Rasa cinta yang sangat besar pada Gentala Wiliam Manggala membuat Alena secara ugal ugalan mengejar cintanya. berkali kali di tolak tidak membuat gadis itu menyerah, hingga suatu hari dia mendengar kalimat menyakitkan dari Wiliam.
"wajar kau bertanya seperti itu? kau pikir aku semurah itu? aku hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan, paham!!" -kalimat Wiliam yang secara tidak sengaja menghancurkan hati Alena.
bukan, bukan karena di tolak lagi, tapi kalimat yang mengatakan 'hanya kasihan karena hidupnya menyedihkan' membuat Alena runtuh.
sore itu di tengah hujan deras Alena terlibat kecelakaan maut hingga gadis itu di larikan ke rumah sakit.
ajaibnya, setelah satu Minggu di rawat, Alena kembali tersadar, tapi yang membingungkan Alena tersadar di raga orang asing bernama Nadira Fernandez, seorang gadis yang di kucilkan oleh keluarganya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
harus dimusnahkan!
malam hari suasana di meja makan keluarga fernandez sangat lengkap. Alena duduk berdampingan dengan Sella yang sangat ceria bercerita tentang sekolahnya. para tetua menimpali ucapan random anaknya, Sella ini tipe orang yang sangat ceria. sementara Alena bak orang asing yang hanya diam sembari mengunyah makanannya. dia tidak tertarik sama sekali dengan pembahasan mereka.
"kak bagaimana hari pertamamu?" tanya Sella dengan senyum lembut ke arahnya.Alena hanya diam tanpa menjawab satu kata pun. dia masih fokus dengan makanannya.
"Nadira, Sella bertanya loh, bisa kan dijawab?? kamu nggak bisu kan??" tuan Arlo geram sendiri dengan sikap acuh putri pertamanya. dia merasa kasihan pada Sella, padahal gadis kecil itu selalu ingin mengakrabkan diri dengannya tapi Nadira angkuh.
masih diam, Alena tidak berniat menjawab pertanyaan random seperti itu.
"NADIRA!!!!" teriak tuan Arlo, sungguh, dia sangat greget dengan perubahan baru pada putrinya. tidak seperti biasanya, bahkan dulu Nadira lah yang selalu berceloteh ria walaupun tidak pernah di dengar oleh mereka.
Brakkk
Alena menggebrak meja, dia menghentikan makannya dan berdiri. Menatap tajam pada tiga orang disana,lebih khusus pada Sella.
"kak maafkan Sella, mungkin pertanyaan Sella salah" Sella berkaca kaca, dia tidak tahu apa yang salah dengan kalimatnya hingga membuat meja makan kacau.
"tentu saja salah, aku tidak suka bicara saat makan berlangsung. kau kalau mau bertanya cari waktu yang tepat bisa? aku tidak punya waktu meladeni pertanyaan unfaedah seperti itu. aku selesai!!" Alena bersiap hendak meninggalkan meja makan, tapi suara tuan Arlo kembali menghentikan langkah kakinya.
"jangan pergi dulu, ada yang mau deddy bicarakan!" Nah ini yang di tunggu tunggu Alena sejak tadi. kenapa harus berdrama lebih dulu. Alena duduk kembali di mejanya, dia masih menunggu sang ayah berbicara.
"ada apa?" tanya alena, dia pura pura tidak mengetahui maksud sang ayah.
"Nadira, apa ayah boleh minta sesuatu?" tanya Tuan Arlo memulai pembicaraan. Alena terlihat sedang berpikir seolah menimbang sesuatu.
"meminta sesuatu?? apa itu?"
"tapi kamu jawab dulu apakah boleh" ini terlalu bertele tele, Alena tersenyum tipis.
"itu tergantung, emang apa yang deddy inginkan dari Nadira?"
"kamu boleh memberikan mobil tadi kepada sella dulu? deddy janji akan membeli yang baru untukkmu" Alena memijat pelipisnya.
"kenapa bukan Sella aja yang beli baru? kan sama saja" pancing Alena dengan acuh
"tapi Sella hanya menyukai mobil yang saat ini kamu punya, Sella enggak mau membeli yang baru, boleh ya,, sekali ini saja tolong mengalah pada adikkmu" bujuk tuan Arlo, jika saja ini Nadira yang dulu pasti dia sudah memberikan apa yang di mintai oleh sang ayah tanpa banyak tanya. apalagi saat ini sang ayah membujuk.
"tapi Nadira juga menyukai mobilnya, gimana dong!" Alena melirik Sella, gadis itu menatap sedih pada sang ayah kala Alena menjawab.
"Nadira, tolonglah ini terakhir kalinya, deddy berjanji" tidak ingin membuat Sella kembali menangis pilu seperti tadi siang, Tuan Arlo bahkan harus memohon pada Alena. apa sebegitu sayangnya dia pada Sella? pikir Alena dalam hati.
"Nggak ada, aku nggak akan memberikan mobil itu padanya. Deddy harus tahu, tidak baik mengambil lagi barang yang sudah di berikan pada orang lain" Alena berdiri, dia masih teguh dengan pendiriannya. dia tidak akan pernah mau memberi mobil itu pada Sella, dan jika mereka memaksa maka Alena akan membakar mobil itu agar Sella tidak memilikinya. tuan Arlo yang melihat itu mulai tidak sabar dengan tingkah Alena,
"aku tidak akan memintanya kepadamu lagi, yang jelas mobil di depan sudah milik Sella sekarang. aku ambil kembali darimu, dan soal kunci aku masih memiliki kunci cadangan untuk di berikan pada Sella"
suara tuan Arlo membuat Alena menoleh.sudah dia duga mereka tidak akan membiarkannya begitu saja dengan keputusan Alena. kalau pada akhirnya tetap di ambil tanpa peduli dengan keputusannya terus kenapa tadi bertanya.
