Hitam tak selamanya buruk dan kotor, putih tak selamanya bersih dan suci. Hidup seorang diri membuat Letnan Rilanggana menjadi pribadi yang keras, dingin dan tidak mudah di taklukkan. Banyak yang tidak paham atau mengerti akan jalan pikir serta 'caranya bekerja'.
Berawal dari pertemuan pertama yang tak terduga, dirinya bertemu dengan adik kesayangan seniornya yang membuatnya kesal. Namun menang taruhan dengan rekannya membuat takdirnya harus mendekati gadis itu kembali.
Niatnya yang hanya bermain-main akhirnya menimbulkan perkara dan harus berhadapan langsung dengan seniornya tersebut. Hingga waktu berganti, kisah masa lalu di antara mereka membuat prahara.
KONFLIK, silakan SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Dalam diam.
Rilo ( Vocal Lo : Lobak ).
Selembar daun jatuh dan menimpa mata Lira. Lira panik dan mengusap-usap kelopak matanya. Bang Rilo pun berniat mundur teratur tapi ekor mata elangnya melihat kedua sahabatnya tengah mengintip dari balik teras kamar Bang Yusril.
Ide jahilnya pun muncul untuk mengalahkan keduanya. Bang Rilo melangkah maju, ia mengangkat dagu Lira lalu meniup mata Lira.
Lira cukup kaget hingga melangkah mundur tapi Bang Rilo menahannya.
"Berpakaianlah yang lebih santun. Disini banyak mata 'buaya'. Saya tidak ingin ada mata pria lain yang menatapmu sembarangan. Cukup saya dan hanya saya..!!" Bisik Bang Rilo.
"Kalau Lira tidak mau????? Om Rilo mau apa???" Jawab Lira dengan berani.
Bang Rilo tersenyum mendengarnya, gaya berani Lira memang sangat menggemaskan namun ia tau gadis kecil itu cukup gemetar di bawah tekanannya.
"Kamu lupa??? Abangmu merahasiakan kita berdua terlibat 'skandal' di kamar mandi. Lalu apa reaksi laki-laki lain kalau tau kita pernah kik_kuk_kik_kuk bersama????" Ujar Bang Rilo.
"Dasar jahat..!!! Lira juga tidak mau ada kejadian seperti itu." Kata Lira.
"Begitu banyak pria di dunia ini tapi hanya satu yang berhak memiliki, menjaga dan melihatmu mulai ujung ujung rambut hingga ujung kaki. Kamu pasti sudah tau jawabannya." Bang Rilo kembali melirik dan masih ada kedua sahabatnya, ia pun mendekatkan wajahnya pada kening Lira. "Rambutmu wangi, shampoo ketombe ya..!!"
Lira mendengus kesal namun tidak dengan Bang Bayu dan Bang Yusril.
"Astagaaaaa.. Rilo memang pengen mati muda. Berani sekali Rilo kecup kening adiknya Danyon." Ujar Bang Yus.
Bang Bayu mengepalkan jemarinya kemudian meninggalkan tempat.
...
Siang ini para anggota lari siang, tak terkecuali Bang Rilo, Bang Yusril dan Bang Bayu. Para anggota melewati jalan depan rumah Danyon. Disana terlihat Lira berjalan menuju mobilnya.
Entah kenapa Bang Rilo yang saat itu sekaligus 'mengatur posisi' begitu kesal melihat pakaian Lira. Sebenarnya pakaian itu sopan saja, Lira juga mengenakan cardigan untuk menyamarkan namun tetap saja lekuk tubuh itu terlihat hingga rasanya memanaskan ubun-ubun kepalanya.
Bang Rilo menatap wajah Lira dengan tatapan tegas. Lirikan matanya menyisir tubuh Lira hingga ke kaki. Seketika refleks Lira merapatkan cardigannya. Lira pun berlari masuk ke dalam rumah.
Bang Bayu yang melihatnya seperti merasa ada sesuatu yang berbeda di antara sahabatnya dan Lira.
-_-_-_-_-
Bang Bayu mencekal lengan Lira di pelataran kampus Lira. "Ada hubungan apa kamu sama Rilo?"
"Tidak ada apa-apa, Om."
"Kamu jangan bohong, saya tau betul siapa Rilo. Saya paham Rilo luar dalam, mulai dari kelakuan, kebiasaan dan sifatnya. Kamu pacaran sama Rilo??" Tanya Bang Bayu.
Lira terdiam sejenak. Sebenarnya jauh di dalam hatinya menyukai Bang Bayu tapi kejadian kemarin serta 'ancaman' Bang Rilo membuatnya cukup takut. Perasaannya cemas jika sampai pria itu menyebarkan 'aib' mereka.
"Ii_ya."
"Sejak kapan, dek?? Pantas kamu selalu menolak saya. Kalau memang kamu ada hubungan dengan Rilo, katakan sejak awal. Taukah kamu, saya selalu sabar menunggumu..!!" Ujar Bang Bayu. Matanya memerah menjaga genangan tertahan.
Lira bagai kehabisan kata. Dadanya terasa sesak tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Sesalnya semakin menjadi, tak pernah sekalipun Bang Bayu mengungkapkan perasaannya hingga hari ini ia mendengar sendiri bagaimana perasaan Bang Bayu untuknya.
Bang Bayu segera menjauh dan meninggalkan Lira yang masih terpaku. Sakit di hatinya serasa menjadi-jadi.
...
Bang Rilo membuka pintu kamar messnya. Terlihat Lira berdiri di hadapannya dengan tangis.
"Liraaaa????" Bang Rilo mengedarkan pandangan, sungguh rasanya terkejut bukan main melihat Lira menangis di depan pintu kamar messnya. "Kenapa nangis???? Siapa yang buat kamu nangis???"
"Lamar Lira..!!"
"Haaaaaah?????????" Jelas Bang Rilo bingung mendengarnya.
"Lamar Liraaa..!!!!! Lamar Lira meskipun semua hanya pura-pura..!!!!!!" Pinta Lira dengan tangis terisak-isak. "Lira tidak ingin menunggu lagi, Lira kapok."
Lira menghambur memeluk Bang Rilo. Pria itu pun sampai mengangkat kedua tangan saking kagetnya. Siapa sangka, ada sepasang mata mengabadikannya.
.
.
.
apa Lira dan Sitha ga bisa lepas dr Priyadi??
semoga menjadi Keluarga yg samawa yah Bang Rilo dan Bang Bayu😇
bikin penasaran...
lagi rame ini,
ayo lanjuuut kak 💪💪💪♥️♥️♥️