Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Aisha menaiki sepeda motornya sambil meminta satpam membukakan gerbang. Fazal yang tadi sempat mengambil kunci mobilnya jadi sedikit tertinggal oleh Aisha.
Tak butuh waktu lama, Fazal bisa melihat arah Aisha pergi. Ia pun menyusul istrinya tersebut. Jalanan ibu kota tak lagi semacet sore tadi. Apalagi jalan menuju kediaman Abidzar juga bukan jalan protokol.
Aisha memacu kendaraan roda duanya menuju ke arena balap yang biasanya akan di mulai tengah malam nanti. Meski masih di bawah jam sepuluh, biasanya anak-anak akan melakukan pemanasan lebih dulu atau mengobrol satu sama lain.
Fazal sulit mengejar Aisha. Beruntung ponsel Aisha di pasang GPS oleh Fazal. Ia jadi tahu keberadaan Aisha.
Meski sesekali melihat ponsel, Fazal masih ngebut mengendarai mobilnya.
Setelah hampir satu jam, Fazal mulai memelankan laju kendaraannya karena motor Aisha berbelok ke area yang setahu Fazal merupakan arena balap liar.
Fazal tahu, karena saat muda pun ia pernah berada di sirkuit bebas itu.
"Aisha mau ngapain di sana?", monolog Fazal.
Lelaki itu tetap mengikuti Aisha. Dia tahu, sang istri sadar jika dirinya mengikuti. Tapi sepertinya Aisha tak peduli mau Fazal tahu atau tidak.
Yang pasti, Fazal memarkirkan kendaraannya dengan beberapa mobil yang juga ada di sana.
Lelaki itu berlari kecil agar bisa segera melihat Aisha yang menghampiri beberapa pemuda.
Fazal bak penguntit yang bersembunyi di balik kegelapan malam.
"Bagaimana bisa Aisha mengenal tempat seperti ini?"
Matanya tertuju pada Aisha yang masih duduk di motor sportnya.
Beberapa pemuda mengitari Aisha yang duduk manis di atas 'si merah'. Tentu bagi yang tahu, si merah adalah tunggangan Asha. Jadi kalau ada yang menaiki si merah, wajar kalau mereka heran.
"Siapa Lo?", tanya salah seorang di antara para pemotor. Aisha membuka kaca helm full face nya.
"Ngga penting gue siapa!", sahut Aisha.
Mereka menertawakan Aisha yang berlagak jagoan. Tapi tawa mereka terhenti saat Nikala, Dion dan Visnu datang.
Aisha meletakan kedua tangannya di tangki motor besar itu sambil menatap tiga sahabatnya yang turun dari motor lalu menghampirinya.
"Ngapain Lo malam-malam di sini?", tanya Visnu pada Aisha.
"Belanja sayur!", sahut Aisha asal.
"Wah...parah nih anak! Ngajak ribut dari tadi!", ada yang terprovokasi ucapan Aisha. Tapi tidak dengan tiga sahabatnya. Jokes Aisha sama persis seperti kebiasaan Asha.
Dion menatap mata cantik gadis yang tingginya tak seberapa di banding dirinya.
"Gue mau ikut turun! Udah lama rasanya gue ngga rasain debu jalanan sini!", kata Aisha.
"Ckkk...bisa apa Lo? Jangan mentang-mentang Lo pake motor almarhum Asha, terus tiba-tiba Lo bakal ngalahin kita?!"
Aisha tersenyum tipis di balik helm nya.
"Motor ini, punya gue sekarang!", kata Asha.
Pemuda yang sejak tadi merasa di remehkan itu makin kesal mendengar ocehan Aisha yang baginya sangat menyebalkan.
Nikala menepuk bahu pemuda itu agar ia lebih baik menjauh dari Aisha. Jadi, tinggal Aisha dan tiga sahabatnya di posisi itu.
"Sebenarnya Lo itu siapa?", tanya Nikala.
