Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30
Benar saja apa yang di katakan oleh Abah nya semalam , siang hari nya juragan Sarden sudah datang ke rumah Abah Nurdin , yang pasti nya beliau datang dengan membawa beberapa orang .
"Kamu sudah janji bukan , lima hari sebelum pernikahan putri mu , kamu akan membayar semua hutang-hutang mu , sekarang kamu harus membayar nya !!" Pekik juragan Sarden .
Abah Nurdin menatap takut ke arah juragan Sarden , apa lagi saat melihat beberapa pria memakai pakaian hitam itu sedang menatap nya nyalang .
"Ka--kasih saya waktu juragan ."
"Kamu jangan terus membohongi saya Nurdin !! Saya sudah bersabar sedari lama menunggu kamu untuk membayar hutang-hutang kamu itu ! Tapi kamu apa ?! Kamu selalu meminta waktu . Saya tidak bisa memberikan kamu waktu lagi ."
Abah Nurdin sudah keringat dingin mendengar nya. "Ampun juragan , tapi anak saya batal menikah, jadi uang nya , saya tidak bisa mendapatkan nya. "
Juragan Sarden berdecih sinis mendengar nya. "Saya kan sudah bilang sebelum nya sama kamu, kalau gitu kenapa enggak kamu nikahkan saja anak kamu dengan saya !! Hutang mu akan terbebas dengan gampang . " Siapa yang tidak mau menikah dengan sosok gadis cantik seperti Nadzira, bahkan juragan Sarden yang sudah memiliki banyak istri itu sangat menginginkan gadis cantik itu .
Nurdin bingung, tapi dirinya tidak punya pilihan lain, persetan jika Nadzira menolak nya , yang terpenting dirinya harus terbebas dari jerat hutang juragan Sarden .
"Baik juragan , saya menerima lamaran juragan, tapi tolong bebaskan saya dari utang piutang itu " ucap Abah Nurdin.
Juragan Sarden tersenyum sumringah mendengar nya . Sungguh hari yang begitu baik bagi dirinya, dirinya akan menikah dengan gadis pujaan satu desa ini .
"Kalau begitu saya mau pernikahan nya di percepat, saya tidak mau lama-lama . "
Abah Nurdin mengangguk kan kepala nya , lagi pula mau di percepat ataupun tidak , tidak ada yang rugi bagi dirinya . Yang penting hutang-hutang nya lunas semua nya .
"Kalau begitu dua hari lagi . Saya siap menikah dengan Nadzira . "
"Tidak !!! Saya tidak mau !!" Pekik Nadzira yang baru saja tiba di ruangan depan , beruntung dirinya cepat pulang dari pondok pesantren , dan dirinya mendengar semua perkataan dari Abah dan juragan Sarden itu.
Juragan Sarden langsung murka mendengar penolakan dari gadis cantik itu . Mata nya langsung menatap tajam ke arah Abah Nurdin yang sudah berkeringat dingin .
"Nurdin !!! Saya tidak mau tau . Jika sampai lusa kamu tidak mengembalikan semua hutang-hutang kamu, saya akan buat laporan ke kepolisian ! Kamu akan saya pastikan masuk ke dalam penjara !!" Desis juragan Sarden . "Atau kalau anak gadis mu itu berubah pikiran, baru aku akan menganggap semua hutang-hutang mu itu lunas " sambung Juragan Sarden lagi .
Abah Nurdin menganggukkan kepala nya . "Saya pastikan anak saya akan menerima tawaran pernikahan dari anda juragan ." Ucap Abah Nurdin .
Juragan Sarden tersenyum mendengar nya , sedangkan Nadzira sudah bersiap akan protes , namun Abah nya melarang nya.
"Diam Nadzira. "Bahkan Abah Nurdin sudah melotot pada Nadzira .
Juragan Sarden pergi , Nadzira langsung menolak dengan tegas apa yang di putuskan oleh Abah nya itu . "Nadzira enggak mau Abah !!! Nadzira enggak mau menikah dengan juragan Sarden .." ucap Nadzira .
Abah Nurdin berdecih mendengar nya. "Kalau begitu bagaimana cara nya kamu membayar semua hutang-hutang Abah hm ? Ada uang kamu ? Dan kamu enggak mikir apa , undangan udah di sebar , semua saudara sudah di beritahu. Kamu mau buat Abah dan ibu mu malu ?" Pekik Abah Nurdin .
Siti yang mendengar nya geram . "Sudah cukup Abah ! Biarkan saja kita malu, jangan mengorbankan kebahagiaan anak kita satu-satunya. " Ucap Siti yang tidak tega kepada Nadzira .
