apapun itu, kita harus mencari alasannya. kenapa dia ingin kamu datang ke Anyelir, kenapa dia ingin kita berkerja sama dan kenapa dia melakukan pembunuhan itu."
"Ya, kita mul-"
"Rafan, Lisa, kalian di sini?" Farhan tiba-tiba saja datang dengan setelan formal. Nampaknya pria itu baru pulang dari kantor. Rafan dengan cepat meraih isi paketnya dan memasukkan sangat tergesa-gesa kedalam kotak kemudian meletakkan kotak tersebut dilantai dekat kakinya.
"Pasti kalian ada sesuatu kan?" Farhan menaik-turunkan alisnya, menggoda Rafan.
" Bu-bukan, aku menemuinya karena ingin bekerja di perusahaan nya."Jelas Lisa, kehadiran Farhan yang tiba-tiba mau tak mau menimbulkan kecurigaan. Ia harus menyelidiki Farhan, orang yang selalu tersenyum ramah biasanya menyimpan sesuatu yang di luar dugaan.
"Udahlah, Raf, terima aja." Kata Farhan duduk disebelah Lisa, "Kalau dia tidak mau menerimamu, bagaimana kalau kamu bekerja di perusahaan ku?" tawar Farhan lalu enak saja tangannya merangkul bahu Lisa.
"Silahkan," Balas Rafan santai. Lisa melotot padanya, bukan membantu malah dengan seenaknya menyuruh ia bekerja di perusahaan Farhan.
"Bagaimana?"
"Baiklah, tapi jangan rangkul-rangkul begitu." Kata Lisa melepaskan tangan Farhan lantas menggeser duduknya. Sekarang gantian Rafan yang menatap nya penuh penjelasan.
Lisa mendengus, siapa suruh tidak mau membantu. Sekarang sudah kepalang basah, ia akan bekerja di perusahaan Farhan sembari menyelidikinya.
...***...
Jangan lupa like dan komentar yaa