Mentari dijodohkan oleh ayahnya dengan pria lumpuh. ia terpaksa menerimanya karena ekonomi keluarga dan bakti dia kepada orangtuanya.
apa yang terjadi setelah mentari menikah?
apa akan tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
apakah mentari bahagia? atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang Asing yang tidak Penting
Heny menatap putrinya, Bella dan Ines memang berteman dekat. Mereka adalah sahabat.
Bella justru tersenyum pada mamanya. Dia seakan senang dengan kehadiran Ines.
"Aku, yang mengundang Ines, Tante", ucap Bella.
Bella bangkit dari duduknya, dan ia menghampiri Ines lalu menggandengnya dan mendekat ke meja makan.
Bella menarik kursi di sebelahnya, dan mempersilahkan Ines untuk duduk disana. Agar mereka berdampingan.
Dita tak lepas menatapnya, dari raut wajahnya terlihat jelas, jika Dita Sanga marah. Tidak sopan keponakannya itu mengundang orang asing di acara makan malam keluarganya.
"Apakah kamu ingin berbuat lancang, Bella? Tante, tidak mau wanita ini ada di rumah, Tante!" ujar Dita mengulangi perkataannya.
Bella bertingkah seenaknya. Seakan dia adalah tuan rumahnya, yang bisa mengizinkan siapapun boleh masuk.
"Maafkan, dia Mbak. Aku juga tidak tahu menahu tentang ini", Heny merasa bersalah.
Bella sudah sangat keterlaluan, Heny sangat geram. Sebab Bella memasang tampang tidak bersalah. Apakah dia tidak sadar atau memang sengaja mendatangkan wanita penghianat itu.
"Tante, aku rasa mengundang Ines bukanlah suatu kejahatan. Kalian terlalu berlebihan ", ujar Bella.
Ines justru lebih fokus menatap Dirga tanpa lepas. Dirga yang merasa risih dengan sikap Ines.
"Bella!" Heny menyentak putrinya.
semua di luar kendali Heny. Bella melakukan sesuatu yang memalukan.
"Lagian, Ines datang kemari ada tujuan tertentu. Dia ingin meminta maaf pada Dirga. Diantara kalian belum usai, karena tak ada kata putus!" ucap Bella.
"Tak ada yang perlu di bahas!" ucap Dirga datar.
Dirga muak. Kenapa harus membahas hubungan itu di malam ini. Ines masih mempunyai muka di hadapannya? Setelah apa yang dia lakukan selama ini.
Bagi Dirga, Ines adalah wanita yang paling kejam. Dengan status masih tunangan, Ines lebih memilih pergi dengan pria lain. Dan melupakan hubungan mereka.
Dirga sudah bagai jatuh, tertimpa tangga pula. mengalami lumpuh setelah kecelakaan, dan di tinggalkan oleh orang yang ia sayangi.
Ines terdiam melihat datarnya sikap Dirga. Tampaknya Dirga sudah melupakannya. Ines dulu berpikir Dirga tak akan pernah mendapatkan pengganti dirinya, dan dia akan terus terpuruk dengan nasibnya yang kini. Tapi Dirga menunjukkan semua pikiran ines salah. Dia justru mendapatkan istri yang cantik.
"Dirga, hubungan kita dulu belum usai! tidak ada kata putus. Aku hanya ingin meminta maaf padamu, karena sudah meninggalkanmu saat hubungan kita sudah di jenjang tunangan. Aku tahu diriku salah. Mungkin kini kamu membenciku!" Ines memasang raut muka sedih, seperti wanita sedang patah hati.
"Hentikan Bella! Kamu tidak pantas membahas itu lagi. Sangat memuakkan!" Revan memotong ucapan Ines. Agar ia tidak melanjutkan perkataannya.
"Tante, Om! Aku hanya perlu menyelesaikan masalahku dengan Dirga. Agar dia tidak menjadi salah paham lagi!" pinta Ines agar bisa diberi waktu lagi.
"Sudah jelas kamu yang meninggalkan Dirga di saat kondisinya yang seperti itu", jelas Revan, Revan tidak menyukai kehadiran Ines.
"Aku tidak pernah berniat meninggalkan Dirga-"
"Cukup hentikan! Jangan rusak acara makan malam yang dikhususkan untuk mantuku. Kamu hanya orang asing, yang tidak penting!" ucap Dita ketus.
Suasana mendadak hening. Semua larut dalam pikiran masing-masing.
"Anggap semua tidak pernah terjadi", kata Dirga tegas.
Dita bangga dengan jawab putranya. Dita berpikir tadi Dirga akan luluh dengan permintaan maaf Ines. Tapi dugaannya salah.