"Gue udah pernah bilang sama kalian! Gue Asha! Gue sahabat kalian! Tapi kalian ngga ada yang percaya sama omongan gue!"
Sorot mata Aisha sungguh meyakinkan.
"Jangan omong kosong! Bahkan kami lihat sendiri bagaimana tubuh sahabat kami di makamkan!", kata Visnu.
"Tapi ini beneran gue! Gue Asha Salsadilla, Visnu!"
Aisha melepaskan helmnya lalu ia letakkan diatas tangki.
Nikala dan Visnu berdecak menyangkal percaya dengan ucapan Aisha meski sebenarnya pun ragu-ragu.
"Apa yang kamu tahu tentang Asha?", tanya Dion dengan tatapan dinginnya.
"Gue ngga suka Lo liatin gue kaya gitu, Yon!", Aisha memperingatkan. Dan dialog itu memang sering Asha ucapkan padanya. Dion masih terus menatap gadis itu.
"Gue Asha! Gue ngga tahu keajaiban apa yang bikin gue terdampar di tubuh Aisha ini! Terserah kalian percaya atau ngga ke gue!"
Ketiga sahabat Asha itu menatap Aisha dengan pandangan yang agak aneh.
"Gue tahu semua tentang kalian bertiga! Gue tahu rahasia kalian! Gue tahu semua!", Aisha mulai putus asa.
"Lo nyari tau soal kami, begitu?", tanya Nikala.
"Nik, Lo emang bawel banget dah! Terserah kalian mau percaya apa ngga! Yang jelas, waktu di rumah sakit gue bangun udah ada di tubuh ini. Waktu di lift, gue juga ingat kalian. Tapi kalian lagi berkabung karena kematian gue, Asha!"
"Pinter banget Lo ngarang bebas!", sahut Visnu. Hanya Dion yang berbicara seperlunya tapi belum apa-apa sudah melotot tajam pada Aisha.
"Terserah deh kalian mau percaya apa ngga ke gue! Rasanya sia-sia kita bersahabat dari SD sampai kemarin!", kata Aisha. Ia kembali mengenakan helm nya.
"Kalian liat aja gimana performa gue malam ini. Kalo kalian emang sahabat gue, sahabat Asha! Seharusnya kalian ngenalin gue!", ujar Aisha. Ia menarik gas nya cukup kencang hingga deruman motor itu cukup memekakan telinga.
Bruuuummm....
Aisha melesat cepat dengan gaya yang biasa Asha pakai. Yang ada di sana menatap takjub pada gadis berperawakan kecil itu.
Usai dari arah yang berlawanan Aisha justru menunjukkan free style nya. Gadis itu berdiri di atas motor dengan kendaraan yang melaju dengan stabil. Hal yang biasa di lakukan seorang Asha setiap balap.
Fazal yang bersembunyi di kerumunan menatap tak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Ya Allah, benarkah itu istriku?", monolog Fazal tak percaya.
Tak berbeda dengan tiga sahabat itu yang masih tak percaya jika Aisha adalah Asha.
Suara tepuk tangan terdengar riuh saat Aisha kembali ke posisi semula dan berhenti di samping motor yang lain.
"Gue harap Lo cuma hoki karena pake motor si Asha!", salah seorang kandidat yang akan ikut balap.
"Kita lihat nanti!", tantang Aisha. Sejak dulu Asha sangat sangat sangat tak menyukai lelaki itu. Selain brandal, lelaki itu pun menyebalkan entah dari candaannya atau hal lain lagi.
Aisha menoleh kepada trio tampan seolah ingin mengatakan:
"Masih ngga percaya juga ini gue???", batin Aisha.
Dion mendekati Aisha yang masih menduduki motornya. Di susul oleh Nikala dan Visnu.
"Mau bukti apalagi?", tanya Aisha.
"Gue percaya sama Lo!", kata Dion. Nikala dan Visnu saling berpandangan. Entah kenapa Dion percaya penjelasan Aisha.
💜💜💜💜
terimakasih 🙏