Nikah dadakan karna di jodohkan ❌ Nikah dadakan gara gara prank ✅ Nikah dadakan karna di jodohkan mungkin bagi sebagian orang memang sudah biasa, tapi pernah gak sih kalian mendadak nikah gara gara prank yang kalian perbuat ? Emang prank macam apa sampe harus nikah segala ? Gw farel dan ini kisah gw, gara gara prank yang gw bikin gw harus bertanggung jawab dan nikahin si korban saat itu juga, penasaran gimana ceritanya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shusan SYD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3
Setelah jam kuliah selesai, aku berniat ingin mengajak salsa pulang bersama. Sebelumnya tadi dia memang berangkat bersama teman temannya.
"Sal, ayok pulang bareng gw." ajakku seraya menghampiri salsa yang masih berada di dalam ruangan.
"Heh, di luar rumah kita tuh cuma temen biasa. Lu gak usah sok sok perhatian ya. Kita pulang sendiri sendiri. Paham." tegas salsa.
"Lah ?"
"Lu balik duluan aja, gw mau mampir dulu ke tempat temen." ucap salsa.
"Temen yang mana ?" tanya ku seraya melipat tangan di dada.
"Gak usah kepo."
"Kita udah jadi suami istri loh sekarang." tegasku.
"Inget, itu cuma berlaku di rumah sama di depan orang tua gw." ucap salsa tetap pada pendiriannya.
"Lu pulang duluan, jangan nungguin gw." ucap salsa seraya berlalu meninggalkanku yang masih berdiri mematung.
Sekarang aku jadi bingung, bagaimana bisa aku pulang tanpa bersama salsa ?
Sementara salsa, sore ini dia ada niat untuk jalan jalan terlebih dulu bersama teman temannya.
Malam sekitar jam 8 salsa baru pulang, dia memesan taksi online. Tak lama taksi online itu datang dan langsung mengantarkannya menuju tempat tujuan.
"Farel pasti lagi nungguin gw di kamar." gumam salsa seraya masuk ke dalam rumahnya.
"Sal, kok pulangnya malem banget tumben ?" tanya ibunya.
"Iya, tadi aku keluar dulu sama temen temen mih." jawab salsa.
"Sama farel ?" tanya ibunya lagi, salsa hanya menggeleng.
"Mamih pikir kamu pergi sama farel soalnya dia juga belum pulang." ucap tante linda, salsa jadi berpikir.
"Oh ya ? Emang dia belum pulang ya ?" tanya salsa.
"Kamu gak tau dia belum pulang ?" tanya ibunya merasa heran. Salsa kembali menggeleng.
"Emang kalian gak pulang bareng ?"
"Enggak mih." jawab salsa.
"Kok bisa ?"
"Bukannya kemaren kalian bilang pengen cepet cepet nikah karna pengen sama sama terus ya ?" tanya tante linda seraya tersenyum.
"Eh, oh iya itu tadi mungkin dia pulang ke rumah tante amel dulu." jawab salsa coba cari alasan.
"Yaudah mih, aku mau naik dulu ya." ucap salsa seraya naik ke lantai 2. Dia masuk kamar mungkin dengan perasaan kecewa.
"Eh lagian ngapain juga sih gw ngarepin dia nungguin gw ?" gumamnya, sampai malam semakin larut pun ternyata aku tak juga datang ke rumahnya.
Salsa jelas saja merasa heran, dia jadi berpikir mungkin aku ngambek kepadanya gara gara di tolak untuk pulang bareng tadi sore.
"Di pikir pikir kasian juga dia ya." gumamnya, mungkin dia jadi merasa bersalah kepadaku.
Tiba tiba pintu kamar terbuka, jelas sekali raut khawatir nampak di wajahnya.
"Lu belum tidur ?" tanyaku yang baru saja datang. Aku datang dengan membawa sebuah tas berukuran besar berisi barang barangku.
"Ini baru mau tidur," jawab salsa sedikit gelagapan. Mungkin dia takut aku tahu bahwa dia mengkhawatirkan ku saat ini.
"Kenapa ke sini nya malem banget ? Pulang kuliah lu pergi ke mana dulu ?" tanya salsa, aku jadi mengulum senyumanku, apa dugaan ku benar ?
"Kenapa ? Lu nungguin gw ya ? Atau lu khawatir sama gw karna gw belum ke sini ?" tanyaku penuh percaya diri.
"Eh, enak aja. Gw cuma nanya ya." tegas salsa.
"Bilang iya aja kenapa sih ? Bikin gw seneng gitu loh." ucapku seraya meletakan tas di lantai dan akan duduk di tepi ranjang.
