NovelToon NovelToon
Whispers Of Ghost : The Shaman'S Secret

Whispers Of Ghost : The Shaman'S Secret

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Cinta Beda Dunia / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Peramal / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Xin Lian, seorang dukun terkenal yang sebenarnya hanya bisa melihat hantu, hidup mewah dengan kebohongannya. Namun, hidupnya berubah saat seorang hantu jatuh cinta padanya dan mengikutinya. Setelah mati konyol, Xin Lian terbangun di dunia kuno, terpaksa berpura-pura menjadi dukun untuk bertahan hidup.

Kebohongannya terbongkar saat Pangeran Ketiga, seorang jenderal dingin, menangkapnya atas tuduhan penipuan. Namun, Pangeran Ketiga dikelilingi hantu-hantu gelap dan hanya bisa tidur nyenyak jika dekat dengan Xin Lian.

Terjebak dalam intrik istana, rahasia masa lalu, dan perasaan yang mulai tumbuh di antara mereka, Xin Lian harus mencari cara untuk bertahan hidup, menjaga rahasianya, dan menghadapi dunia yang jauh lebih berbahaya daripada yang pernah dia bayangkan.

"Bukan hanya kebohongan yang bisa membunuh—tapi juga kebenaran yang kau ungkap."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 : Perjamuan Kemenangan dan Tantangan

Perjamuan kemenangan diadakan dengan kemegahan yang sulit ditandingi. Aula istana dipenuhi lentera-lentera sutra yang menggantung rendah, memancarkan cahaya lembut yang membias di atas meja-meja panjang penuh hidangan lezat. Suara musik kuno mengalun pelan, sementara para bangsawan dan pejabat tinggi bercengkerama dengan nada ramah, menciptakan suasana yang tampak harmonis di permukaan. Namun, bagi Jenderal Tianlan, perjamuan ini lebih terasa seperti arena pertempuran tanpa senjata.

Kaisar, yang duduk di singgasana berhias ukiran naga, menatap kerumunan dengan pandangan penuh wibawa. Perjamuan ini diselenggarakan untuk merayakan kemenangan Tianlan di perbatasan, meskipun harus tertunda karena luka-luka sang jenderal. Kini, dengan Tianlan yang telah pulih, Kaisar tak ingin menunda lebih lama lagi.

Tianlan duduk di tempat kehormatan, mengenakan jubah hitam dengan sulaman naga emas. Wajahnya yang dingin dan tanpa ekspresi membuat para bangsawan segan mendekat, namun tidak menghentikan gadis-gadis muda yang berusaha menarik perhatiannya. Dengan senyum penuh harapan, mereka mendekat, membawa cangkir anggur atau menawarkan pujian yang terdengar manis namun kosong.

“Jenderal Tianlan,” ujar salah seorang dari mereka dengan suara lembut, “apakah Anda merasa kesepian? Kami semua ingin menemani Anda.”

Tianlan hanya mengangguk singkat, menolak untuk terlibat dalam percakapan lebih jauh. Namun, gadis-gadis itu semakin berani, mengelilinginya seperti burung-burung kecil yang mengitari pohon besar, berharap mendapatkan sejumput perhatian.

Di sudut ruangan, Xin Lian berdiri dengan santai, matanya mengamati situasi itu dengan senyum kecil yang penuh arti. Pakaian sederhananya yang berwarna merah tua, meski tidak semewah gaun para gadis bangsawan, justru membuatnya tampak mencolok. Ia tidak memerlukan perhiasan untuk menarik perhatian—kepercayaan dirinya yang sombong sudah cukup membuat orang menoleh.

“Lihatlah mereka,” gumamnya pelan, “seperti kupu-kupu yang berusaha mendekati api, tidak sadar bahwa mereka hanya akan terbakar.”

Ketika salah seorang gadis muda, yang tampaknya merasa dirinya paling unggul, mencoba menyentuh lengan Tianlan, Xin Lian memutuskan sudah waktunya bertindak. Dengan langkah tenang namun penuh keanggunan, ia mendekati kerumunan itu.

“Ah, maafkan aku,” katanya dengan nada lembut namun dingin, “tapi Jenderal Tianlan tidak memerlukan gangguan dari sekumpulan gadis yang bahkan tidak tahu bagaimana cara menuang anggur dengan benar.”

Kerumunan itu terdiam, dan gadis yang tadi berbicara dengan Tianlan menoleh dengan wajah merah padam. “Apa maksudmu?” tanyanya dengan nada tajam.

Xin Lian tersenyum tipis, tatapannya penuh dengan kepercayaan diri. “Maksud saya sederhana. Jika kalian ingin menarik perhatian seorang jenderal, setidaknya pelajari dulu apa yang ia sukai. Tapi sayangnya, kalian hanya mengandalkan wajah cantik tanpa isi.”

Wajah gadis itu semakin memerah, dan beberapa bangsawan di sekitarnya mulai tertawa kecil. Namun, Xin Lian tidak berhenti di situ. Ia mendekati meja dan mengambil cangkir anggur, menuangnya dengan gerakan yang anggun dan presisi, lalu menyerahkannya kepada Tianlan.

