DI TINGGALKAN SETELAH KATA SAH TERUCAP

Jam pulang kantor pun tiba tapi mereka tidak langsung pulang mereka singgah di cafe hits tempat nya di sebelah jalan dekat dengan kantor mereka.

" dari awal gue juga pernah bilang kalau tu cowok GK benar?" ucap Ayana memulai obrolan ."kamu ingat kan waktu kita ke kota bima,dia tidak pernah menemani kita?kerja sih kerja tapi kan tidak seharian?"lanjut Ayana yg memang merasa curiga dengan mantan Dita itu.

sedangkan Adara hanya menjadi pendengar setia sesekali dia menimpali nya. benar kata Ayana dulu,lepaskan,hidup terus berjalan tidak boleh menyimpan dendam berlebihan,memang tidak mudah melupakan kejadian yg menyakitkan tapi alangkah baik nya mencoba berdamai dengan keadaan.

"tidak usah membahas dia, malas gue dengar nya!" ucap Dita malas.

"kenapa percintaan kita tidak ada yg berjalan mulus!"keluh Ayana yg menatap ke dua sahabat nya .

"tidak usah di pikirkan kita jalani saja waktu kesendirian kita,kita nikmati tanpa ada orang yg kekang, siapa tau jodoh kita sedang otw". ucap Dita yg memberi semangat.

Tak terasa hari sudah mulai gelap dan mereka segera menghampiri kendaraan masing-masing.

Tiba di rumah kontrakan dia merebahkan kan diri nya di kasur yg berukuran sedang.

Tiba-tiba dia mengingat kata-kata mantan ibu mertua nya dan dia pun mengeluarkan hp nya di dalam saku blazer nya .

Lalu dia mencari no mantan mertuanya dan langsung menghubungi.

"assalamualaikum mama?" sapa Adara gugup , yah kalau di ingat-ingat selama menjadi mantu nya Adara menghubungi nya bisa di hitung pake jari dan sekarang sudah menjadi mantan baru dua kali dia berbicara lewat telpon yg pertama mama Mayang yg telepon dan ke dua dia yg menelpon nya.

"waalaikum salam anak mama?" sahut mama maya senang di sebrang sana.

"apa kabar mah?"

"Alhamdulillah mama sehat?"

"kamu?"

"Alhamdulillah mah?"

"kapan kamu ke bima nak?"

"tunggu cuti lebaran insya Allah kalau tidak ada halangan?"

"mama kangen?".

"Adara juga kangen? "dan mengalir lah obrolan mereka sehingga suara adzan magrib berkumandang mereka mengakhiri nya. Tapi dalam obrolan mereka tidak ada yg membahas tentang Alex.

Setelah mematikan telepon nya dara pun langsung membersih kan diri dan setelah itu mengerjakan tiga roka'at.

Setelah selesai dara pun ber do,a ke pada sang pencipta.

saat dia ingin ke dapur telpon nya berbunyi dan dia langsung mengangkat nya setelah dia melihat sang penelpon.

"assalamu Alaikum ?" ucap urang di seberang telepon.

"waalaikum salam ummi?" jawab Adara, yah,,, umi Ainun lah yg menelpon nya?"

"apa kabar nak?"

"Alhamdulillah umi dan Abah apa kabar dan apa kalian tidak sakit?"

"Alhamdulillah kami sehat-sehat saja,tapi hati kami yg sakit karena di tinggal sama anak kami?"kata umi yang mengeluarkan keluh kesah nya.

"insya Allah dara akan pulang ke kota bima tapi tidak sekarang ummi?"

"sampai kapan nak? Sampai kapan kamu akan berlari dari kenyataan dan rasa sakit mu, pulang lah nak,kita akan sama-sama mengobati lukamu?" ucap ummi nya lirih.

"ummi?" panggil dara yg matanya sudah berkaca-kaca.

"pulang lah nak, kami sudah tua,kami merindukan mu?" ucap ummi Ainun yang sudah terisak.

bagai mana tidak,anak gadis nya mengasingkan diri di kota orang dengan dalil berkerja, walaupun mereka tau tidak mudah untuk melupakan kejadian memilukan itu. Kenapa umi Ainun masih mengatakan dara anak gadis nya sedangkan dia sudah menikah, karena Adara belum terjamah walaupun sudah menikah.

"pulanglah nak,kami merindukan mu?" ucap uminya sekali lagi sedangkan dara sudah tidak sanggup mengeluarkan suaranya dia hanya bisa mengangguk walaupun ummi nya tidak bisa melihat

"dara akan menyelesaikan semua pekerjaan dara dulu,dara akan pulang tapi tidak sekarang ummi, dara mohon?" lirih dara setelah menguasai diri nya.

"kami akan menunggu mu?".

Setelah mengatakan itu sambungan pun terputus dan Adara langsung ke dapur,walau bagai manapun perutnya butuh di isi.