Mampuhkan sesosok wanita muslimah itu menaklukkan hati suaminya yang berhati dingin melalui doa malam nya, berhasilkah atau sebaliknya yang akan terjadi di dalam pernikahan mereka hasil perjodohan itu.
Dan bagaimana kelanjutannya ikuti terus kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Sekitar jam 14.00 siang, Laila baru sampai di apartemen, sehabis pulang mengajar dari sekolah. Lalu membuka pintu apartemen dan langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa yang berada di ruang tamu tersebut, sambil mengibas-ngibaskan wajahnya menggunakan buku majalah yang berada di meja dekat sofa yang tempat ia merebahkan tubuhnya, karena suasana di luar sungguh panas tadi pulang menuju ke apartemen,Untung saja Laila menggunakan helm,kalau tidak mungkin sudah gosong wajahnya terkena paparan sinar matahari.
"Ya Allah kok bisa hari ini panas banget ya, apa mau hujan ya kira-kira nanti malam, panas sungguh pool udah tenggorokan haus banget, bikin es dulu lah kemarin kan aku sudah bikin es batu dan kayaknya ada sirup juga di kulkas." lirih Laila.
Setelah itu pun Laila beranjak dari sofa dan meninggalkan tas serta jaketnya, dan berjalan menuju dapur untuk membuat minuman dingin untuk menyegarkan tenggorokannya yang sudah kering.
Lalu membuka kulkas mengambil es batu dan mengambil sirup setelah itu menuangkan ke gelas beserta dengan sirupnya.clalu menambah dengan air biasa dan mengaduknya supaya merata lalu dan menenggaknya hingga setengah gelas.
"Alhamdulillah akhirnya terasa dingin juga ini tenggorokan ,sehabis disiram dengan sirup Marjan sungguh segar."ujar Laila.
Lalu Laila meninggalkan dapur, dan mengambil tas serta jaketnya yang berada di ruang tamu lalu masuk ke dalam kamar untuk beristirahat, namun sebelum salat ashar tiba, pernah Laila berencana akan masak dan membawa masakan tersebut ke rumah orang tuanya.
Namun yang menjadi pikiran Laila adalah, apakah suaminya mau diajak untuk ke rumah orang tuanya buat menginap semalam Karena ada acara ulang tahun abangnya.
"Coba deh nanti aku memberanikan diri ngomong sama mas Dewa, apakah dia mau untuk diajak pergi.kalau nggak mau apa alasan yang akan aku berikan kepada ibu, kalau dia tidak jadi mau ku ajak nggak mungkin kan aku sendiri yang datang pasti akan menimbulkan pertanyaan di benak mereka kalau aku datang sendiri tanpa dengan mas Dewa."kata Laila dengan takut mas Dewa tidak mau diajak dia pergi. Kalau tidak ada orangnya lagi nggak berani memanggil dewa dengan sebutan mas, namun kalau ada orangnya dia tidak berani karena sang suami sangat dingin bila di ajak bicara.
Karena tadi Laila sudah salat dzuhur di sekolah, jadi Laila tak perlu lagi untuk salat rumah, dan langsung saja Laila pun merebahkan tubuhnya di atas kasur. hingga tak lama kemudian laila pun langsung terlelap menuju surga dunia alam bawah sadar.
*
"Permisi Tuan,apa masih ada lagi yang tuan butuhkan." tanya sama asisten pada sang Presdir.
" Tidak... Sepertinya saya akan pulang cepat berkas yang menumpu,dan hasil meeting tadi kamu kirim ke email saya."
" Baik tua tuan." Dan Presiden direktur itu pun keluar dari ruangan dengan membawa jas di tangan dan membawa tas kerjanya.
Bentuk beberapa lama kemudian presdir tersebut sampai di lantai bawah, dalam mengambil kunci mobil kepada security.
"Ini tuan kunci mobilnya." ujar security tersebut pemilik perusahaan itu dengan menunjukkan badan. Sedangkan orang yang dipanggil tuan hanya berjalan meninggalkan security itu, tampa menjawab ucapan dari security tersebut dan menaiki mobilnya lalu meninggalkan kantor dengan mobil kesayangannya.
"Tuan Dewa sungguh sombong sekali, untung bos sekali enggak gue jitak kepalanya." dalam batin security itu melihat tingkah sombong sang atasan.
Sedangkan di dalam mobil yang dikendarai oleh Dewa melaju dengan kencang di antara mobil mobil lainnya, entah kenapa hari ini Dewa pengen cepet pulang dan beristirahat di apartemennya. biasanya juga tidak tahu padahal jam juga masih menunjukkan pukul 16.30 sore, dan masih ada setengah jam lagi buat pulang kantor duluan, namun dia sendiri memilih pulang duluan karena memang tidak ada lagi pekerjaan di kantor yang harus saya selesaikan.
30 menit kemudian Dewa pun sampai di basement apartemen lalu memarkirkan mobilnya di parkiran khusus dirinya, lalu berjalan dengan tegas dan tanpa memperlihatkan kanan kiri. Berjalan ke atas bukan nomor unit apartemennya menggunakan lift.
Dan tak butuh waktu lama Dewa akhirnya sampai di depan pintu apartemen miliknya, lalu masuk begitu saja tanpa mengucapkan salam. Dan langsung merebahkan tubuhnya di atas yang berada di ruang tamu tersebut, sepatu nya masih menggantung pada kaki, tanpa melepaskan terlebih dahulu. Sambil memejamkan kedua matanya meletakkan tangannya di bawah kepala.
