Menjadi sasaran cinta seorang gangster?
Gaby harus melewati cobaan yang lebih besar lagi ketika seorang gangster tertarik kepadanya. Namun dibalik ketertarikan Jax, si gangster kejam dan berpengalaman itu ternyata memiliki alasan lain, yaitu menuntaskan pekerjaannya dengan membawa Gaby ke pemimpin mafia bernama Salvatore Conti atas pengkhianatan yang ayah Gaby lakukan.
Jax yang diperintahkan untuk membunuh Gaby dengan diberi hadiah setimpal. Pria itu justru terjebak dalam cintanya sendiri sehingga membuat nya harus lari sejauh mungkin bersama Gaby untuk menghindari kejaran Salvatore dan anak buahnya. Dan melindungi wanita itu dari maut meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TDK — BAB 26
BERTEMU LAGI
Jax berjalan melewati kericuhan di Mansion Salvatore. Suara tembakan dan teriakan begitu lantang namun Gaby masih tidak bergerak dan masih menutup matanya dengan lemah.
“Tuan Jax!” panggil Jacob yang baru saja menyelesaikan tugasnya. Bahkan ada bercak darah di pipinya.
“Siapkan mobilnya.” Pinta Jax dengan tergesa-gesa sehingga pria rambut cokelat itu mengangguk kecil lalu mengawal Jax ke arah mobil.
Tentu saja, dia berhasil membawa Gaby kabur dari sana. Tak sedikitpun Jax melepaskan tangannya yang masih memeluk tubuh Gaby yang terbalut selimut tebal.
“Kau selesaikan yang ada di sini, jika bisa kau bakar saja anak buah Salvatore dan lepaskan para pelayan.” Ujar Jax yang kini duduk di dalam mobil, sedangkan Jacob berdiri di luar.
“Akan saya laksanakan. Berhati-hatilah di jalan Tuan.” Balas Jacob hingga tak lama mobil hitam Jax mulai melaju pergi.
Pria itu menatap wajah Gaby yang masih menutup matanya dan bersandar di pundak kirinya. “Aku bersamamu, Gaby. Kau bisa bertahan hidup sekarang.” Gumam Jax menatap lurus dan mengeratkan pelukannya.
...***...
[“APA? BAGAIMANA— DASAR BODOH!!”] sentak Salvatore hilang kendali Hinga rasanya dia ingin membanting ponsel yang dia pegang.
Pria itu mencoba tenang setelah mengetahui kabar penyerangan Jax Martinez ke Mansion nya dan membawa pergi Gaby dari sana.
[“Tuan, apa kita harus menyerangnya kembali. Saya akan memanggil anak-anak yang ada di Meksiko dan menyerang Martinez. ”]
[“DAN KAU AKAN MEMBUATKU RUGI HAH? DIA MEMILIKI KUASA SEKARANG, APA KAU MENGERTI!!”] Kesal Salvatore mengusap kasar rambutnya hingga dia membanting ponselnya.
Tentu saja anak buahnya yang ada bersamanya saat ini hanya diam dan menunduk ketika melihat bosnya marah besar.
Salvatore berkacak pinggang menatap ke lautan dengan hembusan angin kencang. Dia benar-benar hilang akal dan bingung harus melakukan apa. “Aku tidak boleh meremehkannya, jika tidak dia akan mengambil kekuasaan ku secara perlahan.” Gumam Salvatore mengepalkan tangannya.
“FUCK YOU MARTINEZ FUCKING!! ( PERGI KE NERAKA MARTINEZ SIALAN)!!” kesal Salvatore bak orang gila.
...***...
3 Hari Kemudian
-‘Ya. Aku tidak tahu apakah aku masih hidup. Aku tidak bisa merasakan tubuhku ataupun menggerakkannya. Mungkin saja aku sudah mati.’ Samar-samar wanita itu mendengarkan isi hatinya sendiri.
Namun saat sadar, dia mulai merasakan kembali pergerakan jari-jari tangannya, hingga dia berkerut alis. “Sshhh— ” desis Gaby saat dia mencoba membuka matanya yang sangat-sangat berat.
Tangan kanannya meraba selimut tebal yang sangat halus dan dingin.
Deg! Kedua kelopak mata Gaby terbuka lebar saat dia mulai ingat dengan kejadian terkahir kali menimpanya. “Aahh— ” dia menatap ke lengan kirinya, tidak ada bekas suntikan namun itu masih terasa kemang.
“Bagaimana keadaan mu?”
Suara yang sangat dia kenal dan sangat dia ingin dengarkan. Gaby menoleh dalam keadaan masih berbaring hingga dia melihat keberadaan pria berkaos hitam dan celana hitam rapi.
Jax duduk di sofa singel, menatap Gaby yang masih berbaring.
-‘Ini tidak mungkin.’ Batin Gaby mencoba mengerjapkan matanya berulang kali, namun Jax masih ada di tempatnya.
Faham dengan apa yang saat ini Gaby pikirkan, pria itu beranjak dari duduknya dan berjalan menghampirinya lalu berpindah duduk di tepi kasur yang berdekatan dengan kaki Gaby.
Dengan tatapan yang masih sama, Gaby tak sedikitpun berpaling.
