menceritakan tentang seorang gadis yang menyimpan hati pada seorang anak laki laki yang saat kecil dia jumpai. Hingga besar pun,gadis kecil itu masih mencintai laki laki itu.
gadis itu bermimpi ingin menjadi pasangan hidup si laki laki itu,dan yah impian nya terwujud kan. Namun sayang tuhan mempersatukan nya dengan cara yang salah,gadis itu menikah bukan karena cinta melainkan karena kesalahan satu malam.
akankah pernikahan mereka bisa bahagia? atau berakhir dengan nestapa karena hubungan yang mereka jalani berawal dari sebuah kesalahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8. bertemu kembali
"udah sembuh ze?"tanya Bu Siska selaku ketua divisi produksi.
"Alhamdulillah Bu,sudah baikan. Maaf yah Bu karena cuti nya lama,menghambat juga ke proyek yang mau di buat."ucap zea tak enak hati.
"Gak papa ze,lagian proyek yang ini kan belum di ACC sama direktur juga,bukan proyek utama juga kok. Tenang aja,yang penting sekarang kamu udah sembuh kita bisa lanjutin lagi proyek nya."ucap ibu Siska perhatian.
Para karyawan yang mendengar percakapan antara zea dan kepala divisi mereka pun merasa iri. Mereka menyebut zea sebagai anak kesayangan kepala divisi, karena apapun yang di lakukan zea pasti terlihat bagus di mata atasan mereka.
Mau izin lama pun tak menjadi masalah, sedangkan mereka izin seminggu jika sakit taruhannya di keluarkan dari kantor.
Sedangkan zea sebulan dia sakit,namun masih di beri pengertian oleh atasan mereka.
"Anak emas selalu di depan."cibir karyawan lain.
"Kamu kalau mau jadi anak emas juga kerja yang bener yang rajin kayak zea."timpal teman di samping nya.
Walaupun zea belum lama bekerja di sana,namun kinerja zea tak perlu di ragukan lagi. Apapun proyek yang dia buat atau ajukan pasti akan meraih kesuksesan dan laku di pasaran.
Selain rajin dan tekun zea juga disiplin,mudah bergaul dan juga ceria. Dan yang terpenting tak pernah sombong,royal lagi.
"Ouh iya ze,kamu sudah menyiapkan proposal untuk diserahkan ke direktur tentang proyek baru ini kan?"
"Sudah Bu."
"Nanti siang jam sebelas kita akan ada rapat dengan pak direktur nya langsung,kamu akan saya bawa dalam rapat ini. Nanti kamu jelaskan apa isi dalam proyek baru kita yah."ucap Bu Siska.
"Tapi Bu."zea merasa gugup,selama bekerja disini dia tak pernah mengikuti rapat dengan atasan nya, apalagi sekarang dia harus rapat dengan direktur nya langsung.
"Sudah jangan gugup gitu, ibu percaya kamu bisa. Nanti jam sebelas sebelas ke ruangan ibu kita pergi sama sama ke ruang rapat nya. Ini akan menjadi rapat sangat istimewa karena di pimpin langsung oleh direktur perusahaan ini."ucap ibu Siska menepuk bahu zea lalu pergi dari sana.
"Wih selamat yah ze,gila keren banget Lo bisa rapat langsung dan ketemu sama direktur perusahaan ini."ucap teman se-devisi zea.
"Nanti jangan lupa minta foto yah ze,gue pengen liat muka direktur,yang katanya genteng itu."timpal yang lain.
"Hehehe enggak ah takut nanti kalau minta foto di marahin sama istrinya."canda zea.
"Istri dari mana ze, direktur kita itu masih singel belum kawin."ucap Johan.
"Hah?"zea selama ini tak tau siapa direktur dari perusahaan tempat nya bekerja.
Dia kira direktur perusahaan ini sudah tua,beruban,sudah punya cucu. Namun ternyata masih muda.
Walaupun zea bekerja di perusahaan utama namun dia tak pernah melihat wajah direktur nya. Jangankan bertemu,tau muka dan namanya saja tidak.
Aneh memang zea ini,spesies langka.
"Selamat yah,semoga proyek nya di ACC dan bisa sukses."ucap Vans.
"Aamiin, makasih doain yah."ucap zea.