Namun secara tiba-tiba Dewa mencium aroma masakan yang begitu menggiurkan, lyang baunya tercium dari dapur miliknya apalagi perutnya sudah begitu lapar minta diisi,karena tadi siang dewa juha hanya makan sedikit karena tidak berselera, dengan makanan luar.
Tanpa melepaskan sepatunya, Dewa pun beranjak dari Sofa tersebut, untuk melihat lihat Laila yang sedang memasak,karena dewa berfikir siapa lagi yang menempati apartemen ini hanya mereka berdua lah yang ada di sini, dan hanya wanita tersebutlah yang pandai memasak, membuat ya begitu ketagihan dengan masakan wanita tersebut sampai-sampai ia makan di luar pun tidak ada yang masuk ke dalam lidahnya, karena sudah terbiasa dengan masakan Laila.
Dan sesampainya di dapur Dewa pun melihat Laila yang sedang memasak dengan fokus memasak, tanpa menyadari dirinya yang tak jauh beberapa meter dari dirinya berdiri saat ini,sambil melipat kedua tangannya dan menyindirkan bahwa dinding.
Memperhatikan Laila yang begitu gesit dalam mengolah makanan tersebut, dengan senandung kecil sholawat yang satu ia ucapkan di setiap ia melakukan sesuatu, apalagi memasak salah satu hobinya, yang selalu ia bacakan selawat, itulah mengapa masakan Laila begitu sangat sedap, karena dicampuri dengan bumbu-bumbu ke ikhlasan kesederhanaan dan ketulusan saat ia masak, dalam sholawat sholawat nabi. Membuat Dewa yang melihat itu menjadi terpanah dengan istrinya tersebut.
"Ehh, ngapain lu muji-muji istri lu dewa,sadar Dewa yang ada istri dulu bakal ngajak kalau di puji-puji, dan dia hanya istri di atas kertas,dan dalam setahun bakal lu cerai " ujur dewa dalam hati,dengan pelan, seperti ada batu yang begitu besar menghimpit dada dewasa saat mengatakan berceraian dengan laila. Yang masih belum ya sadari tentang hatinya yang sudah mulai ada rasa dengan istrinya tersebut, namun ia selalu menepis perasaan itu seolah-olah dia tidak mungkin menyukai wanita itu.
"Alhamdulillah akhirnya selesai juga masa kali ini." Gumam Laila, setelah itu kan iya membalikkan badannya ke arah depan dan begitu kaget melihat sang suami yang berada di sana yang sedang memperhatikan dirinya,Untung saja laila sebelum masak ke dapur tadi mengadakan hijab,kalau nggak mungkin sudah kelihatan auratnya terhadap suaminya walaupun sudah halal untuk dilihat, Laila masih belum mau memperlihatkan rambutnya pada sang suami, Karena adanya kontrak pernikahan di antara mereka yang masih berjalan saat ini.
Dan Laila aku masih mematung di tempat, karena melihat sang suami yang berdiri tidak jauh dari tempat ia memasak.
Suaminya nih hobi kali membuat dia jantungan, untung saja tidak mempunyai jantung penyakit jantung beneran.
Dan dengan berani Laila pun bertanya kepada seorang suami mengapa berada di sana.
"Mau mencari apa." Tanya Laila pada Dewa yang masih terdiam dan melihat dirinya dengan intens.
"Hemm, cuman mau ngambil minum saja.” Setelah itu pun dewa melewati Laila yang masih berdiri di pinggir jalan, dan langsung mengambil air dingin di dalam kulkas, langsung menangkapnya begitu saja lalu mengatakan kembali mata air minum tersebut di kulkas.
"Ada yang mau saya sampaikan kepada anda." ujar Laila tiba-tiba. Membuat Dewa yang tadinya masih meminum meletakkan kembali minuman tersebut di kulkas. Penasaran Dewa pun mengembalikan badannya dan menghadap ke arah wanita tersebut.
"Hemm."
Hanya itu jawaban singkat dari dewa.
"Orang tuaku mengundang kita untuk datang ke rumah, karena abang aku hari ini ulang tahun dan, orang tuaku ingin merayakan dengan barbeque di rumah, sebagai perayaannya." Ucap Laila. Sedangkan Dewa masih terdiam masih terdiamkan ajakan dari laila.
Sedangkan Laila berfikir dia tidak mau diajak ke rumah orang tua nya dan dengan lesu serta tidak semangat. akhirnya laila pun berjalan dengan kecewa, karena tidak mendapat jawaban apapun dari dewa.
Namun sebelum laila membuka pintu kamar, akhirnya Dewa pun walaupun akhirnya bersuara.
" Baik,nanti kita bakal ke sana." jawab dewa lalu setelah itu pun Dewa masuk ke kamarnya sendiri,setelah mengatakan itu.
Sedang Laila yang mendengar jawaban sang suami pun senang tidak main, akhirnya sang suami mau juga diajak ke rumah orang tuanya, karena sudah lama Laila tidak pulang ke rumah kedua orang tuanya semenjak menikah dengan Dewa.
Dengan semangat 45 Laila pun membersihkan diri dan bersiap-siap sehabis mereka akan berangkat, orang tuanya.
....