Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10 Menyelesaikan satu Misi
Keesokan harinya ketika matahari sudah bersinar, Ling Nana bersiap - siap hendak memasuki hutan terlarang yang berada di luar tembok kerajaan.
Dia membawa perlengkapan anak panah dia selempangkan dengan tali di depan dada dan anak panah di punggung dan busur dia sangkutkan di pundak.
Sementara pedang dia ikat di pinggang dan belati di tempel di bagian kaki sebelah kanan bawah.
Dia sudah memodif pakaiannya menjadi celana berkuda dan sedikit kain yang melebar di bagian depan dan belakang sementara sisi kiri dan kanan terbuka memanjang sampai pangkal paha. Sementara kaki jenjangnya di tutupi celana berkuda hitam.
Dia berfikir, karena aku dari dunia modern, jadi harus modis dong he he he..
Dia mulai memanjat tembok melalui sulur pohon yang merambat di dinding tembok itu.
Pelayannya memandangi dia yang memanjat dengan sedikit rasa was - was. Dia takut nyonyanya masuk dalam bahaya.
"Jangan kuatir Yan sing!" ucapnya dari atas karena melihat wajah pelayannya itu sedikit berkerut.
"Hati - hati nyonya!" Dia memberi nasehat kepada tuannya agar berhati- hati di dalam hutan terlarang.
Ling Nana hanya mengangguk dan mulai turun ke arah luar tembok.
Jika kita melihat dari istana dingin, kita tidak bisa melihat sulur pohon itu karena di tutupi pohon lain yang tumbuh berdekatan dengan tembok. Ketika kita mendekati tembok baru sukur itu terlihat karena posisi yang tersembunyi.
Di tembok luar Ling Nana berlahan - lahan turun dan memperhatikan sekitar. Dia takut ada ular yang nongkrong dan mematuknya.
Ketika dia sudah sampai di dasar dia merasa aroma yang lembab, mungkin karena pembusukan dedaunan di situ.
Dia pelan - pelan melangkah takut ke injak ular. Dia mulai menebas pohon - pohon kecil di sekitar agar dia mengetahui jalan pulang, jadi dia harus membuat jalan yang akan dia lalui kedepannya.
"Aish! Hampir!" dia hampir saja di patok ular yang bertengger di dahan pohon kecil yang dia lalui. Dengan sigap dia mengayunkan pedangnya memotong ular tersebut jadi dua.
Tidak berapa lama dia menemukan kelinci dan burung pagar. Dia masih tetap berjalan kedalam untuk mengetahui seberapa mengerikan hutan itu. Tapi tiba - tiba dia berhenti, dan merasa merinding ketika melihat pepohonan yang besar dan berlumut itu.
Sungguh sangat terlihat bahwa hutan ini belum di masuki seseorang. Dia membayangkan ular besar yang akan melilitnya, sehingga dia tidak melanjutkan berjalan lebih dalam.
Kapan - kapan saja aku menelusuri ke dalam hutan ini. Pikirnya, jadi dia hanya mencari sayuran liar dan jamur di sekitar itu sambil menunggu mungkin saja ada lagi kelinci lewat. Karena tugasnya adalah berburu 3 hewan berbulu.
Tiba - tiba di teringat Popo.
"Hei Popo, apa kau merasakan aura aneh di hutan ini?" Tanyanya, karena dia merasa ada aura mengerikan di dalam hutan ini.
"Hmm, sepertinya aura binatang buas yang sudah berumur berabad - abad tuan." Popo juga merasakan hal yang sama.
"Apa tidak ada yang lain?" Dia ingin memastikan apa perasaannya benar.
"Ada sedikit magic tuan, tapi lokasinya sepertinya masih jauh."
"Hmm ya, saya kira juga begitu." Ucapan Popo tidak salah, karena dia juga merasakan hal yang sama.
"Apakah sekitar sini ada binatang buas popo?"
"Tidak terlalu dekat tuan, apa anda hendak meburunya?" Popo penasaran, apakah tuannya ini sangat berambisi dengan hadiah, sehingga dia mengusahakan langsung mendapatkan 3 hewan berbulu?
"Tidak sekarang, perhatikan kelinci 1 lagi agar ini pas tiga, saya sudah menemukan banyak jamur dan tumbuhan liar, bisa di masak nanti."
"Di belakang anda ada beberapa babi hutan tuan." Ternyata pertanyaan yang ada di kepalanya terjawab, tuan berambisi dengan hadiah, gumamnya dalam hati.
"Baiklah, itu juga berbulu. Mari kita buru"
Akhirnya Ling Nana mengikuti arahan yang di berikan Popo dan menemukan sekawanan babi hutan.
Ling Nana cuma memanah satu yang berukuran sedang karena dia nanti takut terlalu berat untuk memanjat tembok.
"Kenapa anda kuatir tentang itu tuan, anda bisa menaruhnya di ruang portabel." Popo mengingatkan, bahwa Tuannya memiliki ruang penyimpanan.
"Sial! Kenapa tidak kau katakan lebih awal" Dia juga merasakan kepikunannya telah muncul.
"Anda kan tidak bertanya" ucapnya sediki takut, dia takut kena marah.
Dia belum tahu pasti bagaimana sifat tuan barunya ini. Karena tuan dia sebelumnya sangat susah untuk di ajak bercanda.
Akhirnya dia memasukkan semua hasil buruannya di ruang portabel atas saran Popo dan dia memanjat tembok untuk kembali
Ilustrasi dalam hutan terlarang ni