Simon adalah remaja berusia 16 tahun yang mempunyai pacar bernama Maria.
mereka sudah pacaran selama 3 tahun. ya, sejak SMP sampai saat ini. seluruh murid sekolah Bina Bangsa sudah tidak asing lagi dengan pasangan ini. bukan pasangan yang romantis sebenarnya namun mereka berdua sama sama berprestasi.
Simon yang pandai dalam berorganisasi dan calon ketua osis, sedangkan Maria yang berprestasi di bidang olimpiade sains.
Mari kita ikuti kisah cinta mereka disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semester 1 SMA
Mohon dukungannya ya semua..
Cerita ini memang sengaja alurnya lambat karena memang konfliknya tidak terlalu berat.
Namun semoga pesan yang ingin disampaikan author bisa nyampe ke kalian yang baca..
Terimakasih..
Bantu like dan komen yaa..
...****************...
"Mar lu masih pacaran sama ka Simon?" Lia Salah satu sahabat Maria bertanya.
mereka sedang ada di sebuah cafe untuk merayakan kemenangan Maria di ajang IMO 2024.
Maria mengangguk sebagai jawaban. Ia sedang makan spaghetti bolognese kesukaannya.
"sebenarnya hubungan kalian gimana si? Jalan bareng engga, skinship juga engga, hubungan cuma sebatas status doang"
"ya gitu aja sih, walaupun cuma status tapi gue tau dia sayang banget sama gue"
Maria menaruh garpu.
"lagian kalo lu liat sikap bokap gue ke dia, ah.. Sudahlah "
"emang gimana sih? Sumpah ya gue ga ngerti sama hubungan kalian."
Maria hanya mengendus pelan lalu melihat layar handphone nya yang ternyata ada chat dari sang kekasih.
"lagi dimana?"
Dengan cepat ia pun membalas
"Kafetaria bloom sama Lia"
"aku kesana,"
Lalu tanpa membalas pesannya lagi Maria memasukan handphone nya kedalam tas kecil.
"ka Mon mau kesini. Lu gapapa kan?"
"its okay." sahut Lia sembari menyeruput kembali minumannya.
Selang beberapa menit, Simon datang dengan sebuah paperbag ditangannya.
"eh tuh dia Dateng" tunjuk Lia dengan mukanya.
Maria tersenyum seraya berdiri menyambut sang kekasih.
"ka Monn"
"hai Mar, hai emm..."
"Lia, makin gantenga aja kak, pantes Maria makin suka"
"Liaa.." Maria menatap Lia dengan tatapan peringatan.
Simon hanya tersenyum, dibandingkan dengan 1tahun lalu sekarang tubuhnya memang lebih tinggi dan tegap karena ia rajin berolahraga. Saat ini dia sedang suka basket karena diajak oleh Darren.
"Ada apa tumben nyamperin?"
"bentar aku telpon papa kamu dulu "
"iya om, aku udah di cafetaria, ada Lia kok om. Kami tidak berduaan."
"............"
"iya om, assalamualaikum."
Lia mengendus, kenapa harus bilang ke Papanya Maria sih?
"eh kak, kenapa sih apa apa harus laporan, jangan jangan kalo mau cium Maria juga harus laporan dulu ya?" Lia kesal.
"Lia apaan sii ngomongnya di saring dong malu ihhh"
Maria merengut kesal. Bagaimana bisa Lia mengatakan hal frontal begitu?
Iya, Maria tau kok Lia juga pernah pacaran dan pernah berciuman dengan pacarnya. tapi kan itu Lia, ini Maria. Beda.
Maria langsung badmood.
"iya iya sorry, abisnya pacar kamu nihhh, bikin gemes aja sihh apa apa lapor papa"
"udah jangan BT gitu. Nih aku bawain ini buat kamu. Selamat atas gold medal IMO nya.."
Simon sudah kebal dengan nyinyiran dari teman teman Maria sejak dulu tidak mau menanggapi perkataan Lia. Ia kemari hanya untuk memberikan paperbag ini pada Maria.
Dilihat dari logonya itu merupakan logo buah apel yang digigit. Maria dengan cepat menutup mulutnya kaget.
"kak?"
"iya. Ipad baru, seperti yang aku janjikan kemarin"
Mata Lia melebar,
" ha? Serius ka Mon?" Lia menatap mereka bergantian..
