Maya memiliki 3 orang anak saat dirinya diusir oleh suaminya karena pengaruh dari keluarganya, dia berjuang untuk membesarkan ketiga anaknya yang masih kecil hingga tumbuh menjadi anak-anak yang hebat dan berprestasi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setelah 3 Tahun Berlalu
Setelah Pertemuan Terakhir nya dengan Rara, Rasya tidak lagi mencari cara untuk bertemu dengan anaknya, dia betul-betul menepati keinginan Rara dan keluarganya. Rasya tak pernah lagi mengetahui bagaimana kabar anak-anak nya dan itu sudah berlangsung selama 3 tahun lebih.
Maya Kini berada di bandara untuk menjemput anak-anaknya karena mereka baru pulang dari luar negeri setelah 3 tahun menempuh pendidikan spesialis mereka. Dan Sonya pun telah selesai kuliahnya dan mendapatkan gelar sarjana terbaik.
"Bunda". Teriak sibungsu menghampiri sang bunda yang menunggu mereka.
Maya bisa melihat ketiga anaknya tumbuh menjadi gadis dewasa dan kini sudah berusia hampir 21 tahun. Sedangkan Sonya berusia 18 tahun lebih. Mereka berpenampilan layaknya anak dewasa yang berkarisma.
"Selamat datang kembali nak, bunda rindu sekali pada kalian". Maya memeluk anak-anak nya bergantian.
"Kami juga merindukan bunda, jika kita jalan, mereka akan menganggap bunda saudara kami". Canda Sasya ketika melihat ibunya menatap mereka dengan mata berkaca-kaca.
"Itu benar kak, bunda awet muda padahal usianya 2 kali lipat dari usia kita". Goda Rara ikut membantu sang kakak agar ibunya tidak bersedih.
"Ayo kita pulang bunda, aku rindu masakan buatan bunda yang paling the best". Salwa menggandeng tangan Maya untuk berjalan meninggalkan ketiga kakaknya yang menatapnya dengan senyum sendu.
Mereka keluar dari Bandara menuju rumah mereka yang mereka tinggalkan lebih dari 3 tahun, rumah dengan sejuta kenangan mereka sejak mereka masih kecil.
"Aku sungguh merindukan rumah kita". Sasya memandang sendu rumah kenangan mereka sejak kecil itu.
"Kakak benar, rumah dengan sejuta kenangan kita sejak kecil". Sonya tersenyum melihat rumahnya tak berubah hanya cat nya saja yang diganti lebih bagus.
"Ayo masuk semua kesayangan bunda". Ajak Maya kepada semua anaknya.
Mereka pun masuk kedalam rumah dengan penuh rasa bahagia dan kerinduan.
Sedangkan Di kediaman keluarga Rasya terjadi keributan, keluarga yang selama ini menghilang kini menampakan diri, setelah perusahaan Erlangga dinyatakan bangkrut dan mereka hanya mendapatkan sisa
"Mau apa kalian kemari?? Tanya Marsya bersedekap dada.
"Terserah kita lah, ini rumah adik kami juga". Ucap Rania dengan masa bodoh.
"Tapi sayangnya ini rumah keluargaku, bukan rumah Rasya, kalian tidak bisa seenaknya disini".
Sifatnya tidak berubah sama sekali, angkuh dan sombong padahal dia datang kerumah orang.
" Pergilah, kami tak menerima kehadiran kalian disini, kalian manusia tidak tahu diri, perusahaan bangkrut malah kabur meninggalkan Rasya sendirian menghadapinya, padahal selama ini yang hidup berfoya-foya menggunakan uang perusahaan adalah kalian dan sekarang setelah 3 tahun lebih berlalu kalian datang kesini, kenapa uang kalian sudah habis?? Tanyanya dengan sinis.
"Jangan keterlaluan kamu Marsya, kami tidak peduli pokoknya kami akan bertemu Rasya sekarang juga". Hardiknya dengan kasar. Rania mengangkat tangannya hendak menampar adik iparnya itu tapi berhenti mendengar teriakan dari belakangnya
"Jangan pernah menyentuh mommy ku dengan tangan kotor anda, nyonya Rania yang terhormat". Teriak Gadis remaja yang baru pulang dari sekolahnya itu.
Gadis remaja cantik berusia 13 tahun tahun itu mendekati mereka dan menatap tajam semua saudara ayahnya itu. Dia tidak terima manusia benalu itu datang kemari mengganggu kehidupan mereka yang lebih bahagia.
"Mau apa kalian datang kemari lagi setelah kabur dengan seenaknya dan menyusahkan daddy ku". Ucap Laura dengan tajam.
"Terserah kami lah, anak kecil tidak usah ikut campur urusan orang dewasa". Sungut Rania dengan kesal.
Dia tidak suka dengan semua anak-anak dari iparnya baik itu dari Maya dan juga Marsya.