Abah Nurdin melengos . "Aku enggak peduli ! Mau tidak mau Nadzira harus menikah dengan juragan Sarden . Lusa Nadzira akan menikah,. Dan setelah nya pesta perkawinan Nadzira dan juragan Sarden di laksanakan . Sesuai pada tanggal undangan nya . " Ucap Abah Nurdin .
Nadzira menggeleng kan kepala nya kencang . "Aku enggak mau menikah dengan juragan Sarden !!"
"Jadi kamu mau menikah dengan siapa ha ? Ada calon kamu ? Wong calon mu saja sudah kabur . Kamu mau menikah dengan siapa ? Ada yang setara tidak dengan juragan Sarden ataupun ustadz Malik ?" Pekik Abah Nurdin .
Nadzira terdiam , sambil meremas kuat kedua tangan nya .
"Kalau ada besok bawa dia kemari !!! Tunjukan ! Baru aku mau menolak lamaran juragan Sarden ! Dan kamu harus ingat Nadzira !! Mahar nya harus sesuai , harus yang Abah sebutkan " ucap Abah Nurdin dan berlalu pergi dari sana .
Nadzira sudah menangis di dalam pelukan ibu nya .
•
Pikiran Nadzira sudah buntuh, dirinya harus memutuskan sore hari ini juga , jika tidak maka besok juragan Sarden akan datang lagi dan parah nya langsung melamar Nadzira . Nadzira tidak mau itu. Nadzira hari ini harus dapat seseorang yang bisa menikah dengan nya .
Satu nama yang ada di dalam benak Nadzira semalaman , apa lagi saat dirinya melakukan shalat meminta petunjuk pada Allah, Nadzira langsung terbayang wajah itu. Dan kini dengan mantap Nadzira akan berbicara dengan pemuda itu.
"Assalamualaikum Ustadzah !!" Seru Kevin .
Nadzira terlonjak kaget , tapi dirinya bersyukur karena belum sempat dirinya menemui pemuda itu , ternyata Kevin sudah datang kepada nya dulu .
"Wa'alaikum salam Kevin ." Sahut Nadzira .
Kevin tersenyum, apa lagi saat mendengar nada lembut yang keluar dari Ustadzah nya itu, tidak seperti sebelumnya .
"Emmm ini ponsel Ustadzah yang kemarin aku bawa , maaf ya lama , karena aku harus membantu Rahul dan beberapa ustadz yang lainnya untuk memakamkan jenazah perempuan kemarin . " Ucap Kevin sambil menyodorkan ponsel milik Nadzira pada sang pemilik .
Nadzira mengambil nya . "Iya Kevin , enggak apa-apa kok . Oiya , bisa tidak kita berbicara ?" Tanya Nadzira mantap, dirinya sudah meyakinkan hati nya , jika dirinya harus berbicara pada Kevin .
Kevin tersenyum sumringah mendengarnya , jelas tentu dirinya mau sekali . Siapa yang tidak mau berbicara dengan Ustadzah cantik nya itu .
Apa lagi Nadzira sekarang sudah jomblo, besar peluang Kevin untuk mendekati gadis itu lagi .
Dan Kevin tidak menyerah , dirinya akan bertekad mendapatkan cinta dari Ustadzah cantik nya itu .
"Boleh , dimana kita bicara nya Ustadzah ?"
"Di cafe Bunga !! Sekarang ya ."
Kevin mengangguk kan kepala nya , lalu kedua nya melangkah keluar dari pondok pasantren , pasti nya Kevin sudah ijin pada pak satpam , sebab beberapa ustadz dan Ustadzah sedang mengadakan rapat . Nadzira seperti biasa dirinya tidak ikut .
Nadzira dan Kevin kini sudah duduk di bangku cafe yang di maksud oleh Nadzira tadi . Cafe itu tidak lah terlalu jauh dari pondok pesantren itu .
"Ekhm mau bicara apa Ustadzah ??" Tanya Kevin sambil menyeruput air mineral yang di pesan oleh nya tadi kepada pelayan cafe , dirinya sengaja tidak memesan minuman lainnya, Kevin ingin minum air mineral saja .
Nadzira berdekhem, agak gugup sih , tapi dirinya harus menyampaikan nya . Nadzira bahkan sudah menggigit bibir nya dengan kuat . "Ekhm Kevin ... Kamu , menikah dengan saya ya ?"
Deg
"Uhuk "
Kevin langsung tersedak air yang di minum oleh nya itu