Ketika Yang Kucintai Berkhianat

Dave sudah menunggu Sila di ruang makan, pagi-pagi sekali dia sudah bangun dan memerintahkan kepada Joseph untuk memesan sarapan untuk dirinya dan Sila. Tapi tak lama kemudian Joseph kembali lagi dan membuat Dave bertanya.

"Ada apa?" tanya Dave.

Sambil berdiri dekat dari tempat duduk Dave, Joseph memasang wajah seriusnya.

"Tuan, nyonya besar memerintahkan orang untuk mencari tahu apa yang sedang tuan lakukan. Tadi malam saya berhasil mencegah orang itu masuk ke dalam villa, tapi sepertinya nyonya besar sudah curiga dengan apa yang tuan lakukan!" terang Joseph.

Dave berdiri dari tempat duduknya.

"Dimana orang itu?" tanya Dave.

"Saya sudah melepaskannya, tapi saya sudah mengancamnya agar dia mengatakan pada nyonya besar kalau tuan memang sedang istirahat di sini sendirian, kalau tidak saya akan memberinya pelajaran. Untuk sementara semua akan baik-baik saja, tapi nyonya besar sangat menyayangi nona Luna, takutnya dia akan berbuat sesuatu pada nona Sila karena...!" Joseph yang adalah asisten kepercayaan Dave tidak berani melanjutkan apa yang dia ingin katakan.

Dia takut Dave tersinggung karena dia akan mengatakan kalau Sila itu janda anak satu. Apalagi kalau sampai nyonya besarnya itu tahu apa penyebab mantan suami Sila menceraikan Sila, pasti nyonya besarnya tidak akan mau menerima Sila sebagai menantunya.

Karena kejadian pada malam itu, hanya Dave yang mengetahui semuanya. Joseph bahkan tidak tahu kalau Sila ada di kamar tuannya pada malam itu, setelah kembali menolong Randy yang hampir di keroyok di kasino dan membawanya ke hotel, malam itu Joseph hanya terus berjaga di depan pintu kamar Dave.

Dave yang tahu jelas seperti apa ibunya langsung mengendus kesal.

"Aku kadang berpikir Jo, apa sebenarnya yang membuat ibu begitu menyukai wanita cengeng itu. Masalah hutang Budi ibu pada kakek Praja membuat kami semua berada dalam masalah!" keluh Dave sambil memegang dahinya yang memegang terasa berdenyut tiap mengingat sikap ibunya yang begitu tidak bisa di ajak kompromi jika menyangkut masalah keluarga Praja.

"Menurut mu aku harus bagaimana Jo, aku tidak mungkin bisa jauh dari Sila, dia adalah satu-satunya wanita yang mampu membuatku nyaman?" tanya Dave yang kembali duduk di kursinya sambil menghela nafas panjang.

Joseph yang juga merasakan perubahan besar pada tuannya setelah bertemu dengan Sila juga tidak ingin tuannya kehilangan Sila. Dave menjadi lebih tenang dan tidak suka emosi sejak dekat dengan Sila. Joseph yang kasihan pada tuannya sebenarnya sudah memikirkan sebuah cara. Tapi dirinya juga takut mengatakan ini karena kemungkinan sarannya ini akan membuat Sila pasti sangat sedih dan merasa tidak di hargai sebagai seorang istri.

"Tuan aku punya sebuah ide, tapi aku takut nona Sila akan tersinggung!" tutur Joseph yang langsung mendapatkan perhatian dari Dave.

"Katakan?" seru Dave dengan cepat.

Masalah ibunya membuatnya tidak bisa bertindak tegas, karena dia juga tidak mau membuat ibunya sedih apalagi sampai menangis. Bagi Dave ibunya adalah segalanya, orang yang paling dia hormati dan juga sayangi. Karena memang hanya ibu nya juga lah yang bisa menyentuhnya.

"Begini tuan, untuk melindungi nona Sila sebaiknya jangan katakan dulu kalau dia adalah istri tuan pada nyonya, sampai tuan bisa membuka kedok nona Luna dan juga nyonya Aline di depan mata nyonya besar!" jelas Joseph yang membuat Dave mengangguk paham, karena memang Luna dan Aline tidak sebaik uang selalu Davina lihat.

"Dan agar tuan bisa selalu dekat dengan nona Sila, tuan bisa menjadikan nya asisten pribadi tuan, jika Anita mengurus masalah kantor, nona Sila bisa mengurus setiap keperluan tuan!" jelas Joseph yang membuat Dave mengangguk paham lagi.