"oh ya,, terus kenapa harus memintanya padaku dulu? kenapa tidak langsung di ambil sejak tadi?" Alena berujar, bisa dia lihat senyum mengejek yang Sella berikan padanya. tapi Alena malah membalas senyuman itu dengan yang lebih lembut.
"karena tadi itu mobil milikmu, jadi aku memintanya padamu"
"nah, karena mobil itu milikku, aku meminta ganti uangnya, anggap saja aku menjual mobilku padamu Tuan, silahkan transfer dua miliar pada rekeningku!" ketiganya melongo tak percaya dengan kalimat yang Alena lontarkan. bukan, bukan ini yang Sella maksud, kalau begini ceritanya maka dia juga harus mendapatkan dua miliar juga. Maksud Sella tadi adalah dia harus memiliki apa yang Nadira punya sekarang makanya Sella tidak mau terima saat ayahnya ingin membelikan dia mobil baru tadi.
"kamu sudah gila!!!" pekik tuan Arlo
"kok gila, kan sama saja dari pada Deddy membeli aku mobil baru mending kirimkan uangnya padaku, biar aku sendiri yang membeli mobil barunya" jawab Alena dengan tenang, dapat di lihat dari raut wajah ayahnya bahwa dia tidak akan pernah sudi mengeluarkan uang banyak lagi.
"nggak ada, jangan pernah bermimpi kamu,, aku tidak peduli dengan protesmu yang jelas mobil di depan sudah menjadi milik Sella dan Deddy tidak akan pernah mengirimkan uang tersebut pada rekeningmu!" tuan Arlo bangkit dan meninggalkan meja makan. tinggalah ibu dan anak yang sedang tertawa mengejek pada Alena.
"kak, selamanya kau akan menjadi yang terakhir. ayah akan selalu menjadikanku nomor satu, jadi nikmati saja, mobil mewahmu sudah menjadi milik Sella seutuhnya hahh, kasian sekali kakakku ini" Sella menepuk pundak Alena yang masih berdiri di sekitar meja makan. sedangkan Melisa hanya diam, dia mengikuti langkah sang putri.
"TAPI KAMU HARUS TAHU, PRINSIP DALAM HIDUPKU ADALAH 'APA YANG AKAN MENJADI MILIKKU TIDAK BOLEH DIMILIKI OLEH ORANG LAIN, JIKA ITU TERJADI MAKA AKU TIDAK SEGAN MEMUSNAHKANNYA" teriak Alena lantang, Sella dan Melisa tidak peduli dengan suara yang menggema itu. Alena tersenyum kecut, dia mengambil kunci mobil yang sedari tadi berada di saku jeansnya. Alena menuju garasi, membawa mobilnya ke halaman depan mansion. setelah itu Alena mengambil botol bensin yang memang sudah dia siapkan sejak sore tadi. Alena sudah membaca semua taktik Sella dan sang Deddy pasti akan menurutinya. maka dari itu Alena harus memusnahkan mobil mewah yang bahkan masih baru.
tangan lentik Alena menyiram botol bensin pada mobilnya. sungguh sangat di sayangkan, apalagi harga mobil itu sangat Fantastis.setelah menyiramnya dengan bensin, Alena menyalakan korek lalu membakar habis mobil baru yang belum terpakai itu. Alena tersenyum miring, dia membayangkan ekspresi ketiga orang itu yang mungkin sebentar lagi turun ke halaman.
tok tok tok
seorang pelayan mengetok pintu kamar majikannya. Melisa dan Arlo keluar.
"ada apa?" tanya tuan Arlo, padahal dia masih serius bekerja dan kedatangan pelayan itu sangat menganggunya.
"tuan, nona- nona Nadira membakar mobil di halaman mansion" ujar pelayan itu dengan nafas yang memburu, dia berlari dari lantai satu.
"APAAAAA?????" tuan Arlo dan Melisa berteriak secara bersamaan, mereka tidak menyangka hal itu. Nadira sungguh nekat, apa dia tidak tahu bahwa Tuan Arlo bahkan memakai uang perusahaan untuk membeli mobil mewah itu. Tuan Arlo dan Melisa berlari ke bawah. mereka berpapasan dengan Sella yang juga ikut berlari ke halaman mansion.
"NADIRA APA YANG KAU LAKUKAN???" Alena menoleh, dia bahkan sudah menunggu ketiga orang itu sejak tadi. mobil mewah milik Alena sudah ludes terbakar. mendengar pertanyaan sang ayah Alena tersenyum tipis.
"sudah aku bilang bukan?, aku tidak suka apa yang telah menjadi milikku akan di miliki oleh orang lain.AKU TIDAK SUKA HAL ITU, SUNGGUH!!, mending mobil ini terbakar daripada harus menjadi milik Sella, simple kan?" enteng sekali dia berkata, tuan Arlo hampir mau meledakkan kemarahannya, sedangkan Sella menangis lagi. kali ini Sella menangis sungguhan, sangat di sayangkan mobil berharga mahal itu harus di bakar padahal kalau di jual kembali uangnya akan banyak.
demi menghindari kemarahan sang ayah yang mungkin akan mengurungnya atau menyiksanya, Alena dengan cepat beralih ke motor gedenya. dia melajukan Blackqueen meninggalkan ketiga orang yang sedang meratapi nasib mobil yang Alena bakar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...