Badai besar dalam keluarga Cokro terjadi karena Pramudya yang merupakan putra pertama dari keluarga Cokro Tidak sengaja menodai kekasih adiknya sendiri, yaitu Larasati.
Larasati yang sadar bahwa dirinya sudah tidak suci lagi kalut dan berusaha bunuh diri, namun di tengah usahanya untuk bunuh diri, ia di kejutkan dengan kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuning dianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menendang nendang
Minggu dan bulan berlalu, perut Laras semakin membesar, bahkan ukurannya jauh lebih besar dari rata rata ibu hamil seusianya.
Terlihat jelas sulitnya perempuan yang masih sangat muda itu untuk membawa tubuhnya.
" Aduhh.." keluh Laras lirih sembari membenarkan duduknya.
" Kenapa mbak?" tanya Bu Yati,
" mungkin kah mereka bertengkar di dalam Bu Yati? hampir setiap hari mereka menendangku.." keluh Laras.
Mendengar itu Bu Yati tersenyum,
" itu berarti mereka sehat mbak, apakah gerakannya terasa sekali?"
" iya Bu, mereka seperti mau mendobrak keluar.."
" ah, mbak Laras bisa saja.. Ya Ndak mungkin tho.." bu Yati tertawa kecil.
" mungkin saja mereka mencari ayahnya, karena tidak pernah sekalipun mereka merasakan kehadiran ayahnya..
Biasanya orang kalau sudah hamil besar itu harus sering sering di ' jenguk ' ayahnya.." ujar Bu Yati, ia duduk persis di sebelah Laras.
Keduanya sedang menikmati sore yang teduh karena langit mendung.
" Di jenguk?" tanya Laras,
" iya, mbak Laras kan bukan anak kecil lagi toh, sudah mau jadi ibu.. Maksud saya, di jenguk itu adalah ' berhubungan suami istri '.."
wajah Laras seketika memerah,
" tapi karena mbak Laras dan mas Pram sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan,
Yah.. mungkin mbak Laras bisa mengijinkan mas Pram untuk menyentuh dan mengelus perut mbak Laras,
Itu supaya anak anak merasakan kehadiran ayahnya.." imbuh bu Yati.
Laras membisu, ia membuang pandangannya ke arah bunga bunga di taman samping, guna menyembunyikan wajahnya yang merah.
" Tidak usah malu, ibu ini sudah paham betul mas Pram, dan mbak Laras..
mbak Laras sejak kecil bermain dirumah pak Cokro.."
" tentu saja aku malu Bu Yati, selama ini aku bersama Elang, tapi aku malah hamil dengan mas Pram.
Apa kata orang Bu Yati,
Mereka akan mengira aku menggoda dua orang laki laki sekaligus." jawab laras ragu.
" semua keluarga tau itu tidak benar.. Hal ini terjadi karena kesalahan,
Mbak Laras jangan menyalahkan diri sendiri.."
" bagaimana tidak Bu, bagaimana aku akan menghadapi Elang nanti..
Aku sudah bukan gadis lagi,
Aku bahkan melahirkan anak kakaknya,
Dia pasti membenciku Bu Yati.."
Bu Yati menarik nafas dalam dalam, Lalu membuangnya perlahan,
" Jangan memikirkan mas Elang terus, karena semua yang di pikirkan mbak Laras belum tentu benar..
Jika mas elang memang mencintai mbak Laras,
Apa yang sudah terjadi tidak akan bisa mempengaruhi, sebesar apapun kesalahan yang telah terjadi..
Saya mengenal mas elang juga sejak kecil, apa mbak Laras lupa,
Dia adalah tipe orang yang jika menginginkan sesuatu maka ia harus mendapatkannya.
Berbeda dengan mas Pram,
Sejak kecil mas Pram sudah di didik mengalah pada mas elang,
Mas Pram bahkan tidak ragu menyerahkan semua miliknya pada mas Elang,
Itu karena mas Pram tulus,
Mas Pram tidak memandang kesalahan apa yang pernah nyonya lakukan di masa lalu.
Kasihani mas Pram sedikit saja mbak Laras,
Dia juga pasti ingin merasakan betapa lincah anak anaknya di dalam perut mbak Laras,"
Laras terdiam, wajahnya tampak sedikit gelisah.
Tidak lama terlihat Pram yang masuk ke dalam rumah,
Laki laki bertubuh tinggi dan berisi itu menggunakan kemeja berwarna biru tua, sementara jasnya ia gantungkan di lengannya .
Wajah yang tegas itu terlihat sedikit sayu, meski ia tetap berjalan dengan tegap dan gagah.
Entah kenapa alisnya membingkai tebal dan teratur tampak begitu menawan.
Elang juga tampan,
Namun semua orang mengatakan Pram berwajah lebih menawan dari Elang.
Itu semua tidak lepas dari almarhum ibu Pram yang memang terkenal cantik sekali,
Pastilah wajah Pram itu turun dari ibunya.
Langkah Pram terhenti saat melihat Laras duduk di taman samping,
Terlihat jelas dari kaca jendela yang besar.
Lama Pram berdiri sembari menatap Laras yang duduk membelakangi Pram itu.
Sorot mata Pram terlihat risau, sedih dan ragu.
langsung main todong aja si bapak nih
apalagi bininya pake acara yg terencana hanya demi anak keduanya si Elang
heran sama modelan orang tua gini