Aku benar benar menjadi gadis gila karena mencintai laki laki sampai termehek mehek meski dia doyan nenteng cewek, dia adalah arnav tetangga sebelah rumahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon s.tari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
"Ada apa sayang, Kenapa suaranya kuat sekali ?" Tanya mama menghampiri.
"Ini Tan Lia nya bawel disuruh makan saja susahnya minta ampun seperti disuruh makan batu"
"Sayang jangan begitu" kata mama lembut mengusap rambutku.
"Lia kenyang ma, lagian arnav aneh ma sudah tau asam lambung Lia naik tapi malah bawa makanan beginian kan Lia tidak selera"
Aku melirik arnav yang senyum garuk garuk kepala karena ucapanku.
"Ya aku mana tau ini belum boleh dimakan, tadi aku mikirnya bawa makanan kesukaan kamu pasti kamu suka, begitu Tan"
"Ya sudah tidak apa apa nak arnav maafkan ucapan Lia ya, jadi Lia mau makan apa ?"
"Lia mau makan bubur yang biasa mama buatkan kalau Lia sakit, yang disaring halus dan pakai gula merah"
"Ya sudah kalau begitu mama pulang biar mama buatkan ya"
"Tidak perlu sekarang ma besok pagi saja, sekarang Lia masih kenyang"
"Ya sudah sekarang tidur ya biar besok mama buatkan buburnya"
Aku mengangguk lalu mulai memejamkan mata, namun ujung mataku masih sempat menangkap sosok arnav yang masih diam berdiri di dekatku."
"Selamat pagi sayang.." ucap ayah
"Pagi ayah, arnav mana yah ?"
"Kenapa arnav yang lebih dulu kamu tanya padahal ayah yang berada di depanmu" jawab ayah pura pura marah. Sementara mama hanya senyum senyum saja.
"Loh mama sudah buatkan buburnya ya"
"Iya sayang ini, ayo sarapan mama suapi"
"Kapan mama pulang ?"
"Tadi subuh saat mama dan ayah pulang arnav yang jaga kamu disini, nah setelah mama dan ayah datang giliran arnav yang disuruh ayah pulang, kasihan kan dia mau sekolah"
" Oh begitu"
"Iya nak, kamu beruntung punya teman sebaik arnav" kata mama sambil mencium keningku.
Selesai sarapan aku tidur lagi dan terbangun saat ada suara berisik di ruang rawatku.
"Kalian" ucapku pelan berusaha bangkit terduduk.
Mereka merubungku di ranjang rumah sakit.
"Cepat sehat ya an, arnav galau gak ada kamu"
Ucap aida
Sementara arnav terbahak.
"Sotoy kamu" katanya
"Jiah ngeles dia do, ceritain do" perintah Yasir
Kini giliran Edo yang ngakak .
"Entah itu dari masuk sekolah Lia terus yang di ceritain, Lia beginilah Lia begitu lah sampai bosan dengarnya"
Mereka semua pada ngakak berjamaah.
"Arini dan Vika kemana ?" Tanyaku
"Mereka sibuk, titip salam sama kamu semoga cepat sembuh. Vika mau les renang sementara Arini ada perlu katanya. Jawab Dion.
"Titip salam doang? Kali kali mah titip duit"
"Eh hon kok jadi matre gini sih padahal baru semalam loh sakitnya, bagaimana kalau seminggu ya"jawab arnav
"Iya ya, apa om chines bangkrut ya, tapi kok gak ada tuh dengar beritanya" timpal Yasir
"Jahat bangat sih doain ayahku bangkrut" ucapku cemberut.
"Ya bukan di doain liaaa, cuma nanya doang aku mah, jangan monyong begitu bibirnya nanti dic**m arnav kamu kesenangan"
"Astaga Yasir ihh" kulempar Yasir dengan sisir yang diranjang, sementara semua pada ngakak.
"Susah juga kalau cantik, kemana mana harus bawa sisir"kata aida mulai ikut ikutan
"Aii jangan ikutan deh" bujukku
"Eh lia kamu berani membentak anak jaksa, habis kamu mah nanti disidang"jawab Edo lagi.
