Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 - Bapak Raffi Anggoro
Suasana di sekolah pagi itu dihebohkan dengan kedatangan donatur terbesar sekolah yang tak lain adalah Bapak Raffi Anggoro. Penerus kejayaan Anggoro Group yang terletak di kota Surabaya dan memiliki beberapa cabang sampai di ibu kota dan kota Malang.
Viera yang sudah memiliki ponsel memilih membawa ponselnya tersebut ke aula dimana para siswa diminta berkumpul untuk mendengarkan seminar dari Bapak Raffi Anggoro.
"Kenapa nama Bapak itu sangat mirip dengan nama belakangku, ya?" Sambil berjalan menuju aula, Viera berpikir tentang kesamaan nama belakangnya dengan nama Bapak Raffi.
Jika para teman-teman di sekitarnya berjalan sambil bercerita bersama kelompok bermain mereka, Viera justru berjalan sendirian. Tidak ada satu pun siswa di sekolah tersebut yang mau berjalan bersama dengannya karena mereka menilai dirinya hanyalah sebuah angin yang tidak dapat terlihat keberadaannya.
Tiba di dalam aula, Viera merasa sedikit kesusahan mencari tempat duduk karena posisi tempat duduk sudah penuh dan bila pun ada yang kosong, para teman-temannya bersikap jahat dengan tidak memberikan kesempatan pada Viera untuk duduk di sana.
"Viera, kenapa kau masih berdiri?" Hiko yang baru saja datang bersama kedua sahabatnya bertanya pada Viera yang nampak berdiri dengan wajah bingung.
"Eumh, itu, aku gak dapat tempat duduk." Cicit Viera.
Kedua kelopak mata Hiko memicing. Ditatapnya ke sekitar dimana teman-temannya menutupi kursi kosong yang bisa diduki oleh Viera dengan meletakkan sepatu mereka di atasnya.
"Berikan kursi ini buat Viera!" Tegas Hiko pada salah satu teman kelasnya yang turut bersikap buruk pada Viera.
Merasa takut dengan tatapan tajam Hiko, wanita itu pun mengambil sepatunya dan mengangguk untuk membiarkan Viera duduk di sana.
"Terima kasih, Hiko." Kata Viera sambil sedikit membungkukan punggungnya pada Hiko.
Hiko mengangguk tanpa suara. Kemudian dia melangkahkan kaki menuju kursi terdepan dimana tempat duduk untuknya sudah disediakan di sana.
Beberapa teman-teman wanita Viera kini menatap sinis pada Viera setelah kepergian Hiko.
"Dasar cupu! Jika Hiko tidak ada di sekolah ini, kamu sudah pasti sudah ditendang dari sini!" Kata salah satu wanita pada Viera.
Viera hanya diam. Dia memilih menunduk karena takut dengan tatapan teman-temannya.
Wanita lainnya yang merasa tidak suka dengan Viera pun mendorong pundah Viera dari belakang yang berhasil membuat wanita itu meringis.
Kedatangan Bapak Raffi Anggoro masuk ke dalam ruangan aula akhirnya berhasil menghentikan sikap buruk teman-teman Viera kepada Viera. Kini, tatapan mata mereka tertuju pada Bapak Raffi Anggoro yang terlihat masih tampan di usianya yang sudah tidak lagi muda.
Viera turut menatap wajah pria itu. Ada rasa hangat yang menjalar di dalam hatinya saat melihat wajah tampan Bapak Raffi Anggoro.
Selama acara berlangsung, Viera tak pernah mengalihkan pandangan dari Bapak Raffi Anggoro. Dia merasa kagum pada kepintaran dan kebaikan pria itu. Viera merasa jika dia mulai mengidolakan Bapak Raffi Anggoro.
Setelah menyampaikan materi di depan para siswa, Bapak Raffi Anggoro seperti biasa memberikan pertanyaan pada para siswa.
Viera yang merasa dapat menjawabnya pun dengan spontan mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan Bapak Raffi Anggoro.
"Anda, gadis cantik yang memakai kaca mata. Ayo maju ke depan untuk menjawab pertanyaan saya!" Kata Bapak Raffi Anggoro sambil menunjuk Viera.
"A-aku?" Viera tergugu. Dia tidak menyangka jika dia terpilih untuk menjawab pertanyaan dari Bapak Raffi Anggoro. Pria dewasa yang baru saja masuk ke dalam list pria idolanya selain Hiko.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗
Jadi aman dari hukuman
gak kapok dengan hukuman yang sudah pernah kau jalani
Viera balas ya kalau kamu disakiti putri