“Jenderal,” katanya dengan nada yang sedikit lebih rendah, “izinkan aku yang melayanimu. Anggur ini mungkin lebih sesuai dengan seleramu.”

Tianlan menatapnya dengan alis sedikit terangkat. Meski tidak berkata apa-apa, ia menerima cangkir itu dan meminumnya perlahan. Dalam hati, ia mengakui bahwa keberanian dan kecerdikan Xin Lian benar-benar berbeda dari wanita lain.

Namun, salah seorang gadis bangsawan, yang merasa tersinggung, tidak tinggal diam. “Berani sekali kau bicara seperti itu. Siapa kau sebenarnya? Apa hakmu untuk berdiri di sini dan merendahkan kami?”

Xin Lian menoleh, matanya menyipit dengan senyum licik. “Siapa aku? Aku hanyalah seorang dukun kecil yang kebetulan diundang oleh Yang Mulia Kaisar. Tapi, jika kalian ingin tahu lebih banyak, aku juga seseorang yang tahu semua rahasia kecil kalian.”

Kerumunan itu terdiam lagi, dan gadis yang tadi berbicara tampak gelisah. “Kau bicara omong kosong!” serunya, namun suaranya terdengar goyah.

“Oh, benarkah?” Xin Lian melangkah lebih dekat, suaranya menjadi lebih pelan namun penuh ancaman. “Seperti rahasia tentang siapa yang menulis surat cinta kepada seorang pangeran yang sudah bertunangan? Atau siapa yang diam-diam mencuri perhiasan dari kamar saudarinya? Haruskah aku melanjutkan?”

Gadis itu mundur dengan wajah pucat, dan Xin Lian tersenyum puas. “Pikirkan baik-baik sebelum berbicara lagi,” katanya sebelum kembali ke tempatnya.

Tianlan, yang menyaksikan semuanya, merasa sulit menahan senyum. Wanita ini benar-benar berbeda—cerdik, licik, dan tidak takut menghadapi siapa pun. Meski ia tidak ingin mengakui, ada sesuatu tentang Xin Lian yang membuatnya tertarik.

***

Sementara itu, Kaisar yang mengamati dari singgasananya, tampak terhibur. “Xin Lian,” katanya dengan suara berat, “kau memiliki keberanian yang jarang dimiliki wanita lain. Namun, keberanian saja tidak cukup. Aku ingin melihat kemampuanmu yang sebenarnya.”

Xin Lian menundukkan kepala dengan sopan, tetapi sudut bibirnya melengkung membentuk senyum tipis. “Yang Mulia, hamba hanyalah seorang dukun kecil. Namun, jika ada yang dapat hamba lakukan untuk menghibur Yang Mulia, hamba akan mencobanya.”

Kaisar tertawa kecil, lalu memberi isyarat kepada seorang pelayan untuk membawa sebuah kotak kayu tua. “Kotak ini ditemukan di medan perang,” jelasnya. “Namun, setiap kali seseorang mencoba membukanya, mereka merasa ada kekuatan yang menahan. Aku ingin kau membuktikan bahwa kau memang pantas berada di sini.”

Xin Lian melangkah maju, matanya yang cerah menatap kotak itu dengan penuh perhatian. Namun, di balik wajahnya yang tenang, pikirannya berputar cepat. Apa ini? Kutukan? Atau hanya tipu daya Kaisar untuk mengujiku?

Di sisi lain aula, Tianlan memperhatikan dengan seksama. Meski wajahnya tetap tanpa ekspresi, di dalam hatinya ada perasaan campur aduk. Ia tahu Xin Lian adalah wanita yang cerdas dan penuh tipu daya, tetapi ia tidak bisa menahan rasa khawatir. Apakah dia benar-benar mampu? Atau dia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri?

Xin Lian mendekati kotak itu, mengulurkan tangan dengan hati-hati. Begitu jarinya menyentuh permukaan kayu, ia merasakan hawa dingin yang menusuk, membuat bulu kuduknya meremang. Namun, ia tidak mundur. Sebaliknya, ia tersenyum tipis dan bergumam pelan, “Hanya sejauh ini? Kupikir akan lebih sulit.”

Tianlan, yang mendengar gumaman itu, hampir tersedak anggur yang baru saja diminumnya. Wanita ini benar-benar terlalu percaya diri. Ia menundukkan kepala sedikit, mencoba menyembunyikan senyum kecil yang muncul di wajahnya.

Namun, ketika Xin Lian mencoba membuka kotak itu, tutupnya tidak bergeming. Ia mengerutkan kening, lalu mencoba lagi dengan lebih banyak tenaga. Tetap saja, kotak itu tidak terbuka. Para tamu mulai berbisik, beberapa bahkan tersenyum mengejek.

Melihat situasi ini, Tianlan tidak bisa menahan rasa geli. Dia selalu bertindak seolah tahu segalanya, tetapi lihatlah dia sekarang, berjuang hanya untuk membuka sebuah kotak.