"Bukan dibentak loh Edo" jawabku
"Loh do kamu tau dari mana kalau aida anak jaksa"
"Ehh itu anuu hhmmm"
"Cie cie ada aroma aroma PDKT ini mah" Goda arnav.
"Ihhh kan kok jadi aku sih" jawab aida
"Udah ai kalaupun ia juga gak apa apa, kami malah senang"kata arnav
"Udah gak usah mikirin kami, fikirikan itu nyai kapan gembok hatinya dibuka buat kamu" Godang Edo.
"Gimana hon ? Kita ditanya ini"kata arnav padaku.
"Apaan sih gaje bangat"jawabku malu
"Kan masih saja gue digantung, sakitnya tuh disini" kata arnav menunjuk dadanya. Entah apa maksutnya.
Semua pada ngakak minus aku yang menunduk malu.
Arnav bertahan menemaniku di rumah sakit sampai tiga hari baru diizinkan pulang,
"Kenapa kamu bohongin kita kemarin pas di plaza?" Tanya ku saat dia menemaniku dirumah sementara ayah dan mama lagi ada perlu keluar.
"Bohong apa ?"
"Expresi mu itu loh pura pura terkejut liat kita naik motor, padahal sebenarnya kamu sudah tau kan"
"Yahhh memang tau Karena aku telpon om chines, tapi kan tetap saja terkejut, lain kali kalau mau keluar pulang sekolah bilang, kan aku bisa jadi supir buat kamu"
"Kamu juga bohong tentang hal lain padaku"
"Bohong apalagi hon? Kamu ini ya masih baru sembuh sudah banyak bicara"ucapnya gemes mencubit hidungku
"Kamu belum putus sama desy kan"
Kali ini arnav terdiam.
"Kenapa sih kamu mesti bohong padaku, kan aku sudah bilang...."
Tiba tiba arnav menempelkan bibirnya di bibirku membuatku membeku selama beberapa menit kemudian tersadar lalu aku mendorong arnav.
"Kamu mencuri ciuman pertama ku" bentakku padanya.
"Makanya jangan suka berasumsi sendiri, tapi bibir kamu manis juga hon manis bangat malah" jawabnya anteng tanpa rasa bersalah.
"Iss kamu bukannya minta maaf"
"Habisnya aku gemes liat kamu marah marah, cemburu yaaa?"
"Asumsi apa orang dia datang marah marah, dan ya aku gak cemburu" jawabku cemberut
"Desy marah pada mu hon"
"Ya bolak balik aku dibilang plakor, malu tau gak. Gara gara kamu itu"
"Ya ampun hon sory sory, kami sudah putus hon hanya Desy nya saja yang tidak mau"
"Bohong lagi kamu"
"Sumpah hon aku tidak berbohong" jawabnya menggenggam tanganku
"Sekarang kamu jawab aku" kata arnav lagi
"Apa ?"
"Kamu kemarin menangis kan saat pulang dari rumahku sampai kamu tidak makan siang?"
"Ih pedenyaa" elakku
" Jangan bohong hon"
"Siapa yang bohong,, rugi aku mah nangisin kamu"
"Jadi kamu kenapa kok bisa melewatkan makan siang begitu? Sengaja cari penyakit ?"
"Ya namanya sakit siapa yang mau sih ar, naas itu namanya "
"Halahhhh penyakit yang di buat buat"
"Ihhh jahat bangat sih kamu"rengekku
"Gak jahat hon Uda ah sini kamu bobo "
Ucapnya menepuk pahanya.
Akhirnya aku tiduran di pangkuan arnav tidak tau berapa lama, karena pas bangun aku sudah di kamar.
Jadi teringat lagi saat arnav menciumku tadi, jemariku sampai dingin semua. Deg deg sekali.
Aku nyaman dekat arnav tapi aku kurang nyaman melihat dia tape tape sama cewek cewek di sekolah. Bingung dengan perasaan sendiri.
"Sayang ada buket ini"ucap mama masuk ke kamarku
"Dari siapa mah ?"
"Tidak ada nama pengirimnya, hanya ada kartu ucapan saja.
'semoga cepat pulih kesayanganku'
Dari siapa yaa.. apa mungkin arnav ????
Tapi kenapa dia tidak berikan langsung padaku tadi ????