NovelToon NovelToon
THE MOCKINGBIRD : REDEMPTION

THE MOCKINGBIRD : REDEMPTION

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Perperangan / Hari Kiamat
Popularitas:120
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

800 setelah perang nuklir dahsyat yang melibatkan Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok, dunia telah berubah menjadi bayangan suram dari masa lalunya. Peradaban runtuh, teknologi menjadi mitos yang terlupakan, dan umat manusia kembali ke era primitif di mana kekerasan dan kelangkaan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Di tengah reruntuhan ini, legenda tentang The Mockingbird menyebar seperti bisikan di antara para penyintas. Simbol harapan ini diyakini menyimpan rahasia untuk membangun kembali dunia, namun tak seorang pun tahu apakah legenda itu nyata. Athena, seorang wanita muda yang keras hati dan yatim piatu, menemukan dirinya berada di tengah takdir besar ini. Membawa warisan rahasia dari dunia lama yang tersimpan dalam dirinya, Athena memulai perjalanan berbahaya untuk mengungkap kebenaran di balik simbol legendaris itu.

Dalam perjalanan ini, Athena bergabung dengan kelompok pejuang yang memiliki latar belakang & keyakinan berbeda, menghadapi ancaman mematikan dari sisa-s

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10: Pertempuran di Hakar

Athena berdiri di tengah kerumunan pemberontak yang tegang. Mereka berada di alun-alun bawah tanah, tempat pertemuan rahasia diadakan. Udara terasa berat oleh aroma keringat dan ketakutan. Setelah aksi ledakan di jurang utara, pasukan Militer Timur tidak tinggal diam. Athena tahu, pembalasan besar-besaran sedang dalam perjalanan.

"Kita hanya punya waktu sedikit sebelum mereka datang," kata Karos, yang berdiri di sampingnya. Matanya merah, mungkin karena kurang tidur.

"Apa yang kita punya?" tanya Athena sambil menyapu pandangannya ke arah kelompok itu.

"Senjata seadanya, beberapa bahan peledak, dan semangat," jawab Varek dengan nada getir.

"Itu cukup," Athena berkata tegas. "Kita tidak butuh persenjataan canggih. Kita butuh strategi dan keberanian. Dan kita akan melawan."

--

Saat fajar menyingsing, awan debu terlihat di kejauhan. Dari menara pengintai, salah satu pemberontak berteriak, "Mereka datang!"

Athena memanjat ke atas menara dan melihatnya sendiri. Sebuah konvoi besar mendekat, terdiri dari kendaraan bersenjata, tank kecil, dan pasukan bersenjata lengkap. Bendera hitam Militer Timur berkibar di atas setiap kendaraan, simbol kekuasaan mereka yang menindas.

"Kita harus mempersiapkan jebakan sekarang," perintah Athena saat turun dari menara.

Mereka membagi diri ke dalam kelompok kecil, masing-masing bertanggung jawab atas area tertentu di kota. Athena memimpin kelompok utama yang akan bertempur di depan. Mereka telah memasang jebakan berupa ranjau rakitan di jalan utama dan bahan peledak di titik-titik strategis.

---

Saat pasukan Militer Timur memasuki kota, mereka disambut dengan keheningan yang mencurigakan. Tidak ada warga yang terlihat di jalan-jalan, hanya bangunan kosong dan bayangan.

"Ini jebakan," kata salah satu perwira, tetapi terlambat.

Ledakan besar mengguncang jalan utama, menghancurkan kendaraan pertama di konvoi. Pecahan logam berhamburan ke segala arah, menimbulkan kekacauan di antara pasukan. Sebelum mereka bisa bereaksi, tembakan dari pemberontak mulai menghujani mereka dari atap-atap bangunan.

Athena berada di garis depan, menembakkan senjatanya dengan presisi. Peluru-peluru bersarang di dada para prajurit musuh yang kebingungan. Namun, pasukan Militer Timur segera membalas.

Tank kecil di barisan belakang maju, menembakkan peluru meriam ke arah salah satu bangunan tempat para pemberontak bersembunyi. Bangunan itu runtuh dengan suara gemuruh, menimbulkan awan debu tebal.

"Kita harus menjatuhkan tank itu!" teriak Athena.

Sila, yang membawa peluncur roket rakitan, maju ke depan. Dengan keberanian luar biasa, ia membidik tank tersebut di tengah tembakan yang menghujani mereka. Roket meluncur dan menghantam sisi tank, meledakkannya menjadi bola api.