Xin Lian, yang menyadari bahwa banyak mata menertawakannya, menegakkan punggungnya dan berkata dengan suara tenang, “Yang Mulia, apakah kotak ini disegel dengan kekuatan khusus? Jika ya, mungkin hamba membutuhkan waktu untuk memahami segelnya.”

Kaisar mengangguk, tampak tertarik. “Lakukan apa yang perlu kau lakukan. Namun, ingat, waktu tidak berpihak padamu.”

Xin Lian menutup matanya sejenak, memusatkan pikirannya. Ia memanggil roh-roh di sekitarnya, berharap salah satu dari mereka bisa memberinya petunjuk. Beberapa saat kemudian, ia merasakan kehadiran samar di dekatnya. Sebuah suara kecil berbisik di telinganya, memberitahunya tentang pola tersembunyi pada kotak itu.

Dengan senyum percaya diri, Xin Lian membuka matanya dan menekan bagian tertentu pada kotak itu. Suara klik terdengar, dan tutup kotak itu terbuka perlahan. Cahaya redup memancar dari dalam, memperlihatkan sebuah gulungan tua dan batu merah yang berkilauan.

Ruangan itu sunyi seketika. Para tamu menatap pemandangan itu dengan takjub, sementara Kaisar mengangguk puas. “Luar biasa,” katanya pelan. “Kau benar-benar memiliki kemampuan.”

Namun, perhatian Tianlan bukan pada kotak itu. Matanya terpaku pada Xin Lian, yang berdiri dengan senyum kemenangan di wajahnya. Dia benar-benar merepotkan, tetapi entah mengapa... aku tidak bisa berhenti memperhatikannya.

Xin Lian, yang merasa pandangan Tianlan tertuju padanya, melirik ke arah sang jenderal. “Jenderal,” katanya dengan nada santai, “Jika Anda ingin memujiku, lakukanlah dengan langsung. Tidak perlu menatap seperti itu.”

Tianlan terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang. “Aku hanya berpikir... kau terlalu percaya diri untuk seseorang yang hampir saja gagal membuka kotak itu.”

Xin Lian tertawa kecil, matanya bersinar penuh kecerdikan. “Namun, pada akhirnya, saya berhasil, bukan?”

Tianlan tidak menjawab, tetapi sudut bibirnya melengkung sedikit, menunjukkan senyum tipis yang jarang terlihat. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa wanita ini adalah teka-teki yang tidak mudah dipecahkan, namun ia tidak bisa menyangkal bahwa ia mulai menikmati kehadirannya.

Xin Lian menutup kotak itu perlahan, matanya menyipit saat merasakan hawa dingin yang tersisa di ujung jarinya. "Segel ini... bukan sembarang segel," gumamnya pelan, cukup keras untuk membuat Kaisar dan Tianlan saling bertukar pandang.

Tianlan melangkah mendekat, tatapannya tajam. "Apa maksudmu?"

Sebelum Xin Lian sempat menjawab, suara retakan kecil terdengar dari kotak itu, diikuti oleh bisikan halus yang memenuhi ruangan. Lentera-lentera di aula tiba-tiba meredup, dan angin dingin menyapu, membuat semua tamu membeku di tempat.

Xin Lian tersenyum tipis, matanya berkilat penuh kecerdikan. "Sepertinya pesta ini baru saja dimulai."

1
Seojinni_
good
Ao_Ao_
semakin menarik kak, lanjut
Ao_Ao_
Tianlan yg terfitnah /Facepalm/
Ao_Ao_
mulai deh mulai /Facepalm/
Ao_Ao_
betullllll, aku suka MC yg realistis gini gak terlalu masalalu /Kiss//Kiss//Kiss/
Ao_Ao_
lawak banget dia nih, aku bahkan gak tau siapa aku? /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ao_Ao_
lanjuttttt kak
Ao_Ao_
Aku suka banget yg MC nya licik licik gini /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Ao_Ao_
Yaaa bener sihhh tapi gak gitu juga kali /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ao_Ao_
Kasian banget lian Thor
Ao_Ao_
🤣 ngakak banget
Ao_Ao_
aku suka semua cerita kakak
Arix Zhufa
Alur ceritanya lain daripada yg lain 😄
Seojinni_: 🤣 Ide author emg suka out of the box
total 1 replies
Arix Zhufa
semangat thor
Arix Zhufa
semangat up nya thor
Arix Zhufa
cerita yg berbeda dr novel lain nya...seruuu
Seojinni_: Perdukunan 😎
total 1 replies
Arix Zhufa
aq kesini thor...
awal yg menarik 😍
Seojinni_: Wow terimakasih kakak 😘💕
total 1 replies
Ayu Septiani
waaah xin lian di kuntit hantu jendral
Seojinni_: Tapi hantunya ganteng kak 🤭
total 1 replies
Arix Zhufa
Dasar orang tua tak tau diri...enak saja setelah anak nya dewasa & sukses baru mereka mencari
Seojinni_: Iya banyak jg ortu kyk gini di real life kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!