Demi menjaga nama baik keluarga Adiguna, Sandra harus rela menjadi istri pengganti majikannya sendiri. Insiden mempelai wanita yang melarikan diri, justru membuat Sandra terseret dalam ikatan suci pernikahan dengan putra sulung keluarga Adiguna yang lemah lembut dan sangat ramah.
Namun sangat di sayangkan, akibat pelarian sang pujaan hati membuat sifat Harun Pradipta berubah sepenuhnya. Sifat lemah lembut dan ramahnya seakan terkubur dalam dalam bersamaan dengan perasaanya terhadap sang kekasih.
Penghinaan tepat di hari pernikahan merubah sosok Harun menjadi pria arogan dan dingin. Termasuk kepada wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.
Lalu bagaimana dengan Sandra? Akankah dia bisa membawa Harun kembali dari jurang keterpurukannya.
Update setiap hari jam 12.00.
Follow Instagram @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Sandra sedang bersantai di ruang tamu bersama kedua mertuanya, mereka asik berbincang dan mengobrol sambil menikmati secangkir teh buatan Sandra.
"Mama senang sekali melihat hubungan kamu dan Harun semakin membaik," ucap Amira setelah menyeruput teh miliknya.
"Alhamdulillah, Ma. Mas Harun benar benar mau belajar mencintai aku," balas Sandra tersenyum.
"Syukur kalo begitu, Nak. Semoga kalian selalu bersama dan tidak ada masalah apapun yang menimpa," cicit Adiguna seraya beranjak dari duduknya untuk istirahat istirahat di kamar.
"Mama ke kamar dulu ya, Sayang. Terimakasih untuk teh nya," ucap Amira menyusul suaminya yang sudah berlalu ke kamar.
Dan diruang tamu tinggal lah Sandra sendiri, duduk menghadap tv yang sedang menayangkan sinetron yang tidak terlalu disukai oleh Sandra.
Berniat untuk pergi dari sana diurungkan ketika melihat Ana pulang dengan wajah berseri-seri sambil memegangi wajahnya, Sandra berpikir apa yang telah terjadi pada adik iparnya itu.
"Ana." Panggil Sandra membuat Ana menoleh padanya.
"Eh kakak, sedang apa?" tanya Ana dengan nada bahagia.
"Nonton tv tuh, kamu kenapa seneng banget kayanya?" tanya Sandra balik seraya mengikuti gadis itu yang duduk di sofa.
"Engga kak, cuma tadi denger denger nilai aku lumayan gede makanya aku seneng." Jawab Ana membuat Sandra ikut tersenyum.
"Syukur kalo gitu, oh iya niat abis lulus mau ngapain?" tanya Sandra sambil sesekali mencari channel TV yang bagus.
"Mau nya sih nikah kak," jawab Ana asal sambil tertawa kecil.
"Terus? kenapa, belum ada calonnya?" tanya Sandra mengerutkan keningnya.
"Mama bilang aku harus punya pengalaman kerja minimal 1 tahun dulu, bahkan kalo bisa mengejar S2 dulu. Takut setelah menikah dan punya anak itu semua gak bisa aku lakukan," jawab Ana menghela nafas dalam.
"Ikutin kata orangtua aja, An. Kamu beruntung masih bisa dapat nasehat orangtua, gak kaya aku." Ucap Sandra pelan diakhir kalimat nya.
"Kakak maafkan aku," ujar Ana mengira telah menyinggung perasaan Sandra.
"Tidak, ini bukan salahmu." Balas Sandra. "Kamu baru pulang, lebih baik istirahat dulu gih," tutur Sandra yang dibalas anggukan kecil oleh Ana.
"Baiklah kak, aku pergi ke kamar dulu ya. Permisi kak," pamit Ana kemudian segera pergi ke kamarnya.
***
Sandra tak henti memilih baju yang harus ia pakai untuk malam ini, ya ketika sore tadi Harun mengabari nya dengan mendadak jika dia harus ikut diacara pesta dengan para kolega bisnisnya. Alhasil sekarang Sandra sedang bingung memilih baju.
"Semua juga bagus kalo kamu yang pakai, Sayang," ucap Harun melihat istrinya yang kebingungan.
"Mas, aku bukan permasalahin penampilan aku. Aku cuma gak mau nantinya bikin kamu malu," ujar Sandra menghela nafas pelan.
