Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Mobil Fazal tiba di bengkel Adam. Sepasang suami istri itu pun turun dari mobil bersamaan dengan trio tampan sahabat Asha.
Gadis cantik yang tak terlalu tinggi itu mengikat hijabnya ke belakang. Tak lupa lengan seragamnya pun ia gulung hingga sama seperti sisi yang lain.
"Kamu bawa uangnya kan, mas?", tanya Aisha memastikan.
"Kamu pikir uang sebanyak itu bisa di simpan di dompet? Cukup transfer pak Adam, semua beres!", sahut Fazal yang masih kesal karena ketiga bocah itu mengikuti mereka berdua.
Aisha melihat mata Fazal yang melirik tiga sahabatnya.
Ceritanya dia cemburu, gitu? Batin Aisha.
Aisha mengedikkan bahunya. Ia pun menghampiri Adam yang sudah berdiri di depan mejanya.
Anak-anak bengkel tak mau ikut campur urusan bosnya.
"Bang Adam!", sapa Aisha riang. Adam menyambutnya dengan tersenyum.
Lelaki bertato itu kembali menatap Aisha. Wajah Aisha memang cantik seperti halnya dengan Asha. Hanya saja, Asha yang sedikit tomboy masih cukup terawat karena ia memperhatikan penampilan dan juga perawatan wajahnya.
Sedang Aisha, gadis itu cantik alami seperti tak pernah tersentuh skincare.
"Aisha deal kan harganya, bang?", tanya Aisha.
"Ya, walaupun sebenarnya saya masih tidak rela karena si merah adalah motor impian mendiang sahabat kami."
"Sudah ku bilang, Asha tidak akan keberatan kalau si merah ada pada ku!", kata Aisha sambil mengusap jok berwarna hitam itu.
"Kamu yakin bisa mengendarainya, Sha?", tanya Fazal sambil menatap sang istri.
Aisha memicingkan matanya.
"Jangan meremehkan ku! Aku biasa memenangkan pertandingan meski lawan ku para cowok!", ujar Aisha bangga.
"Bahkan sejak lulus dari pesantren kamu sama sekali tak pernah menyentuh sepeda, Sha!", ujar Fazal yang cukup di dengar oleh para sahabat Asha.
Asha sering kali lupa kalau ia sedang berperan menjadi sosok Aisha.
"Eum...kalo ngga percaya, aku bisa buktikan sekarang! Bayar dulu ,mas!", Aisha kembali menghampiri suaminya sambil menyenggol lengan Fazal.
Fazal mengeluarkan ponselnya.
"Saya minta nomor rekening pak Adam. Dan jangan lupa bukti kuitansi pembeliannya."
Adam pun membuat kuitansi sesuai dengan harga kesepakatan dengan Aisha. Lalu lelaki itu memberikan nomor rekening bank swasta miliknya pada Fazal.
Setelah berhasil mentransfer, Fazal menunjukkan bukti transferannya pada Adam.
"Free helm kan bang?", tanya Aisha. Adam tak keberatan sama sekali saat Aisha menginginkan yang mana pun.
"Aku mau helm yang biasa Asha pakai, bang!",kata Aisha.
"Baiklah!", kata Adam. Lelaki itu mengambil helm yang ada di salah satu ruangannya. Mata Aisha berbinar melihat helm dan juga motor yang biasa ia gunakan untuk balap liar.
Ia mengikuti balap liar, tarung bebas dan pekerjaan membahayakan lainnya untuk mendapatkan uang. Walau pun tak jarang ia harus babak belur di sekujur tubuhnya.
"Hai, merah! Akhirnya kau jadi milikku!", monolog Aisha yang menyingkap roknya. Ia memakai celana legging yang juga tertutup dengan kaos kaki panjangnya.
Gadis itu menaiki motor sport tersebut sambil memasang helm kesayangannya.
Dion, Nikala, Visnu ,Adam juga Fazal cukup terpukau saat melihat Aisha menaiki motor besar itu tanpa kesulitan meski badannya cukup kecil di bandingkan badan Asha.
"Gue balik dulu guys!", pamit Aisha pada para sahabatnya yang justru menunjukan reaksi seperti patung.
"Aku tunggu di rumah, mas!", kata Aisha pada Fazal lalu dengan pelan ia mengeluarkan si merah dari bengkel.
Tak butuh waktu lama, gadis itu langsung melajukan kendaraan besar itu cukup kencang.
Fazal mengucapkan terima kasih pada Adam lalu buru-buru menyusul istrinya.
Dion masih menatap tak percaya.
"Visnu!", Dion memanggil nama sahabatnya yang juga masih memikirkan soal Aisha tadi.
"Heum?", gumam Visnu.
"Bukankah dalam kepercayaan Lo reinkarnasi itu ada?", tanya Dion.
"Mau bicara apa Lo?", tanya Visnu balik.
"Gue benar-benar melihat Asha di tubuh cewek itu!", kata Dion. Adam menepuk bahu Dion dengan pelan.