Simon yang tersenyum dan Maria yang kaget.
"kamu tenang aja ini bukan uang dari papa aku kok, dia bahkan ga tau aku beliin ini buat kamu."
"ta.. Tapi ini berlebihan sekali kak, aku bisa minta papa aku, aku aku kayaknya gabisa nerima deh.."
"udah terima ya, aku susah payah loh nabung buat beliin ini buat kamu. "
Akhirnya Maria membuka paperbag itu dan mengeluarkan nya.
Sebuah Ipad keluaran terbaru berwarna pink lengkap dengan styluspen nya.
"buat desain. Kedepannya akan banyak desain yang aku pesan ke kamu." ucap Sikon ketoka melihat Maria mengeluarkan styluspen.
Maria tersenyum ragu.
"ma.. Makasih ka, aku ga tau harus ngomong apa. Tapi sungguh ini berlebihan."
"udah Mar terima aja. ga baik loh ga menghargai pemberian pacar"
"aku masih ada ekskul Badminton, jadi gapapa kan kalo aku tinggal?"
Simon buru buru ingin pergi, bukan ia tak rindu dengan Maria, tapi ia tak kuat jika haris berlama lama disana. Hasrat ingin memeluk Maria selalu berkeliaran di benaknya belakangan ini. Dan setelah dia menceritakan itu kepada papa nya, Papanya cuma bilang kalo dia harus bisa mengendalikannya.
"ternyata anak papa Normal, Alhamdulillah."
"tapi bukan berarti kamu harus melampiaskan nya Simon. Justru kamu harus bisa mengendalikannya. Bagaimana caranya? Sibuk kan diri kamu, jangan terlalu banyak bertemu dengan Maria, jika bertemu ga boleh berduaan. Apalagi papa liat Maria juga sangat suka kamu. Bisa saja dengan mudah setan merasuki kalian. Nauzubillah.."
"iya pa, aku akan ikut ekskul lagi kalau begitu. Kemarin pa Burhan menawari ku untuk ikut Badminton."
begitulah obrolannya semalam dengan sang papa.
"yaudah hati hati ka, makasi hadiahnya, aan ku gunaka dengan baik"
Simon melambaikan tangannya sebelum ia benar benar pergi dari cafetaria itu.
"kesini cuma mau ngasih itu doang?" Lia tidak habis fikir.
...****************...
Kesibukan Simin selama kelas 10 ini memang banyak, namun dengan kepemimpinan nya, kelasnya berhasil mendapatkan banyak penghargaan. Baik itu dalam akademik maupun ekskul. Simon tau dan pintar dalam menempatkan teman teman sekelasnya sesuai bakat dan bidang mereka.
walaupun di pembagian raport terakhir Simon hanya mendapat peringkat 2 karena kalah dari Cintia yang mendapatkan peringkat 1. Namun ia tetap menjadi idola sekolah karena kehebatannya dalam mengelola kelasnya.
"Minggu depan ada turnamen Badminton antar kelas. Raff tolong siapkan nama namanya. Setiap kelas wajib mengirimkan semua nomor."
Ucap Simon pada Rafi yang merupakan koordinator bidang olahraga di kelas
"lu mau maen gak? "
tanya Rafi seraya mengeluarkan ipad nya.
"lu harus ikutan Mon. Lu kan juga kkut ekskul badminton. Kata Pa Burhan yang ikut ekskul wajib ikut. "
"hm.. Cika, Lea, kalia siap di nomor ganda putri?"
Simon mengangguk seraya bertanya pada Lea dan Cika.
Mereka mengangguk lalu Rafi mencatat di ipad nya.
"Raf, pasangan lu di ekskul kan Raya. sedangkan dia kelas X-3. Jadi lu mau maen mix double atau Mensdoble?"
"gimana kalo mens double aja bareng lu?!" Jawab Rafi.
"gue kan pemain tunggal gimana bisa maen dobel?"
Simon menggelengkan kepalanya.
"udah lu maen mix aja sama sifa. Gue tunggal dan mens double suruh Ray dan Rex, mereka bisa maen badminton kok"
"Cintia, tolong siapkan budget untuk tim Badminton. Dari mulai pengadaan Raket sampai konsumsi. Gue tunggu datanya besok "
...****************...