"Eitss.. Lu mau ngapain hah ?"
"Mau tidur lah, ini kan udah malem." jawabku.
"Siapa yang nyuruh lu buat naik ke atas ranjang gw ?" tanya salsa, aku tersentak dan seketika langsung menghentikan aksiku.
"Emang gak boleh ya ?"
"Gak, lu tidur di sofa kayak kemaren." ucap salsa lagi.
"Sal, tega banget sih lu. Lu tau gak tadi pagi badan gw sakit semua gara gara tidur di sofa sempit itu." ucapku coba mengeluarkan keluh kesahku.
"Gak peduli." ucap salsa, apa dia benar benar tak peduli padaku ?
"Sal plis, gw gak bakal gangguin lu kok."
"Gak, lu tetep tidur di sofa. Jangan harap bisa tidur di sini sama gw." ucap salsa.
"Oke." ucapku pasrah, kali ini mungkin aku masih harus bersabar. Tapi entah sampai kapan.
Aku berjalan dengan lemas menuju sofa sebelah ranjang, jadi kalau seperti ini terus kapan aku bisa tidur sambil meluk kamu sal ?
Malam berlalu pagi pun menjelang, aku bangun lebih awal karna ada kelas pagi hari ini. Salsa masih tertidur jadi ku biarkan saja dia sampai nanti mungkin akan terbangun dengan sendirinya.
Aku mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetku, sebenarnya itu uang terakhir yang ku miliki dari hasil kerja kerasku sendiri. Niatnya untuk menambah uang jajan istriku, aku juga mau cari pekerjaan tapi entah kapan.
Ku simpan uang itu di atas meja riasnya salsa, aku tak tega bila harus membangunkannya hanya untuk memberikan uang yang tak seberapa ini.
Setelah itu aku bersiap dan turun menuju lantai 1.
"Mih," sapaku pada ibu mertua yang sedang berada di sofa lantai 1.
"Eh farel," sahut mertuaku.
"Aku berangkat duluan ya mih." ucapku seraya akan berpamitan.
"Loh, kenapa gak bareng sama salsa sih ?" tanya mertuaku merasa heran.
"Gak dia .."
"Hubungan kalian baik baik aja kan ?" tanya wanita itu tampak khawatir.
"Kok mamih bisa nanya kayak gitu sih ? Emangnya kenapa ?" tanyaku seraya tersenyum tipis.
"Kemaren salsa yang pulang duluan sekarang kamu yang pergi duluan. Sebenernya kalian kenapa ?" tanya wanita itu sekali lagi.
"Mih gak usah khawatir, kita baik baik aja kok. Kemaren aku bantuin mamah dulu di rumah jadi pulang ke sini malem banget, sementara hari ini aku ada kelas pagi jadi harus berangkat duluan."
"Ya bagus deh kalo hubungan kalian baik, mamih cuma khawatir aja." ucap tante linda.
"Iya mih," jawabku seraya akan berangkat.
"Kamu gak sarapan dulu ?" tanya wanita itu lagi.
"Enggak, aku gak biasa sarapan dulu." jawabku beralasan padahal aku hanya tak bisa menyiapkan semuanya sendiri.
"Yaudah, kamu bawa aja bekelnya. Mamih udah bikin sandwich tadi." ucap tante linda seraya beranjak, tak berapa lama dia kembali dan memberikan sebuah kotak bekal lengkap dengan botol air minumnya juga.
"Makasih mih." ucapku, aku pun berangkat takut keburu telat. Untuk berangkat kampus aku memang biasa mengendarai motorku supaya lebih cepat sampai.
Aku jadi merenung, seandainya salsa yang menyiapkan semua perlengkapan ku pagi ini. Tapi sayang, ternyata salsa tak peduli dengan itu semua.
Sementara salsa, dia baru saja terbangun dan menyadari aku memang sudah tak berada di kamarnya.
Dia tampak tak perduli, setelah bersiap dia juga turun.
"Farel udah jalan ya mih ?" tanyanya seraya duduk di bangku meja makan dan mulai melahap sarapan yang sudah di siapkan oleh ibunya.
"Iya, emang kamu gak tau ?" tanya tante linda, salsa hanya menggeleng tak peduli.
"Kamu loh harusnya yang bangun pagi, siapin suaminya."
"Tapi kan aku masuk siang hari ini mih." bantah salsa.
"Gak peduli kamu masuk siang atau malem juga, ngurus suami itu kewajiban kamu. Kalo kamu gak mau ngurusin dia ngapain kalian nikah ?" tanya tante linda dengan tatapan tajam.