Pata hati terbesar seorang Ayana, ketika dirinya masih pertama kali mengenal cinta dengan seorang pria dewasa yang begitu membuatnya bahagia dan berasa menjadi wanita yang paling dicintai. Tapi sayang kisah cinta yang sudah berjalan lama harus berhenti karena sang kekasih yang merupakan anak dari keluarga berada, harus menerima perjodohan dengan wanita yang setara dengannya. Hal itulah yang membuat Ayana menjadi pata hati dan sulit membuka hati untuk pria lain. Tapi? Enam tahun setelah kejadian itu Ayana yang berprofesi sebagai seorang guru, harus dihadapkan dengan seorang murid yang pendiam dan murung tidak seperti murid lainnya, sejak saat itu pula Ayana mulai mendekati anak tersebut dan tanpa di sadari anak perempuan itu merupakan anak dari sang mantan. Apakah kisah cinta mereka akan bersemi kembali??? Temukan jawabannya hanya Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Hari demi hari sudah terlewati begitu saja, dan hari ini tepatnya nanti malam keluarga Andreas akan datang ke rumahnya, meskipun rasanya begitu deg-degan namun Aya tetap berusaha untuk tenang dan tetap menjalani rutinitasnya sebagai seorang guru.
Aya mulai mempersiapkan diri, berdandan serapi dan secantik mungkin, hari ini dirinya benar-benar malu untuk berhadapan dengan Gista, karena memang dirinya belum mengatakan sama sekali, tentang hubungan ini kepada anak didiknya itu.
"Ya Allah, semoga saja nantinya hamba bisa menjadi ibu sambung yang baik untuk Gista," ucapnya dalam doa.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sedangkan di keluarga Andreas, pagi ini setelah bersarapan, dirinya mulai menceritakan tentang niat baiknya untuk melamar seorang perempuan kepada ibu dan juga anaknya.
"Eeeemb, Mam. Pagi ini Andre mau bercerita dengan Mama dan juga Gista," ucap Andre.
"Apa itu," sahut mereka secara bersamaan.
"Mama dan cinta kompak benar," gumam Andre sedikit menyunggingkan senyum.
"Ya kan! Jarang-jarang kau ajak kami berdua bercerita," sahut ibunya yang di angguki oleh Gista
"Begini Mam, nanti malam aku akan mengajak Mama untuk datang ke rumah Ayana," papar Andre.
"Hah! Jadi benar kau akan menikahi guru dari Gista itu!" pekik Retno yang membuat Ayana terkejut tak menentu.
"Apa! Daddy mau melamar Ibu Aya, berarti sebentar lagi Ibu Aya jadi ibunya Gista dong!" seru anak itu tak kalah hebohnya dengan tanggapan neneknya.
"Iya Sayang, kau setuju gak?" tanya Andre.
"Setuju banget! Memang sosok seperti Ibu Aya yang aku mau untuk jadi Mama," sahut Gista yang memang sudah tahu karakter Aya sehari-hari.
"Kau yakin Sayang, itu kan kamu tahunya di sekolah, kalau di kehidupan sehari-hari kamu kan gak tahu ibu Aya seperti apa," ucap Retno.
"Yakin Dong, Gista kan sudah berpindah-pindah sekolah, dan setelah bertemu dengan Bu Aya, Gista merasakan kenyamanan, bahkan dia berbeda dengan guru-guru yang lain," sahut Gista dengan begitu yakin.
"Baiklah kalau begitu Nenek Ok saja," papar Retno.
Mereka pun mengakhiri obrolan ini, lalu mulai pergi dengan rutinitas masing-masing.
'Semoga saja, Si Nadia tidak menghalangi kebahagiaanmu Nak,' gumam Retno di dalam hatinya.
...****************...
Di dalam kelas saat ini Gista tengah memperhatikan Ayana yang sedang menerangkan pelajaran, anak itu terlihat lebih semangat untuk mengikuti pelajaran di karenakan sudah tidak sabar lagi ingin mempertanyakan tentang kabar gembira ini kepada ibu gurunya itu.
"Anak-anak kalau sudah selesai silahkan di tumpuk di meja ibu ya," ucap Ayana setelah memberikan penjelasan terhadap anak didiknya.
"Baik Ibu," sahut mereka dengan serempak.
Saat ini Ayana mulai sibuk memperhatikan anak didiknya matanya begitu jeli jika ada seorang anak yang masih berbicara sendiri di saat teman lainnya sedang mengerjakan.
"Ayo, Adila Sayang, di kerjakan tugasnya Nak," titah Aya meskipun hanya melihat dari kejauhan.
"Iya, Bu," sahut Adila yang memang suka pecicilan, tapi juga menggemaskan.
"Kamu sih dari tadi bicara terus," bisik teman sebangkunya.
"Ya habisnya kata Gista ibu Aya mau jadi Mamanya, aku kan penasaran," balas Adila dengan nada berbisik.
"Heeeemb, Adila, Dea kalian masih sibuk berbisik rupanya, nanti temanmu sudah selesai kalian malah belum selesai, ayo kejar temanmu yang sudah dapat banyak nulisnya," titah Ayana kali ini nadanya sedikit tegas.