"Tapi sayang nya anda berada dirumah kami, dan kami tidak mau manusia-manusia seperti kalian ada dirumah kami". Ucap Liana, Remaja berusia 11 tahun yang baru pulang bersama sang adik bungsu.
"Lebih baik kalian istirahat nak, tidak usah meladeni mereka yah". Ucap Marsya dengan lembut kepada sang anak yang baru pulang sekolah.
"Suruh para bodyguard mengusir mereka mommy, kalau perlu dengan cara paksa sekalipun". Ucap Laura mengajak adik-adik nya naik ke kamar mereka.
"Dasar anak kurang ajar, akan kuberi kalian pelajaran". Umpat Rania dengan kasar.
"Bodyguard". Teriak Marsya dengan kencang sehingga membuat 3 bodyguard rumah itu menghampiri nya dengan langkah terburu-buru.
"Ada apa nyonya?? Tanya mereka serempak
"Usir mereka semua dari rumah ini, pastikan mereka semua tidak bisa masuk kerumah ini lagi, kalau tidak akan ku pecat kalian semua". Ucap Marsya dengan tegas memandang tajam mereka.
"Baik Nyonya". Ucap ketiganya serempak
Mereka segera melaksanakan perintah nyonya mereka, mereka menarik paksa keluarga Rasya dengan kasar.
"Ibu sakit dan tidak ada yang merawatnya Marsya Sialan". Umpat Rania dengan kasar.
"Tunggu, apa maksudmu itu??". Tanya Marsya penasaran.
"Ibu sakit dan selalu menyebut nama Rasya, kami kesini untuk mengantarnya kesini nanti tapi kami harus memastikannya".
"Kirim saja ibu kesini tapi kalian tidak akan bisa kembali kesini, kecuali ibu karena dia ibu kandung Rasya sedangkan kalian hanya saudara beda ibu, jadi jangan harap saya menerimamu dengan kedua saudara mu itu". Ucap Marsya dengan kesal.
"Baguslah, setidaknya jadi manusia tau berterima kasih karena ibu yang melahirkan dan membesarkan Rasya". Ucap Rania pergi dari rumah mereka.
Marsya menelpon Rasya yang berada dikantor untuk menjemput ibunya untuk dibawah kesini tapi sebelumnya dibawah kerumah sakit untuk memastikan mereka tak membohongi dirinya dan keluarganya.
"Hallo sayang, kok tumben menelpon siang ini?? Tanya Rasya dengan penasaran.
"Kamu jemput ibumu lalu bawah kerumah sakit untuk memastikan apakah dia memang sakit atau tidak, jika memang ibu sakit bawah saja kesini". Ucap Marsya dengan pelan.
"Loh ibu datang kerumah?? Tanyanya terkejut pasalnya seluruh keluarganya menghilang setelah mereka dinyatakan bangkrut.
"Bukan ibu, tapi kak Rania beserta kedua saudaranya untuk menyampaikan jika ibu sakit dan selalu mencari mu".
"Tapi aku cari mereka dimana Sya??, Tempat tinggal mereka saja aku tidak tahu".
"Telpon aja mereka, aku yakin nomormu sudah mereka buka dari blokiran, mereka butuh kamu jadi membukanya".
"Baiklah, aku akan menghubungi mereka, tapi kamu yakin dengan keputusanmu membawa ibu kerumah, kamu tahu sendiri bagaimana ibuku?? ". Tanya Rasya dengan hati-hati.
"Iya jika itu ibumu aku tidak keberatan, asal dia beneran sakit tapi jika tidak dan mereka berusaha meng bohongi kita maka tak akan ada lagi yang mau mengurusnya nanti".
"Baiklah jika itu maumu, terima kasih menerima ibu ku padahal selama ini dia selalu menyakiti kamu".
"Ya biar bagaimanapun dia adalah ibumu, itu tidak bisa berganti tapi jika keluargamu yang lain, maaf aku tidak bisa menerima mereka.
"Tidak apa-apa sayang, kamu menerima ibu saja, aku sudah sangat bersyukur".
"Ya sudah telpon mereka dan jemput ibu, jangan lupa bawah dia kerumah sakit agar kita tahu ibu sakit atau tidak".
tapi kita perlu tau sebelum membuat masalah untuk orang lain maka jangan lah membuat luka kepadanya ... karena menyembuhkan luka sangat sulit , kita bsa bilang iya kita maafkan tapi dihati kita juga terselip kalimat " kenapa ini harus terjadi ? teramat sulit untk memaafkan karena luka lama dipendam bertahun sulit untk dilupakan.
wajar sich sonya marah besar. umur dia masih kecil banget tp disiksa cinta pertamanya and keluarganya puncaknya diusir dr rumah secara kasar. jadi traumanya pasti dalem banget n dia jauh lebih hancur drpd sasya yg lebih besar