NovelToon NovelToon
BERAWAL DARI HARAPAN PALSU

BERAWAL DARI HARAPAN PALSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:809
Nilai: 5
Nama Author: Yuli Yanti

Widuri Azzahra, seorang gadis cantik yang lahir di Cianjur tepatnya di sebuah desa di kabupaten cianjur, namun saat ia sudah berusia 15 tahun Widuri di bawa pindah ke Bandung oleh kedua orang tuanya, Widuri tumbuh menjadi gadis cantik, saat ia menginjak sekolah menengah atas, Widuri bertemu dengan Galuh, selang beberapa bulan mereka berpacaran, namun salah satu pihak merugikan pihak yang lain, ya sayang sekali hubungan mereka harus kandas, karena Galuh yang kurang jujur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Kemenangan yang Tertunda

Malam harinya, Widuri duduk di balkon kamarnya sambil menatap bintang. Pesan-pesan dari Damar masuk, memberikan dukungan seperti biasa.

"Kamu hebat, Wid. Jangan biarkan apa pun mengganggu pikiranmu sekarang."

Widuri tersenyum membaca pesan itu. Dia tahu, dengan orang-orang seperti Damar di sisinya, dia akan selalu punya kekuatan untuk melangkah maju.

---

Hari pengumuman pemenang lomba seni nasional akhirnya tiba. Widuri datang ke aula besar tempat acara diadakan dengan perasaan campur aduk. Karya-karya dari peserta lain terpajang rapi di sepanjang dinding aula. Melihat berbagai lukisan dengan tema dan teknik yang luar biasa, Widuri merasa sedikit gentar.

"Damar, aku takut kalah," bisiknya pada Damar, yang menemani di acara itu.

Damar menepuk pundaknya lembut. "Wid, kamu udah melakukan yang terbaik. Menang atau kalah, lukisan kamu udah menyampaikan pesan yang kuat."

Widuri hanya mengangguk pelan, mencoba menguatkan dirinya.

 

Satu per satu pemenang diumumkan. Mulai dari juara harapan tiga hingga juara kedua, nama Widuri belum disebut. Jantungnya berdegup kencang, berharap sekaligus takut.

"Akhirnya, juara pertama lomba seni nasional dengan tema 'Kebebasan' jatuh kepada..." Suara MC menggantung sejenak, menciptakan ketegangan di ruangan itu.

"Ravi Ananta dari SMA Harapan Bangsa!"

Tepuk tangan bergemuruh. Widuri merasa dadanya sedikit sesak, tapi dia berusaha tersenyum. "Nggak apa-apa, Wid. Kamu udah berjuang," katanya dalam hati.

Damar menatapnya dengan penuh perhatian. "Kamu kecewa?" tanyanya.

Widuri menggeleng pelan. "Sedikit, tapi aku nggak mau larut. Mungkin memang ini bukan waktunya."

Damar tersenyum. "Itu baru Widuri yang aku kenal."

 

Setelah acara selesai, Widuri menyempatkan diri mengobrol dengan Ravi, pemenang lomba.

"Lukisan kamu luar biasa, Widuri. Aku suka cara kamu menyampaikan pesan kebebasan," puji Ravi.

"Terima kasih. Lukisan kamu juga sangat menyentuh," jawab Widuri dengan tulus.

Percakapan itu membuat Widuri merasa lebih baik. Dia sadar bahwa seni bukan hanya soal menang atau kalah, tetapi tentang bagaimana karyanya bisa menyentuh hati orang lain.

 

Hari-hari berikutnya, Widuri kembali fokus pada rutinitasnya. Meski tidak menang, pengalaman mengikuti lomba seni nasional memberikan banyak pelajaran berharga.

Di sekolah, guru-guru dan teman-temannya memberikan dukungan dan pujian atas usahanya. Bahkan, kepala sekolah memberikan penghargaan khusus untuk Widuri sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya.

"Terima kasih, Pak," ucap Widuri saat menerima piagam itu di upacara pagi.

Kepala sekolah tersenyum. "Kamu telah membawa nama baik sekolah, Widuri. Kami bangga padamu."

 

Namun, di balik semua kesibukan itu, Widuri tetap merasakan kehadiran Galuh yang diam-diam mencoba kembali mendekatinya.

Galuh mulai sering muncul di kegiatan sekolah Widuri, mencari alasan untuk berbicara dengannya. Meski tidak pernah mengganggu langsung, keberadaannya cukup membuat Widuri merasa tidak nyaman.

"Aku harus bicara sama dia lagi," pikir Widuri.

Suatu sore, Widuri menemui Galuh di depan gerbang sekolah.

"Galuh, aku pikir kita udah sepakat untuk nggak saling ganggu lagi," ucapnya tegas.

Galuh menunduk. "Aku cuma ingin memperbaiki hubungan kita, Wid. Bukan sebagai pasangan, tapi sebagai teman."

"Maaf, Galuh, tapi aku nggak bisa. Aku udah terlalu jauh melangkah, dan aku nggak ingin mundur," jawab Widuri dengan nada dingin.

Galuh hanya diam, lalu mengangguk pelan. "Baiklah, kalau itu yang kamu mau."

Widuri merasa lega setelah percakapan itu. Dia tahu bahwa dia harus menjaga jarak untuk melindungi dirinya sendiri.

 

Di tengah perjuangan dan kesibukannya, hubungan Widuri dengan Damar semakin dekat. Damar selalu ada di saat-saat penting, memberikan dukungan yang tidak pernah Widuri dapatkan dari orang lain sebelumnya.

"Dam, aku merasa hidupku mulai berubah ke arah yang lebih baik," kata Widuri saat mereka duduk di taman kota.

"Itu karena kamu nggak pernah berhenti berusaha, Wid. Aku cuma ada di sini untuk mengingatkan kalau kamu itu luar biasa," jawab Damar.

Widuri tersenyum, merasa bersyukur memiliki seseorang seperti Damar di sisinya.

 

Malam itu, Widuri merenung di kamarnya. Dia merasa hidupnya semakin mendekati apa yang selalu dia impikan. Meski jalannya tidak selalu mulus, setiap langkah yang dia ambil membuatnya semakin kuat dan dewasa.

"Terima kasih, Tuhan," bisiknya, menatap langit malam melalui jendela.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!