cerita ini adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Aulia. Dia diberi kesempatan hidup sang pencipta untuk memperbaiki hidupnya yang selalu menderita. Bagaimana kisah Aulia dalam hidupnya yang kedua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Terlihat ibu, Arga makan dengan lahapnya.Belum selesai makan ada seseorang yang menagih ibunya dengan marah-marah.
"Hei Hanum, sekarang bayar dagangan kamu?. " Ucap orang itu.
"Ini aku belum ada uang, nanti aku kasih jika sudah dapat uang.Untuk beli beras saja tidak ada uang."
"Diam kamu, kamu bilang tidak ada makanan. Aku lihat kamu baru makan nasi kan?. "
"Ini baru diberikan dia.... " Ucap Ibu Hanum belum selesai.
"Hai mbak, orang ini selalu banyak hutang dan dia itu selalu saja banyak alasan kalau ditagih uangnya."Sambil menunjuk wajah ibu Hanum.
"....... "
"Makanan yang kamu jual itu tidak laku yang terakhir kalinya, mereka bilang saat dibawa kerumah sudah basi. "
"Itu urusan kamu, kalau aku antar kan bagus." Ucap orang itu dengan sadis.
"Aku dengar, anak kamu itu yang baru menikah itu seperti orang gila dan dia itu menikahi orang tidak berguna banyak yang mengatakan begitu. "
"Mantu kamu yang ketiga itu katanya selalu banyak hutang dan banyak ucapannya yang tidak sama dengan kenyataan. Katanya punya uang banyak kok hutang dimana-mana?. "
"Tuh anak kamu yang besar dan tidak berguna itu, istrinya baru saja berkelahi dengan seseorang satu kontrakan sekarang dia sudah diusir dari kontrakannya sekarang."
"..... "
Helaan napas Aulia. "
"Orang itu, mempunyai pelarisan dan semua makanan yang dia bawa semuanya tidak enak. Selama makanan itu dipindahkan dari bakinya akan basi. " Terdengar suara yang memberi tahu Aulia.
Aulia hanya tersenyum.
"Memang hutang ibu aku berapa?. " Ucap Aulia lirih.
"Dua puluh lima ribu, sudah tiga hari belum dibayar. Aku jadi rugi. "
"Kalau makanannya enak dan tidak merugikan orang lain pasti dibayar oleh ibu. "Ucap Aulia dengan mata tajam.
Orang itu melihat mata Aulia berwarna merah, hanya orang yang menggunakan hak hal yang tidak masuk akal yang akan mengerti.
" Bagaimana kalau ibu pindahkan makanan ibu baki ke piring ibuku ini. Jika enak aku bayar dua kali lipat. "Ucap Aulia.
Bagi orang lain masih mendengarkan suara wanita, namun bagi orang yang mampu memiliki mata batin akan terdengar berbeda.
deg
deg
Orang itu sedikit ketakutan dan pucat saat mendengar ucapan Aulia.
" Gawat!.Apa dia tahu kalau aku pakai pelarisan yang ku taruh di baki aku. "Batin orang itu.
" Tunggu, kamu bilang ibu?. "
"Kamu anaknya yang ke berapa?, kamu anak kedua Hanum?. "Tanya orang itu penasaran.
"..... "
Aulia tidak menjawab apapun. Dia mengambil uang dua puluh lima kembalian dari Ibu Hanum membeli nasi tadi.
"Ini uang pembayaran makanan itu?. Bagaimana, ibu mau menerima pesanan aku?. "
"Ini sudah lunas, makanan ini sudah dipesan orang lain.
" Bu, lain kali jangan ambil pesanan dari orang itu. "
Tiba-tiba Air mata keluar dari mata ibu.Aulia tersenyum.
"Nak, maafkan ibu tidak bisa menjenguk kamu.Ibu tidak bisa kesana karena tidak ada uang. "
"Ibu kenapa tidak datang bersama kak Rindu waktu itu?. "
Terlihat ibu begitu bingung dengan ucapan Aulia.
"Ternyata ibu tidak tahu kalau wanita yang datang itu dan menyebut kalau dia kakak aku menemui aku. Kenapa keluarga sendiri penuh misteri. " Batin Aulia.
"Aulia, sebaiknya kamu masuk dulu kerumah kamu juga bisa tiduran di rumah ini.Nanti kamu menginap disini kan?. "
Aulia menggelengkan kepala ya.