“Aku bertanya, bagaimana keadaanmu?” tanya Jax lembut sembari menatapnya dalam posisi menoleh ke kanan.
Tak tahu harus bereaksi seperti apa. Gaby mulai terduduk walaupun kepalanya masih pusing. “Rasanya hampir mati!” jawabnya tersenyum miris saat dia mengatakannya sembari menunduk.
Sedangkan pria bermata cokelat terang itu masih memperhatikannya.
“Aku pikir kau sudah melupakan ku.” Ucap Gaby yang kembali menatapnya dan tersenyum heran, senyuman yang sangat tipis beserta kegugupan.
Mendengar ucapan itu, Jax menatap ke lantai sejenak. “Aku yang membuatmu bermasalah, bagaimana bisa aku melupakanmu.” Balasnya sehingga Gaby terdiam faham.
Rasanya sangat canggung, padahal mereka tidak seperti itu ketiak di Meksiko.
Gaby yang masih sibuk meremas selimutnya dengan kedua tangannya, dia terlihat bingung saat berhadapan kembali dengan Jax. “Terima kasih.” Ucapnya pelan.
Sungguh! Melihat keberadaan wanita itu yang kembali baik-baik saja membuat Jax lega.
“Bagaimana bisa kau bersama Salvatore?”
“Ak-aku tidak tahu. Beberapa orang tiba-tiba datang dan membius ku. Saat aku membuka mata, aku sudah berada di tempat lain. Dan— ” Gaby mengehentikan ucapannya saat dia mengingat akan jasad ayahnya.
Melihat wajah sedih Gaby yang masih menunduk membuat Jax mengernyitkan keningnya. “Apa yang terjadi?” tanya Jax.
Gaby menjilat sekilas bibirnya yang kering dan mencoba tenang.
“Aku melihat jasad ayahku. Salvatore membunuhnya dan menggantungnya. Dia ingin menyiksaku agar ayahku semakin menderita di sana.” Jelas Gaby menahan air matanya dan enggan menatap Jax.
Sementara pria itu terlihat menahan amarahnya dengan menunduk sejenak.
“Apa yang terjadi kepadaku?” tanya Gaby. Karena kesadarannya hilang saat Salvatore membantingnya ke kasur dan berbisik tentang Jax.
Tentu saja Jax yang ingin menjelaskannya pun rasanya tak enak sendiri.
“Tidak ada. Dia hanya memberimu obat perangsang.” Jawab Jax yang tidak sepenuhnya jujur. Karena sebenarnya obat tersebut bercampur dengan narkoba.
Pria itu bangkit dari duduknya, menatap sekilas ke arah Gaby yang juga menatapnya.
“Istirahatlah di sini. Ada sesuatu yang harus ku urus.” Pinta Jax sedikit dingin lalu melangkah pergi.
Gaby melihat perubahan dari pria itu, mulai dari penampilannya yang semakin berkarisma dan sikapnya yang dingin dan tenang.
Wanita itu memperhatikan kamar yang sangat indah dan mewah dengan dekorasi elegan bercat hitam dan merah maron.
Tak berselang lama empat pelayan wanita masuk dengan membawa makanan lengkap serta pakaian. “Nyonya makanan Anda dan juga obatnya. Kami juga sudah menyiapkan pakaian jika Anda gerah!” jelas pelayan tadi tersenyum ramah.
Gaby benar-benar seperti orang kikuk yang bingung dan terheran dengan perlakuan bak ratu.
“Em... Bisa kau katakan aku ada di mana, dan siapa yang menyuruh kalian?” tanya Gaby sekedar penasaran saja.
Pelayan tadi masih tersenyum lebar. “Anda ada di Mansion Martinez. Dan kami bekerja pada Tuan Jax. Dia yang menyuruh membawakan semua ini dan melayani Anda dengan baik!” jelasnya hingga Gaby rasanya tak percaya.
Bagaimana bisa Jax si gangster jalanan menjadi kaya? Sangat sulit jika dipikir-pikir.
“Apa Anda ingin bertanya sesuatu lagi Nyonya?”
Gaby menggeleng kecil. “No, thanks!” jawabnya masih tersenyum heran.
selisih 4 menit hehehehe
ayooo jax gunakan insting mu utk menemukan gaby 🥰😘🫢🤭
mau gak? 😀😁🤣😂😍😍🫢🤭
gaby di sandera salvatore 🤭🫢
ayooo author ksh tahu jax...
dimn gaby berada 😍😂🫢🫢
jax taukah kamu bahwa gaby ada di tempat salvatore...
bukan pergi ke asia 🤭🤭
gaby pergi sendiri ke asia..
atau akan ttp bersama si jax..
krn gaby adh mengakui perasa,an nya pd jax...
hehehehehe smkin seru & terkuak keluarga mereka 😀😁🤣🫢🤭
atau mlh akan membawa gaby kmnpun jax pergi..
krn mereka sama2 sdh saling tertarik & jatuh hati 🥰😘😍🫢😐
ternyata salvatore musuh bebuyutan martinez..
jd intinya gang mafia nightmgres tlah menghancurkan gang mafia Bloodydevil pny ayah jax..
bgtukah author 🙂😁🫢🤭