Kirana pernah tak sengaja melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya di usir oleh suami dan mertuanya lalu ia juga di pisahkan dari sang buah hati. Empat tahun berlalu kini Kirana kembali lagi untuk bertemu buah hatinya tersebut.
Kirana sekarang bukan seperti wanita di sebuah novel yang tiba-tiba kaya lalu kembali untuk membalas dendam, namun Kirana tetaplah seperti Kirana yang dahulu hanya seorang gadis panti asuhan yang tak memiliki pendidikan tinggi maupun kekayaan.
Hanya bekal sebuah tekad dan rasa rindu yang menggebu terhadap putranya membuatnya rela menyamar menjadi seorang pembantu di kediaman mantan suaminya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~28
"Ra, apa kamu baik-baik saja? Apa semalam kak Kendra menyakitimu? Katakan mana yang sakit ?" Kaizar langsung memberondong beberapa pertanyaan saat mendatangi Kirana yang sedang menjemur pakaian di belakang.
"Kai, tolong pergi dari sini aku tidak mau ada yang melihatmu berbicara denganku." Kirana terlihat mengedarkan pandangannya saat pria itu mendekatinya.
"Aku tidak peduli Ra, aku akan melindungimu jika terjadi sesuatu." keukeh Kaizar.
"Jadi apa kak Kendra menyakitimu semalam? katakan mana yang sakit Ra ?" imbuhnya lagi dengan wajah khawatir.
Kirana menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baik saja dan mas Kendra tidak menyakitiku, semalam aku memohon padanya untuk tetap mengizinkan ku berada di dekat Keanu." terangnya kemudian.
"Dia mengizinkan mu ?"
"Hm." Kirana langsung mengangguk.
Namun Kaizar tampak tak percaya, kakaknya tipe pria keras kepala dan pendendam. Jadi sepertinya tak semudah itu memberikan izin jika tanpa ada sesuatu.
"Apa kak Kendra mengajukan syarat ?"
Kirana terdiam sejenak, ia tidak mungkin mengatakan pada pria itu jika semalam sang kakak telah menidurinya.
"Tidak, tapi aku tidak tahu selanjutnya bagaimana." sahut Kirana dengan wajah pias, karena bagaimana pun sekarang nasibnya ada di tangan mantan suaminya itu.
"Baiklah Ra, ku harap semuanya akan tetap baik-baik saja tapi jika terjadi sesuatu aku akan selalu ada untukmu." terang Kaizar.
"Terima kasih Kai." Kirana langsung mengulas senyumnya sebelum pria itu pergi.
"Mbak Ira, kenapa tadi pak Kendra seperti mencurigaimu? jangan-jangan kamu ingin menculik Den Keanu ya ?" tuding Santi saat Kirana baru masuk ke dalam rumah.
"Jangan menuduh sembarangan San, lagipula untuk apa aku melakukan itu ?" balas Kirana, wanita itu terus saja melangkah menuju dapur dan gadis itu mengekor di belakangnya.
"Siapa tahu kamu akan meminta tebusan." tuding Santi lagi dan itu membuat Kirana langsung menggelengkan kepalanya.
"Berhenti berkata omong kosong, San !!" tegasnya memperingatkan.
"Lalu siapa yang di maksud pak Kendra? Tidak mungkin aku atau Bik Asih, karena kita sudah bertahun-tahun bekerja di sini. Aku yakin itu pasti mbak Ira, kalau kamu mau kaya mendadak bukan seperti ini caranya mbak. Bukankah lebih baik mbak jual diri saja, dari pada membuat kejahatan." Santi tak berhenti menuduh Kirana.
"Pergilah San, aku tidak punya waktu meladenimu." Kirana terlihat jengah, rasanya ia ingin memukul gadis itu dengan panci kotor di tangannya itu. Namun ia sedang tak ingin membuat keributan, karena sifat Santi kurang lebih seperti mantan ibu mertuanya jika di lawan akan semakin menjadi.
"Tapi kalau jual diri pun, memang ada yang mau sama mbak? yang ada mereka malah jijik." cibir Santi dengan wajah puasnya memperolok Kirana.
"Lebih baik sekarang kamu jaga Den Keanu dengan benar, San. sebelum ku adukan pada pak Kendra, jika kamu lebih suka telponan dengan satpam komplek dari pada mengawasi putranya." balas Kirana santai namun langsung membuat gadis itu melotot menatapnya.
"Kau ?" Santi tak percaya jika wanita dekil itu mengetahui perbuatannya selama ini.
"Awas saja jika kamu mengadu." ancamnya, kemudian menghentakkan kakinya pergi dari sana dengan kesal.
Sementara Kirana kembali membersihkan peralatan masaknya, lalu saat mendengar dering telepon rumah wanita itu segera berlalu untuk mengangkatnya. Namun rupanya pengasuh putranya sudah terlebih dahulu melakukannya.
"Telepon dari pak Kendra, awas saja kalau kamu mengadu." ucap Santi yang membuat Kirana urung pergi, rupanya mantan suaminya itu sedang mencarinya. Entah apa yang di inginkan oleh pria itu?
"Atau jangan-jangan....." Kirana nampak enggan membayangkan kejadian semalam.
"Ya halo." jawabnya kemudian.