"Sampai kapanpun kamu gak akan pernah bisa mempermalukan aku, jangan pernah nethink hmmm," ucap Harun pelan sambil mengelus wajah Sandra yang sangat halus itu.
Sandra mengangguk, karena dress code nya berwana merah akhirnya pilihan Sandra jatuh pada gaun merah panjang dengan belahan samping sampai batas lutut nya dan panjang lengannya sebahu, salah satu gaun yang Harun boyong dari toko kemarin.
"Pasti kamu tampan dengan ini," ucap Sandra mengambil setelan jas berwana hitam karena memang untuk pria memakai hitam dan wanita memakai gaun merah.
"Benarkah?" tanya Harun seraya mengambil baju ditangan istrinya.
Sandra berganti baju di kamar sementara Harun di kamar mandi, sempat sempatnya Harun menggoda Sandra untuk berganti baju bersama padahal jam sudah pukul 7 dan acaranya di mulai pukul 8.30
Sandra mencepol rambutnya dengan tatanan rambut yang rapi bahkan ia sisakan sedikit anak rambut dibagian samping sehingga penampilannya terlihat begitu menawan. Belum lagi makeup yang disesuaikan dengan baju, lipstik merah namun tidak terlalu menor dan juga anting berlian serta kalung emas tipis yang Amira berikan padanya tempo Hari.
"Tidak berlebihan kan?" gumam Sandra bertanya pada dirinya sendiri.
Tak lama Harun keluar dengan penampilan yang sudah rapi, hanya tinggal menyisir rambutnya dan sedikit memakai parfum karena jujur Harun selalu wangi bahkan bangun tidur sekalipun.
"Sayang, tolong ambilkan jam tanganku." Pinta Harun yang belum melihat pada Sandra.
Sandra mengambil jam yang menurutnya cocok dengan pakaian Harun, ia lantas memakaikan nya pada Harun membuat fokus Harun akhirnya terpusat pada sang istri.
Melihat penampilan Sandra membuat Harun terpana, wanita cantik didepannya ini adalah istrinya yang sangat sangat cantik.
"Apa?" tanya Sandra ketika mendongak melihat Harun yang menatapnya penuh arti.
"Kita gak usah ke pesta ya, di kamar aja." Ucap Harun membuat raut wajah Sandra mengerut.
"Kenapa?" tanya Sandra bingung.
"Kamu nya cantik banget, bisa bisa kolega aku fokus ke kamu nanti. Gak rela berbagi," jawab Harun seraya merengkuh pinggang istrinya, mengikis jarak antara mereka.
"Hahahha, kamu ada ada aja sih mas!" seru Sandra terkekeh mendengar ucapan suaminya.
Harun tersenyum, andai tak berpikir akan merusak riasan istrinya Harun pasti sudah mencium bibir Sandra yang sejak tadi seperti memanggil nya untuk mencium.
"Kamu juga tampan, pasti nanti rekan rekan kamu yang perempuan fokus ke kamu semua dan aku tidak rela berbagi," cicit Sandra memegang wajah suaminya.
"Yang terpenting fokus aku cuma ke kamu," balas Harun mengusap pinggiran kening Sandra dengan jari telunjuknya.
Harun dan Sandra segera pamit kepada orangtua mereka dan juga Ana, baik Amira dan Adiguna sama sama pangling dengan penampilan menantu mereka yang terlihat sangat cantik.
"Mama sama papa aja pangling lihat kamu, apalagi aku sayang." Ucap Harun seraya memakai seatbelt nya.
"Aku berlebihan ya dandan nya?" tanya Sandra melihat penampilannya sendiri.
"Iya kelebihan cantik," jawab Harun menggoda.
"Mas!!" pekik Sandra karena sedang serius Harun justru menggoda nya.
Harun hanya geleng-geleng kepala, tapi sungguh melihat Sandra membuat gejolak dalam diri Harun bangkit. Gejolak yang mendorongnya untuk segera memiliki Sandra seutuhnya tapi ia juga masih berpikir untuk tidak menyakiti Sandra dengan pemaksaan nya.
AKU ULANGAN HARI INI, DOAKAN LANCAR YA TEMAN TEMAN KU 😊😊😚
BERSAMBUNG.............
gantung ahhhh antara ana azka..
good job.../Kiss/
semangaaaaatttt
hihihi... mulai....
rasain tuh Harun...
semangat Sandra...