"Nanti mas Arya menjemput ku bu?, Arga mau ikut sama bibi?. " Tanya Aulia.
Arga mengangguk, rapi dia mengawasi neneknya terlebih dahulu.
"Kamu akan kerepotan kalau Arga ikut, lain kali saja. " Ucap ibu Hanum mencari alasan.
"Baiklah, lagi pula aku baru saja sembuh. Inipun aku baru bisa berjalan lagi. Baru aku kemari. " Ucap Aulia dengan jujur.Dia ingin tahu seberapa besar kasih saya g ibunya itu pada dirinya.
"Apa?. " Ucap Ibu Hanum terkejut. Dari sorot matanya menunjukan ketidak bohongan dalam diri ibu Hanum.
"Ibu, Aulia mau berterus terang. Aulia sebenarnya masih masuk rumah ini. Anggap saja aku trauma."
".... "
"Ini semua yang menyiapkan Arga. "
"Tadi aku disini belum satu hari, kok banyak orang yang cari ibu dan kak Rindu ya. "
Ibu Hanum terlihat diam saja, dia tidak mengatakan apapun.
"Besok, aku akan kemari dan airnya aku pulang.Itu tidak tual hari. Nanti liat kondisi Aulia ya bu. "
Ibu Hanum tersenyum.
"Bu aku lihat barang dirumah kok banyak ya g berubah. " Ucap Aulia bohong. Dia menuruti kata hatinya untuk mengucapkan semua itu.
"Aulia, barang yang kamu beli itu banyak yang aku jual untuk makan,. Semenjak kamu sakit dan tidak memberi uang pada aku. Maka tidak ada pemasukan lagi."
"Anak kakak kamu itu masih kecil dan kakak kamu Rindu tidak bekerja. Suaminya tidak memberi uang malah mencari masalah ya g amat banyak. "
"..... "
Aulia masih bingung dengan cerita ibunya, dia hanya terdiam dan mendengarkan apa yang diceritakan.
Sore harinya Arga datang menjemput Aulia.
"Bu, saya mau jemput Aulia. " Ucap Arya sedikit lega saat melihat Aulia baik-baik aja keadaanya.
"Pulang lah, sudah sore hari.Aulia kamu jangan memisahkan keadaan rumah ini. Terpenting kamu sehar."
"Kenapa kepingan ingatan itu dan sikap ibu berbeda. Mana yang harus ku percaya kepingan ingat aku atau ucapan ibu. "
Dalam perjalanan Aulia terdiam lagi. Arga yang melihat dari kaca spion kendaraannya sedikit cemas.
Di perjalanan banyak orang yang melihat mereka mengendarai kendaraan model lama, sebenarnya kendaraan ini sudah tidak layak pakai.
"Kalau aku punya uang nanti beli kendaraan model baru saja. " Batin Aulia yang melihat banyak kendaraan bagus.
Sesampainya dirumahnya Arta pamit pada Aulia untuk ke sawah yang dia sewa.
"Aulia, aku ke sawah sebentar ya. Nanti sebelum magrib sudah pulang menemani kamu."
Aulia tersenyum, dia sebenarnya sedikit takut di tinggal sendiri. Banyak sekali yang membuat dirinya terusik.Suara-suara Gamelan terdengar pada hari-hari tertentu dan yang lainnya di desa ini.
Aulia membersihkan rumah dan menyiapkan makanan yang ada untuk suaminya. Tidak lupa dia melakukan sambil berdzikir.
Kepingan ingatan Aulia muncul kembali. Dia melihat dirinya menjalankan aplikasi di handphone dia.Dia bahkan melihat password membukanya.
"Aulia, mau magrib jangan tidur tidak baik lho. " Ucap Arya membangunkan dirinya.
"Memang ini jam berapa mas?. Kok aku tertidur ya. Tadi aku cuma baca bacaan ini dan mencoba ber dzikir lagi."
"Kita bicarakan nanti lagi saja. kamu sudah mandi? ?. "
Aulia menggelengkan kepalanya.
"Ya, udah. kamu mau mandi sendiri atau dimandiin mas. "
"Mas, jangan ngaco ya. Aulia sudah besar lho." Ucap Aulia sambil beranjak dari tempat duduknya.
Setelah mandi dia menunggu suami nya Arya di meja makan. Tak lupa dia membuka aplikasi di handphone miliknya. Terdapat aplikasi yang dia lihat tadi.