Karna menolong seseorang membuat Rafdelia menjalani kehidupan yang tidak di inginkan nya tetapi seiring berjalannya waktu Rafdelia menjadi menerima takdir kehidupannya.
ketahui kelanjutan kisah hidup Rafdelia dengan membaca cerita ini dari awal ya teman.
SELAMAT MEMBACA..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febri inike putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
"kalian kok pada nyerang gua sih, bukanya dukung teman, gak setia kawan banget. Males gua!!" Zein akan beranjak dari tempat duduknya dan hendak pergi.
"sorry sorry bos.. Gitu aja marah.. Kita kan cuma mau ngasi pendapat doang. Kalau Lo terima syukur kalau gak suka ya gak apa, bro.. Semua kembali ke diri Lo sendiri yang ngejalanin. Jangan salah paham gitu dong. Kita pasti selalu dukung apapun keputusan Lo." Tony menahan tubuh Zein kembali ke tempatnya semula.
"Ia nih.. Dari pada kita berdebat yang bikin rusak suasana mending senang-senang! Mumpung formasi lengkap ada si Valdo, mari kita rayakan temu kangen kita ini.." Rangga menambahkan sambil mengajak semua bersulang.
Akhirnya Zein tersenyum, iapun juga tidak ingin membahas hal yang menurutnya tidak penting.
"tapi Lo Lo pada janji ya, rahasiakan ini semua. Gua gak mau ada orang yang tau tentang pernikahan gua ini. Cukup kalian doang. Paham kan!" Zein memperingati teman-temannya.
"tenang bos.. Rahasia Lo aman sama kami, iya kan guys?" tanya Roy pada yang lain.
"yoii.. aman terpercaya.." balas yang lain.
Akhirnya mereka pun lanjut bersenang-senang. Sementara Adrian yang sedari tadi duduk tidak jauh dari Zein karena ia selalu mengawal di manapun tuannya itu berada, hanya bisa mengusap dada. Ia merasa iba kepada Rafdelia karena ia pun sebenarnya yakin Rafdelia adalah gadis yang baik. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena sang bos sejak awal sudah mencap gadis itu sebagai wanita yang tidak baik. Hatinya sudah tertutup tanpa Meu melihat kebenaran. Disekitarnya. Hatinya hanya dipenuhi Gina dan Gina.
******
Zein melangkah memasuki apartemennya setelah diantar pulang oleh Adrian. Malam ini ia sedikit mabuk karena kali ini minum agak banyak. Mungkin karena berbagai masalah yang datang akhir-akhir ini. Mulai dari masalah kesehatan jantung maminya yang dimana tadi pagi sudah berangkat ke Jerman untuk menjalani pengobatan Disana. Belum lagi masalah pernikahan kontraknya ini, benar-benar membuatnya agak frustasi.
Ketika akan membuka pintu kamarnya, Zein merasa seperti ada orang di dapur.
"apa perempuan itu masi belum tidur? Ngapain dia jam segini Masi di dapur?" Zein berjalan pelan menuju dapur sambil melihat jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 2 dini hari.
Zein menghidupkan lampu dapur memastikan, memang Rafdelia lah yang berada di sana.
"astaghfirullah.. Siapa?" Rafdelia terkaget karena tiba-tiba lampu dapur hidup.
Zein menatap lekat Rafdelia yang berada di depan kulkas dengan memegang segelas air putih ditangannya. Dapat ia lihat dengan jelas penampilan gadis itu yang memakai baju tidur bertali spaghetti warna cream berbahan satin halus yang panjangnya hanya diatas lutut. Kimono luar yang agak tipis sedikit transparan berhasil menunjukkan lekuk tubuh Rafdelia yang indah. Rambut panjangnya tergerai begitu saja agak sedikit berantakan, justru malah membuatnya semakin terlihat **** dan menggoda. Glek! Zein menahan Salivanya, jakunnya naik turun. Sedangkan jantungnya berdegup sangat kencang. Zein menggeleng-gelengkan kepalanya, agar segera sadar bahwa barusan hasrat kelelakiannya bergejolak.
"Tuan Zein..anda pulang?" Rafdelia sedikit kikuk dan malu karena Zein melihatnya berpenampilan seperti itu.
Zein pun langsung bersikap tenang menutupi perasaannya yang tidak karuan.
"Kamu ngapain gelap-gelapan di dapur? Kayak maling gitu!" ia melipat kedua tangannya didada.
"Oh ini, aku haus banget jadi mau ambil minum. Gak ngidupin lampu karena nanggung cuma bentar doang kesini." Rafdelia menunjukkan gelas yang berisi air putih di tangannya sambil tersenyum canggung. Ia merasa risih dengan tatapan Zein yang terlalu intens menatapnya.