"Baik Ibu," sahut keduanya.
Ayana terkikik sendiri di dalam hatinya, baru kali ini dia mendengarkan sendiri muridnya sedang membicarakannya.
'Astaga! Ternyata Gista sudah tahu, pantesan saja itu anak si Adila dan Dea kepo bangat,' gumamnya sambil tertawa sendiri di dalam hatinya.
Jam istirahat pun sudah tiba-tiba, anak-anak pun sudah mulai meninggalkan kelasnya masing-masing, tapi tidak untuk Gista, gadis kecil itu sengaja, menghampiri Ayana untuk menanyakan sesuatu.
"Ibu, bolehkah aku berbicara," pinta Gista.
"Mau bicara apa kau Sayang?" tanya Ayana.
"Gista mau ngomong sesuatu sama Ibu," ucapnya dengan malu-malu.
"Sayang bicara saja, ibu pasti akan mendengarkan kok," sahut Ayana, mencoba untuk menjadi pendengar yang baik untuk calon anak sambungnya itu.
"Ibu, apa benar Ibu dan Daddy mau menikah?" tanya bocah kecil itu.
"Kau dengar dari siapa? Sayang," ucap Ayana.
"Daddy, tadi pagi memberi tahu, apa itu benar," kata bocah kecil itu.
"Iya Sayang itu benar," sahut Ayana yang tidak ingin menutupi itu semua dari Gista.
"Tuh kan! Tebakan aku benar, kalau Daddy pernah ketahuan aku, sedang lihatin Ibu Aya," ucap anak itu.
"He he, emang iya Sayang," sahut Aya yang pura-pura tidak ingat padahal aslinya malu banget.
Ketika mereka berdua sedang asyik mengobrol tiba-tiba saja, seseorang tak terduga datang untuk melabrak Ayana.
"Apa kamu seseorang yang bernama Ayana?" tanya seorang tersebut dengan nada ketusnya.
"Iya, saya sendiri anda siapa?" tanya Ayana bingung.
"Tante Nadia!" seru Gista.
"Aku adalah, Calon suami Mas Andreas, jadi aku mohon jika memang kau masih punya harga diri, tolak lamaran Andre nanti malam, atau aku akan menghancurkan karirmu sebagai guru berprestasi!" ancam Nadia.
"Anda ini siapa tiba-tiba datang ngamuk-ngamuk seperti ini, apa anda kurang kerjaan," balas Ayana yang tak kalah menyakitkan.
"Tante, jangan marahin Ibu Aya seperti ini, nanti Daddy marah, lagian Daddy bukan calon suami Tante, Tante ini kan adiknya Mommy," tandas Gista yang seketika membuat Nadia malu dan tersulut emosi.
"Kau anak kecil berani sekali kau Gista! Siapa yang ngajarin kamu berbicara seperti ini, siapa!" gertak Nadia, sehingga membuat anak itu ketakutan.
"Kau jangan membentak Gista seperti itu!" bentak Ayana.
"Oh, kau berani membentakku! perempuan kampung, asal kau tahu ya, Andre itu sudah di jodohkan dengan ku, dan gara-gara kamu semuanya hancur, kau benar-benar perebut!" hardik Nadia.
"Kalau berbicara lihat dulu kejadiannya seperti apa! Di sini saya tegaskan lagi kalau saya bukanlah perebut, lagian Mas Andre masih single? Jadi sah-sah saja kalau dia memilih wanita idamannya, ya, terkecuali kalau dirinya sudah punya istri dan istrinya masih hidup, barulah anda bisa mengatakan saya sebagai PELAKOR!" tekan Ayana di kata terakhirnya.
"Sayang kau tidak apa-apa kan." tiba-tiba saja perhatian Ayana beralih ke Gista yang merasa ketakutan.
"Ibu, jangan pernah tinggalkan Gista ya," pinta anak itu dengan melas, mungkin saja anak ini merasa takut setelah kejadian ini Ayana akan meninggalkan Daddy nya.
"Enggak Sayang, ibu tidak akan pernah ninggalin Gista," terang Ayana sambil mengelus pundak Gista.
"Hallah drama terus," ketus Nadia. "Lagian ya, Gista lebih baik kau milih Tante yang jelas-jelas sudah sayang sama kamu bukan malah belain gurumu itu," sungut Nadia.
"Aku tidak Mau, Tante Nadia adalah adik dari Mommy, jadi lebih baik jadi Tante Gista saja, bukan mamanya Gista," tolak anak itu dengan nada polosnya.
"Tuh kan kamu dengar sendiri, anak kecil saja bisa menentukan pilihan, jadi sebagai seorang yang lebih dewasa seharusnya kau menghargainya," jelas Ayana.
"Dasar kurang ngajar!" geram Nadia yang sudah mengangkat tangannya.
"Dari pada kau buang tenaga untuk melukai wajahku lebih baik kau pergi dari sini atau tanganmu ini aku patahkan," bisik Ayana sambil memelintir tangan Nadia.
Catatan penulis:
Selamat siang kakak-kakak semoga suka dengan kelanjutan babnya🥰🥰🥰🙏🙏🙏
siapa ya yg coba memeras Bu Retno