"Mas, biar aku yang ambilkan, ya. mau yang mana?" suara Mentari memecahkan suasana.
"Ini, sayang!" Dirga menjawab.
Dirga menunjuk salah satu hidangan.
"Cup!"
Mentari shock saat bibir Dirga mengecup pipinya. Di saksikan oleh semuanya. Ines yang tadinya berharap Dirga akan memperhatikannya justru di buat cemburu.
"Terimakasih istriku...", ujar Dirga.
"Sama-sama, Mas", Jawab Mentari.
Seketika semuanya melongo. perkataan Dirga begitu manis. Dita tersenyum bahagia, karena Dirga akhirnya bersikap romantis pada menantunya.
Dita tak lagi mempermasalahkan kehadiran Ines. Baguslah wanita itu ada disini sekarang, sehingga bisa melihat Dirga yang sudah bangkit dari keterpurukannya.
Mempunyai istri yang cantik, juga penurut. Menantu idaman Dita selama ini. Terselamatkan dari wanita ular seperti Ines. Tak terbayangkan oleh Dita jika, mempunyai menantu seperti dia.
Beni dan istrinya saling pandang. Mereka juga bahagia dengan keromantisan yang di tunjukkan pasangan pengantin baru itu. Membuatnya Ines tertampar dengan pemandangan dihadapannya.
"Kapan kalian akan bulan madu?" tanya Beni.
"Untuk saat ini, kami belum bisa per bulan madu. Karena ada urusan pekerjaan".
"Setelah itu Dirga, kamu jangan terlalu sibuk . Soal pekerjaan biar Om yang membantu", ujar Beni.
Gagal sudah rencana Bella dan Ines yang ingin membuat Mentari cemburu dengan kehadirannya. Namun, apa yang terjadi? Justru sebaliknya. Mentari bisa beradaptasi.
sikap romantis Dirga pada Mentari masih berputar diingatan Ines.
Mentari membalas tatapan Ines yang sedari tadi seolah menantangnya. Itulah cara Mentari yang ingin mengingatkan batasan pada ines.
Hati Ines memanas, ia sangat cemburu. pria yang telah ia sia-siakan karena lumpuh itu, berhasil membuat ines ingin kembali padanya. Namun kini sudah terlambat. Menangis pun, tak ada gunanya. Dirga tak akan kembali padanya.
Kehadiran Ines seperti nyamuk yang hanya menjadi pengganggu mereka.
...****************...
Ines memutuskan untuk pulang setelah acara makan malam selesai. Dia merasa tak di anggap, dan di permalukan.
"Apakah sebagus itu perempuan yang menikah dengan Dirga!" berang Ines.
Bella fokus menyetir, namun ia juga merasa tak enak pada sahabatnya itu.
Bukan Mentari yang cemburu. namun sebaliknya , temannya yang cemburu.
"Dirga hanya terpaksa menikah dengannya! Jadi , kamu tidak perlu membandingkan diri dengan Mentari. kalian sangat berbeda!".
"Terpaksa? Tapi lihat! Dirga memanggilnya dengan sebutan sayang. Aku merasa malu, dia sudah jatuh cinta!" ines terus mengeluh.
"Aku, lebih tahu tentang mereka. Sedari awal, Dirga menikah dengan Mentari, itu hanya sebuah perjodohan!" tegas Bella lagi.
Bella kebingungan bagaimana cara meyakinkan Ines.
"Ternyata selera Dirga juga turun, oke jika dia di jodohkan. Tapi sepertinya Dirga menyukai Mentari. kenapa dia bisa menyukai wanita seperti Mentari?"
kembali semua hinaan keluar dari mulut Ines. Ia tidak habis pikir dengan wanita pilihan keluarga Dirga, yang di jodohkan dengan mantan kekasihnya itu.
Dirga biasanya menyukai wanita berkelas seperti dirinya. tapi sekarang dia menikah dengan wanita kampung.
"Aku penasaran, sebenarnya Mentari itu berasal dari keluarga mana. Apa profesi dia sebelum menikah dengan Dirga?"
"Sebegitu penasarannya kamu, pada istrinya, Dirga?"
"Ya, Bella! Aku harus memastikan kalau wanita itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan diriku", ucap ines menggebu.
"Aku akan temani kamu untuk mencari tahu siapa sebenarnya Mentari ", ucap Bella yang selalu siap menemani Ines.
Ines masih tidak yakin. dia meyakini jika Dirga tadi hanya berpura-pura menyukai istrinya.
lanjut thor
ines bukan rasa cinta itu..