Lagi pula dia memang akan mengatakan hal itu pada Sila, untuk menyembunyikan hubungan mereka dulu karena seperti kata pengacara Dave yaitu Toni. Pernikahan mereka juga akan terkesan membenarkan kalau Sila memang selingkuh, karena mereka menikah hanya dalam waktu satu bulan setelah Sila di ceraikan Hadi. Dan itu juga akan berpengaruh pada usaha mereka untuk mengambil kembali hak asuh atas Mika.

"Terimakasih Jo, lakukan seperti itu saja! kamu boleh pergi!" seru Dave yang sudah melihat Sila menuruni anak tangga.

Joseph yang juga mengetahui hal tersebut segera membungkuk.

"Baik tuan, saya akan kerjakan sesuai perintah tuan!" ucapnya lalu berlalu dari tempatnya dan keluar dari villa untuk menyiapkan segala sesuatu yang di perlukan.

"Selamat pagi sayang, kemari lah!" sapa Dave pada Sila lalu menepuk salah satu pahanya.

Sila yang melihat banyak makanan di atas meja hanya bisa menghela nafasnya lalu berjalan mendekati kursi yang paling dekat dengan Dave. Saat Sila akan menarik kursi itu, Dave malah terlebih dahulu menarik tangan Sila agar duduk di pangkuannya.

Wajah Sila memerah, dia baru dua kali duduk di pangkuan pria, dan pria itu adalah Dave.

"Tu... tuan, aku bisa duduk di kursi!" ucap Sila gugup.

Sila merasa sangat tidak nyaman, meskipun mereka sudah melakukan hubungan itu beberapa kali selama dua malam ini tapi Sila masih sangat malu pada Dave.

Sebaliknya, Dave malah senang menggoda istrinya itu. Melihat wajah Sila yang merona membuatnya sangat gemas pada istrinya itu. Dave memeluk Sila dengan sangat erat. Sila merasa heran dengan apa yang dilakukan oleh Dave, meskipun Dave sering memeluknya dua hari ini tapi Sila merasa pelukannya kali ini berbeda. Seperti orang yang enggan untuk melepaskan lagi.

"Sayang, apapun yang terjadi. Ingat satu hal ya, aku sangat mencintaimu. Apapun yang aku lakukan hanya untuk kebahagiaan dan keselamatan mu, mengerti kan?" tanya Dave yang menempelkan kepalanya di punggung Sila.

Sila yang tidak mengerti perkataan Dave hanya diam. Mereka lalu sarapan bersama, setelah sarapan mereka berdua lalu pergi ke danau. Sila terlihat begitu senang, dan memang seperti itu adanya. Sila merasa begitu tenang dan damai di tempat itu, membuat wajahnya yang beberapa hari ini terus muram menjadi lebih ceria. Meski senyuman yang dia tunjukkan pada Dave hanya senyuman tipis tapi Dave sangat bahagia melihat itu.

Dave mengajak Sila untuk naik perahu. Di pandu oleh seorang pemilik perahu mereka pun berkeliling danau.

Wajah Sila tidak dapat menyembunyikan kesenangan nya saat naik perahu mengelilingi danau.

"Kamu senang?" tanya Dave dan Sila langsung mengangguk beberapa kali.

"Aku baru pertama kali ini naik perahu tuan, ternyata seperti ini rasanya!" ungkap Sila yang terus merekahkan senyum di wajahnya.

"Benarkah?" tanya Dave yang penasaran.

Sila lalu mengangguk lagi sekali.

"Iya tuan, saat SMA memang aku pernah ke danau. Tapi ayah bilang jangan dekat-dekat air karena aku tidak bisa berenang, jadi aku...!" Sila tiba-tiba menundukkan kepalanya.

Kesedihan kembali terukir di wajahnya. Dia ingat pada ayahnya. Dia yang selalu menuruti apapun yang ayahnya katakan menjadi kembali sedih karena sekarang ayah yang begitu mencintainya dan begitu dia cintai kini benar-benar membencinya.

Melihat Sila menunduk sedih, Dave menggenggam tangan Sila.

"Jangan sedih, suatu saat ayah mu pasti akan percaya lagi padamu. Aku akan membantumu membuktikan kalau kamu tidak bersalah Sila. Aku akan membuktikan pada ayahmu kalau putri kesayangannya masihkah tetap wanita yang sama, yang bahkan menyakiti semut saja tidak bisa, bagaimana bisa menyakiti hati orang lain!" ucap Dave membuat Sila menatap lekat padanya.

'Tuan, kenapa kamu begitu baik?' tanya Sila dalam hati yang mulai tersentuh dengan setiap yang dikatakan dan dilakukan Dave padanya.

***

Bersambung...