"Ada berkas saya yang ketinggalan, tolong bawakan ke sini dan sebentar lagi sopir akan sampai !!" perintah Kendra dari ujung telepon.
"Kenapa tidak sopir saja yang membawanya ?" balas Kirana, ini pasti hanya akal-akalan pria itu saja.
"Jangan membantah, apa kamu sandiwaramu terbongkar ?" ancam Kendra tak berperasaan, lantas mematikan panggilannya sepihak.
Mengetahui teleponnya sudah mati, Kirana nampak kesal. Sepertinya pria itu benar-benar ingin mempermainkannya.
"Baiklah, akan ku balas permainanmu pak Kendra Adiguna yang terhormat." gumamnya lantas wanita itu melangkah ke arah sang putra yang sedang sibuk bermain bersama pengasuhnya.
"Nak ayo bersiap papa menyuruhmu ikut ke kantor." ucapnya kemudian.
"Benarkah? yeah ke kantor papa." Keanu langsung girang, saat liburan sekolah seperti ini bocah kecil itu sangat bosan tinggal di rumah.
"Mbak tidak bohong kan ?" Santi langsung mengerutkan keningnya menatap wanita itu.
"Jika kamu tidak mau ikut, biar kami pergi berdua saja." jawab Kirana santai.
"Tentu saja aku akan ikut." Santi segera bersiap-siap.
Kirana langsung tersenyum miring, ia memang sengaja mengajak putranya dan sang pengasuh agar mantan suaminya itu tidak akan macam-macam dengannya. Ia sangat tahu bagaimana karakter pria itu, jika sudah menginginkannya maka akan melakukannya di manapun.
Semalam suaminya begitu menikmati permainannya seperti seseorang yang sangat kelaparan dan bisa jadi pria itu menyuruhnya datang ke kantornya untuk melakukan itu lagi.
Sesampainya di kantor mereka bergegas menuju ruangan pria itu dan setelah mendapatkan sahutan dari sang pemilik ruangan mereka segera membuka pintu.
"Papa." teriak Keanu dengan girang namun senyum di wajah bocah itu langsung surut saat melihat ayahnya itu sedang duduk berduaan dengan calon ibu tirinya.
Begitu juga dengan Kendra yang juga terkejut saat melihat kedatangan putranya yang tiba-tiba itu, tatapannya langsung tajam ke arah Kirana.
Namun wanita itu justru membalasnya dengan senyuman mengejek, ia pikir bisa di bodohi oleh pria itu gumam Kirana. Lagipula jika memang sudah ada kekasihnya, lalu untuk apa menyuruhnya datang? ingin membuatnya cemburu?
Bagi Kirana saat ini memiliki putranya adalah tujuan hidupnya meskipun harus mengesampingkan perasaannya.
"Sayang kamu ikut juga ?" tanya Kendra pada putranya kemudian.
"Kan papa yang menyuruhku datang, lagipula aku bosan di rumah terus." sahut Keanu dan itu membuat Kendra lagi-lagi melirik ke arah Kirana yang nampak tersenyum puas.
"Jadi kamu bosan di rumah? apa mau pergi jalan-jalan ke mall ?" tawar Kendra.
"Mau pa, apa papa juga akan ikut ?" Keanu langsung berteriak senang.
"Papa sedang banyak kerjaan sayang, bagaimana jika kamu pergi dengan mbak Santi dan tante Alexa saja." sahut Kendra.
"Kok sama aku sih sayang, aku kan mau menemanimu di sini." Alexa langsung keberatan.
"Lexa, bukankah ini kesempatanmu untuk dekat dengan putraku ?" bujuk Kendra.
Alexa yang tadinya memasang wajah kesal detik selanjutnya langsung tersenyum lebar. "Tentu saja, baiklah ayo sayang kita jalan ke mall." ucapnya kemudian.
Ia harus bisa mengambil hati calon anak tirinya itu agar Kendra semakin sayang padanya dan setelah itu apapun yang ia inginkan nanti pasti akan di turutinya.
"Bu Ira ikut juga kan ?" Keanu langsung mendekati ibunya itu, berharap wanita itu ikut dengannya.
"Tent...." ucapan Kirana langsung terputus saat Kendra tiba-tiba memotongnya.
"Tidak sayang, Bu Ira harus kembali ke rumah karena masih banyak pekerjaan yang harus di selesaikannya." tegas Kendra dan tentu saja itu membuat Kirana langsung kecewa menatap pria itu, padahal ia ingin sekali ikut untuk mengawasi putranya. Karena is kurang percaya dengan pengasuhnya maupun sang calon ibu tiri.
"Baiklah." Keanu terlihat tak bersemangat, namun bocah itu tetap pergi juga.
"Baiklah sayang aku pergi dulu ya, sampai jumpa nanti malam." Alexa langsung mengecup pipi Kendra lalu mengedipkan sebelah matanya dengan sedikit nakal seakan sedang memberikan sebuah isyarat.
Kemudian wanita itu segera berlalu pergi, saat melewati Kirana Alexa terlihat menatapnya dengan angkuh.
"Sepertinya saya juga harus segera pulang." Kirana bergegas meletakkan dokumen yang ia bawa ke atas meja lantas melangkah pergi.
"Siapa yang menyuruhmu pulang !!"
makasih nofel nya bagus