"Yang kehilangan Asha bukan cuma Lo, Yon! Kita semua kehilangan Asha. Mungkin Lo cuma nyesel karena selama ini Lo nyimpen perasaan sama Asha sendirian!"
Nikala dan Visnu menoleh pada sahabatnya tersebut.
"Dari mana Abang tahu?", tanya Dion. Bukannya menjawab ,Adam justru tersenyum simpul. Ia yakin, ketiga sahabat Asha menyayangi gadis itu lebih dari sekedar rasa sayang sebatas sahabat.
💜💜💜💜💜💜
Aisha membelah jalanan ibu kota dengan bahagia. Akhirnya apa yang ia inginkan sudah ia miliki.
Walau pun...dulu ia ingin membelinya dengan hasil jerih payah sendiri. Dan ternyata suaminya lah yang mengabulkannya.
Gadis itu berhenti di sebuah lampu merah. Ia menoleh ke sebuah gedung bertingkat tak terlalu tinggi.
Gedung perusahaan papanya yang bahkan menjadikan inisial namanya juga nama sang bunda menjadi logo perusahaan tersebut.
Bukan perusahaan yang sangat besar seperti gedung di samping-samping juga sekitarnya. Perusahaan Gatan masih kategori menengah meski berada di tengah kota dengan persaingan yang cukup ketat.
Drama kehidupan Asha yang mengenaskan terbersit di otak gadis itu.
Aisha tersenyum miris. Terakhir bertemu papanya di makamnya, sang papa menunjukkan sebuah penyesalan. Tapi entah mengapa hatinya seperti mati rasa.
Apa karena papanya yang terlalu lama tak peduli padanya ?
Lampu sudah kembali hijau, gadis itu pun melesat menuju ke kediaman Abidzar.
💜💜💜💜💜💜
Naura turun dari taksi dan tiba di sebuah rumah mewah. Ia menghubungi seseorang dan mengatakan bahwa ia ada di depan rumah. Satpam tak memberinya akses masuk padahal dulu ia bebas masuk kapan pun.
Setelah mendapatkan instruksi dari majikannya, satpam pun membuka gerbang bersamaan dengan motor yang Aisha kendarai di susul oleh mobil Fazal.
Aisha melintas begitu saja di sisi Naura yang baru melangkahkan kakinya melewati rel gerbang.
Fazal cukup terkejut melihat kedatangan mantan kekasihnya tersebut yang sudah ada di rumahnya.
Aisha melepaskan helm nya lalu menuruni motor besarnya tersebut. Ia menatap Naura sekilas tapi setelah itu ia memilih abai dan langsung menuju ke dalam.
Dan ternyata di teras utama, ibu mertuanya sedang berdiri seolah sedang menyambut seseorang.
Fazal kah? Batin Aisha.
Melihat Eva menunggunya, Naura langsung menghampiri Eva tanpa menunggu Fazal turun dari mobilnya.
Fazal tidak tahu kapan ibunya tiba di rumah karena setahunya, ibu menemani ayahnya ke luar kota.
"Tante...!", sapa Naura dengan memasang wajah sendunya.
"Naura, sayang...apa kabar!", Eva menyambut Naura dengan pelukan hangat. Aisha yang kebetulan masih mendengar ucapan Eva pada Naura hanya memutar bola matanya malas. Ia tetap melanjutkan niatnya ke kamarnya.
"Ngapain lagi kamu di sini, Naura?", tanya Fazal sedikit membentak.
"Yang sopan bicara mu, Zal!", kata Eva.
"Mas...aku...aku kesini cuma ingin minta pertanggungjawaban kamu saja mas!", kata Naura sendu.
Aisha yang lupa kunci motor kesayangannya masih nyangkut pun akhirnya kembali ke depan untuk mengambilnya.
"Tanggung jawab apa?", tanya Fazal yang mulai curiga.
Naura mengeluarkan sebuah alat test kehamilan yang menunjukkan positif dengan garis dua.
"Aku hamil mas, hamil anak kamu!", kata Naura sendu.
"Fazal!", pekik Eva. Ia menatap putranya dengan kilat emosi.
"Hamil dari mana! Bagaimana mungkin kamu ha--- ", ucapan Fazal terputus saat melihat keberadaan Aisha di ambang pintu.
Gadis itu tengah menatap adegan antara suami, ibu mertua juga...mantan kekasih suaminya.
Aisha merasa dejavu dengan adegan itu. Adegan di masa kecil Asha ,di mana sosok Ana datang membawa alat seperti yang Naura pegang. Meski setelah itu, ia tak tahu kenapa perut Ana tak kunjung membesar. Ia belum paham akan hal itu.
Ckkk...drama yang sama seperti kakak mu rupanya! Batin Aisha.
Aisha melewati Fazal begitu saja ke arah motor yang ia parkir.
"Sha...Aisha! Kamu harus percaya sama aku, aku sama sekali ngga pernah melakukan hal serendah itu dengan Naura!", kata Fazal.
Naura akting menangis dan di tenangkan oleh Eva yang giginya sudah bergemeletuk karna Fazal lebih memilih menjelaskan pada Aisha di banding Naura.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
terimakasih