seorang gadis kecil yang saat itu hendak pergi bersama orang tua ayah dan ibunya
namun kecelakaan merenggut nyawa mereka, dan anak itu meninggal sambil memeluk bonekanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menyusun rencana menyingkirkan Bruno
Pak Candra terlihat serius, wajahnya dipenuhi tekad. Ia berkumpul dengan beberapa warga di balai desa, suasana tegang namun penuh semangat. "Kita sudah cukup lama bersabar," suara Pak Candra menggema, "Bruno harus bertanggung jawab atas perbuatannya!" Ia menjelaskan rencana terperinci untuk menangkap Bruno, melibatkan beberapa kelompok warga yang akan berjaga di titik-titik strategis di sekitar persembunyian Bruno. Ada yang bertugas mengawasi pergerakan Bruno, ada yang akan memblokir jalan keluar, dan ada juga yang bertugas memastikan keamanan warga selama operasi penangkapan. Pak Candra menekankan pentingnya koordinasi dan kerja sama tim agar operasi berjalan lancar dan aman. Ia juga mengingatkan warga untuk tetap tenang dan tidak bertindak gegabah. "Kita harus cerdas dan terencana, tujuan kita adalah menangkap Bruno tanpa menimbulkan korban," tegasnya. Suasana rapat semakin serius, masing-masing warga tampak siap menjalankan tugasnya. Rencana Pak Candra untuk menangkap Bruno, dijalankan dengan penuh perhitungan dan melibatkan seluruh warga, menunjukkan kebersamaan dan tekad kuat untuk menegakkan keadilan.
Malam itu, gelap dan sunyi menyelimuti tempat kejadian kecelakaan keluarga Angelica. Udara terasa dingin, menambah suasana mencekam. Pak Candra memimpin ritual, dikelilingi oleh warga desa yang tampak khusyuk. Mereka membawa sesaji sederhana, bunga, kemenyan, dan beberapa barang lainnya. Suasana dipenuhi aroma kemenyan yang harum namun sedikit menyeramkan. Pak Candra membacakan doa-doa, suaranya bergema di kegelapan, memohon perlindungan dan kekuatan untuk menjebak Bruno. Warga lain mengikuti dengan khusyuk, seolah-olah mereka sedang berkomunikasi dengan kekuatan gaib untuk membantu mereka. Ritual tersebut dijalankan dengan penuh keyakinan, menunjukkan kepercayaan warga terhadap kekuatan supranatural untuk membantu mereka menangkap Bruno. Meskipun terlihat mistis, ritual ini juga merupakan bentuk pengukuhan tekad dan persatuan warga dalam usaha menangkap Bruno, menyatukan kekuatan fisik dan spiritual dalam upaya mereka.
Pak Candra berdiri tegak, wajahnya serius dan khusyuk. Di tangannya, ia memegang sebuah benda kecil yang terlihat seperti jimat. Ia mulai mengucapkan mantra-mantra, suaranya bergema di malam yang sunyi. Kata-kata yang diucapkannya terdengar kuno dan misterius, diselingi dengan gerakan tangan yang terukur dan penuh makna. Cahaya lilin yang redup menerangi wajahnya, menciptakan bayangan yang aneh dan menambah kesan mistis suasana. Warga di sekitarnya memperhatikan dengan seksama, beberapa di antara mereka tampak berbisik-bisik, menunjukkan rasa takjub dan sedikit rasa takut. Pak Candra tampak sepenuhnya fokus pada ritualnya, seolah-olah ia sedang berkomunikasi dengan kekuatan yang lebih besar, meminta bantuan untuk menjebak Bruno. Mantra-mantra yang diucapkannya terdengar seperti sebuah kunci, untuk membuka pintu menuju dunia gaib, untuk memanggil kekuatan yang akan membantu mereka menangkap Bruno.
Pak Candra baru saja menyelesaikan mantra terakhirnya, suasana hening sejenak. Tiba-tiba, salah seorang warga, seorang perempuan paruh baya bernama Bu Ratna, menjerit. Tubuhnya bergetar hebat, matanya melotot, pupilnya membesar, dan menatap kosong ke depan. Mulutnya terbuka lebar, mengeluarkan suara-suara aneh yang menyeramkan. Wajahnya berubah pucat, keringat dingin membasahi dahinya, dan rambutnya berantakan. Warga lain berteriak kaget, "Bu Ratna!" Pak Candra segera menghampiri Bu Ratna, mencoba menenangkannya. "Bu Ratna, tenang, tenang..." Namun, Bu Ratna terus berteriak, suaranya berubah menjadi suara perempuan yang lebih muda, "Bruno... Bruno... dia yang membunuhku... dia yang membunuh anakku... dia harus ditangkap!" Warga lain tercengang, suara yang keluar dari mulut Bu Ratna jelas bukan suaranya. Mereka yakin, Bu Ratna telah kesurupan arwah Mama Angelica.
Bruno... dia jahat... dia membunuh kami... dia harus diadili! Ujar Bu Ratna yang kesurupan itu
" Tenang, Bu Ratna. Kami akan menangkap Bruno. Kami akan membalaskan dendammu." Ujar pak candra
Suasana semakin mencekam, arwah Mama Angelica yang merasuki Bu Ratna seakan-akan ingin menyampaikan pesan penting, menegaskan tekad mereka untuk menangkap Bruno. Ritual yang dilakukan Pak Candra dan warga desa telah membuahkan hasil, arwah Mama Angelica berhasil berkomunikasi melalui Bu Ratna, memberikan petunjuk dan kekuatan untuk menangkap Bruno.