"Bagus!" teriak Athena, tetapi ia tahu bahwa mereka masih jauh dari kemenangan.

---

Militer Timur mulai mengerahkan taktik brutal. Mereka menembakkan granat asap ke jalan-jalan, menciptakan kabut yang menutupi pandangan para pemberontak. Dalam kekacauan itu, pasukan musuh mulai merangsek maju, memaksa para pemberontak untuk mundur ke area pertahanan berikutnya.

Athena berlari di antara reruntuhan, memberi perintah sambil menghindari peluru. Saat ia bersembunyi di balik dinding yang setengah runtuh, ia melihat seorang anak kecil terjebak di tengah jalan. Anak itu menangis, tubuhnya gemetar ketakutan.

Tanpa berpikir panjang, Athena melompat keluar dari persembunyiannya, berlari menuju anak itu di tengah hujan peluru.

"Ayo, cepat!" katanya sambil menarik anak itu ke pelukannya.

Peluru menghantam tanah di sekitarnya, tetapi Athena berhasil membawa anak itu ke tempat aman. Namun, sebuah ledakan kecil di dekatnya membuatnya terlempar ke belakang. Ia jatuh dengan keras, kepalanya berdenyut oleh rasa sakit.

---

Pasukan Militer Timur semakin mendekat ke pusat kota. Mereka menggunakan kendaraan lapis baja untuk menembus pertahanan terakhir pemberontak. Athena, yang masih mencoba memulihkan diri dari luka-lukanya, melihat situasi itu dengan rasa putus asa.

"Kita tidak bisa menahan mereka lebih lama lagi!" teriak Karos.

"Tidak," jawab Athena dengan tegas. "Kita belum kalah."

Ia melihat ke arah menara pengintai, tempat bahan peledak terakhir dipasang. Jika mereka bisa meledakkannya, mereka bisa menghancurkan sebagian besar pasukan musuh yang sudah berada di pusat kota.

"Kita harus mengorbankan menara," kata Athena.

"Menara itu satu-satunya tempat yang tersisa untuk perlindungan," protes Sila.

"Kalau kita tidak melakukannya, kita semua mati," balas Athena.

---

Athena dan Sila berlari menuju menara, diikuti oleh beberapa pemberontak lainnya. Mereka menghindari tembakan musuh dengan susah payah, memanjat reruntuhan untuk mencapai bahan peledak yang telah dipasang.

Namun, pasukan Militer Timur melihat pergerakan mereka dan mulai menembak ke arah menara. Satu per satu, pemberontak di sekitar Athena jatuh terkena tembakan.

"Terus maju!" teriak Athena, meskipun rasa kehilangan semakin menghantamnya.

Ketika mereka akhirnya mencapai bahan peledak, Sila berkata, "Aku akan menyalakannya."

"Tidak," jawab Athena. "Ini tugasku."

Sebelum Sila sempat protes, Athena menyalakan sumbu dan mendorong Sila menjauh. "Pergi sekarang!"

Ledakan besar mengguncang seluruh kota. Menara itu runtuh, menimpa pasukan Militer Timur yang berada di bawahnya. Jeritan dan suara kehancuran memenuhi udara.

Athena berhasil melompat keluar dari menara sebelum ledakan terjadi, tetapi ia jatuh keras ke tanah. Tubuhnya penuh luka, darah mengalir dari dahinya.

Ketika debu mulai mereda, Athena melihat hasil dari pengorbanannya. Sebagian besar pasukan Militer Timur telah dihancurkan, dan yang tersisa mundur dengan panik.

Penduduk Hakar keluar dari tempat persembunyian mereka, menatap dengan kagum pada Athena yang berdiri di tengah reruntuhan, terluka tetapi tidak menyerah.

"Kita menang," bisik Sila sambil membantu Athena berdiri.

"Ini bukan kemenangan," jawab Athena dengan suara serak. "Ini hanya permulaan."

Athena yang berdiri di atas reruntuhan, menyadari bahwa perjuangan mereka melawan Militer Timur dan Atlantis baru saja dimulai. Meskipun mereka berhasil mempertahankan Hakar, harga yang harus dibayar sangat mahal. Namun, di tengah kehancuran itu, semangat perlawanan semakin menyala, menjadi api yang tidak akan padam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!