Vans dan Johan pun menganggukan kepalanya dan memberikan nya jempol.
****
Kini zea dan kepala divisi nya sudah berada di ruang rapat,dengan beberapa kepala divisi lain.
Tangan zea gemeter dingin, sekaligus gugup. "Jangan gugup insyaallah semua berjalan dengan lancar, semangat insyaallah di ACC kok."ucap ibu Siska yang melihav kegugupan zea.
Sepuluh menit mereka menunggu kehadiran direktur, akhirnya yang di tunggu tunggu pun datang.
Semua yang berada di ruangan itu langsung berdiri menyambut kedatangan direktur mereka.
Degh
Pandangan antara zea dan Arkhana bertemu,ada getaran aneh yang terjadi di antara kedua orang itu.
Ada rasa sakit,takut,dan marah bercampur dalam hati zea. Tentu zea tak akan melupakan malam penuh kesialan itu.
Zea masih sangat mengingat wajah laki laki yang ada di atasnya pada malam itu. Tangan zea mengepal kuat,dengan sekuat tenaga zea menahan tangisannya.
"Duduk ze."titah ibu Siska yang melihat zea sedari tadi berdiri terus, sedangkan direktur mereka sudah duduk di kursinya.
Zea kemudian duduk dan menundukkan kepalanya,tak terasa satu tetes air matanya turun namun langsung di usap oleh zea.
Namun air mata itu ternyata di lihat oleh Arman yang tak sengaja melirik ke arah zea.
Rapat pun di mulai,dan zea mempresentasikan proyek yang ingin di buat oleh devisi nya.
Walaupun dengan perasaan yang campur aduk,ada rasa takut yang lebih mendominasi,dan dengan sekuat tenaga tak membiarkan air matanya turun.
Selama presentasi itu zea sama sekali tak melihat ke arah Arkhana,dia merasa tak sanggup jika melihat laki laki itu.
Jika dirinya melihat ke arah Arkhana sedikitpun, kegiatan malam itu kembali berputar di kepalanya.
Sedangkan Arkhana dia bersikap profesional dengan memperhatikan presentasi dari zea, dirinya sedikit terpukau dengan gagasan yang di beberkan oleh zea.
Memandang terus zea membuat nya kembali mengingat pergulatan malam itu, kejadian demi kejadian mulai muncul di kepalanya.
Arkhana mengangkat bibirnya sedikit,mengingat kenikmatan dalam kesalahan malam itu.
Selesai zea mempresentasikan, Arkhana tanpa pikir panjang langsung meng ACC pengajuan dari devisi nya.
Setelah itu Arkhana dan Arman meninggalkan ruangan rapat lalu di ikuti oleh devisi yang lain.
Zea menundukkan kepalanya membuang nafasnya,lega karena telah berhasil mendapatkan ACC dari direktur.
"Terimakasih ze,kamu memang terbaik."ucap ibu Siska saat mereka keluar dari ruang rapat itu.
Zea pun hanya tersenyum membalas ucapan ibu Siska, dirinya masih memikirkan tentang sosok Arkhana. Ayah dari anak yang dia kandung saat ini.
Keringat dingin mulai membasahi kening dan tubuhnya, ketakutan mulai kembali membuncah. Sangat susah melupakan kejadian malam itu hingga membuat nya terus merasa di hantui.
Setelah kembali ke tempat kerjanya,zea tak sanggup dan tak fokus mengerjakan tugasnya.
Tubuhnya terus saja bergetar,keringat pun tetap mengalir. Karena sudah tak kuasa,zea langsung berjalan keluar dari ruangan devisi nya.
"Ze mau kemana?"tanya Johan yang sedari tadi melihat gelagat aneh dari zea.
"Ze kenapa Jo?"tanya Vans.
"Gue gak tau,dari pulang rapat udah kayak gitu."jawab Johan.
"Mau kemana?"tanya Johan saat melihat Vans akan pergi.
"Nyusul ze."
Johan pun ikut,namun baru beberapa langkah,suara seseorang membuat mereka terhenti.
"Johan,Vans kerjain ini yah nanti langsung kasih ke saya."ucap ibu Siska.
Mau tak mau mereka pun menuruti perintah dari atasan mereka dan tak jadi menyusul ze yang entah kemana.
semangat author💪