NovelToon NovelToon
Rebirth And Redemption

Rebirth And Redemption

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Showbiz / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Dalam kehidupan sebelumnya, Xin Yi tidak pernah mengerti. Mengapa Gu Rui, yang disebut sebagai Putri satu-satunya keluarga Gu, selalu membidiknya.

Selalu merebut apa yang jadi miliknya, dan berusaha mengalahkan nya disetiap hal yang ia lakukan.

Tidak sampai suatu hari, Xin Yi menemukan catatan lama ibunya.

Dia akhirnya mengerti, bahwa yang sebenarnya anak kandung Tuan Gu adalah dirinya...

" Xin Yi, matilah dengan tenang dan bawa rahasia itu terkubur bersama tubuhmu. "

Gu Rui membunuhnya dengan kejam, merusak reputasinya, mencuri karya miliknya, dan memfitnah nya sebagai putri palsu yang hanya ingin menipu harta ayahnya.

....

" Tunggu, jadi maksudnya aku adalah Xin Yi itu sekarang.. "

Xi Yi, seorang pemenang penghargaan aktris terbaik selama lima tahun berturut-turut.

Harus kehilangan nyawanya akibat ditikam sampai mati oleh fans fanatiknya.

Dia kemudian terlahir kembali sebagai Xin Yi didunia yang lain.

Dia adalah seorang aktris, mampukah dia berubah menjadi Xin Yi Idol.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 : Tantangan Kolaborasi, dan Gu Rui yang tidak pernah puas

Suasana Setelah Penampilan Solo Xin Yi

Lampu panggung perlahan meredup, menandakan akhir dari penampilan solo Xin Yi. Tepuk tangan menggema di seluruh ruangan, bahkan beberapa peserta yang biasanya bersikap dingin tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka.

“Dia benar-benar berbeda,” bisik seorang peserta.

“Setiap kali dia tampil, dia seperti memancarkan aura yang tidak bisa kita capai,” balas yang lain.

Xin Yi melangkah turun dari panggung dengan kepala tegak, wajahnya tetap tenang meskipun napasnya masih sedikit memburu. Dia tahu bahwa penampilannya tadi akan menjadi sorotan, dan dia puas telah memberikan yang terbaik.

Di sudut lain, Gu Rui menatapnya dengan campuran rasa iri dan frustrasi. Penampilannya sendiri sebelumnya tidak mendapat respons yang sama, dan itu membuatnya semakin tertekan.

Pengumpulan Peserta

Semua peserta dipanggil ke aula utama, tempat produser dan juri telah menunggu di atas panggung. Peserta berdiri dalam barisan, suasana terasa tegang namun penuh antisipasi.

Li Anya, aktris musikal yang sebelumnya tampil memukau, berdiri di samping Xin Yi. “Penampilanmu tadi luar biasa,” katanya dengan senyum ramah.

“Terima kasih,” jawab Xin Yi singkat, meskipun dia bisa merasakan ketulusan dalam pujian itu.

Di belakang mereka, beberapa peserta berbisik-bisik.

“Apa menurutmu tantangan selanjutnya akan lebih sulit?”

“Aku dengar mereka akan membawa tamu spesial.”

“Aku hanya berharap tidak harus berpasangan dengan seseorang yang tidak cocok.”

Gu Rui berdiri di ujung barisan, mencoba menghindari tatapan peserta lain yang masih membicarakan skandalnya. Dia menggenggam tangannya erat, mencoba menenangkan diri.

Pengumuman Tantangan Baru

Salah satu produser melangkah maju dengan mikrofon di tangan. “Selamat atas penampilan solo kalian yang luar biasa. Kami sangat terkesan dengan kerja keras dan dedikasi kalian.”

Semua peserta terdiam, menunggu dengan cemas apa yang akan dikatakan selanjutnya.

“Tantangan berikutnya akan menguji kemampuan kalian untuk berkolaborasi. Kalian akan dipasangkan secara acak dengan seorang tamu spesial—bisa jadi seorang idol, aktor, aktris musikal, atau bahkan pemain teater. Bersama pasangan kalian, kalian harus menciptakan penampilan yang sempurna, dari aransemen hingga koreografi.”

Ruangan langsung dipenuhi bisikan.

“Tamu spesial? Siapa saja mereka?”

“Aku harap aku mendapat pasangan yang bisa bekerja sama dengan baik.”

Produser melanjutkan, “Untuk menentukan pasangan kalian, kami telah menyiapkan undian. Setiap peserta akan mengambil nomor dari kotak ini, dan nomor itu akan menentukan pasangan kalian.”

Suasana Tegang Saat Undian Dimulai

Kotak undian dibawa ke depan, dan peserta mulai maju satu per satu untuk mengambil nomor. Beberapa peserta terlihat gugup, sementara yang lain mencoba tetap tenang.

Ketika giliran Xin Yi tiba, dia melangkah maju dengan percaya diri. Dia mengambil nomor dari kotak dan melihatnya sekilas sebelum kembali ke tempatnya.

Gu Rui, yang berdiri di belakangnya, maju setelahnya. Ketika dia melihat nomor yang dia dapatkan, ekspresinya berubah.

“Apa-apaan ini?” gumamnya pelan.

Produser mengumumkan pasangan pertama, kedua, dan seterusnya. Ketika giliran Xin Yi dan Gu Rui diumumkan, suasana ruangan langsung menjadi gaduh.

“Xin Yi dan Gu Rui?” seru salah satu peserta. “Bagaimana mungkin mereka mendapat nomor yang sama?”

“Ini pasti akan menjadi bencana,” komentar yang lain.

Gu Rui menatap Xin Yi dengan ekspresi tidak percaya. “Ini pasti lelucon, kan?”

Xin Yi mengangkat alisnya. “Sayangnya, tidak.”

Li Anya, yang ternyata menjadi pasangan mereka, mencoba tersenyum. “Baiklah, ini mungkin tidak biasa, tapi aku yakin kita bisa melakukannya.”

Gu Rui mendengus pelan. “Kau terlalu optimis.”

Reaksi Para Peserta

Sementara peserta lain sibuk membicarakan pasangan mereka masing-masing, perhatian mereka tetap tertuju pada Xin Yi dan Gu Rui.

“Mereka harus bekerja sama? Itu seperti mencoba mencampur minyak dan air,” kata salah satu peserta.

“Tapi mungkin ini akan menarik. Xin Yi selalu bisa mengubah situasi buruk menjadi keajaiban,” balas yang lain.

Xin Yi mengabaikan semua komentar itu. Dalam hatinya, dia tahu ini akan menjadi tantangan besar, tetapi dia tidak berniat menyerah.

Gu Rui, di sisi lain, masih terlihat kesal. Dia melirik Xin Yi dengan tatapan tajam, seolah menyalahkannya atas situasi ini.

Ketegangan di Awal Latihan

Pintu ruang latihan terbuka perlahan, dan suara langkah sepatu Xin Yi terdengar pertama kali. Dia melangkah masuk dengan kepala tegak, wajahnya tetap tenang meskipun suasana di dalam ruangan terasa tegang. Beberapa peserta yang sedang bersiap di pojok berhenti berbicara, menatapnya dengan campuran rasa hormat dan rasa ingin tahu.

Namun, ketika Gu Rui muncul di belakangnya, keheningan itu berubah menjadi bisik-bisik.

“Dia masih berani muncul setelah semua itu?” bisik salah satu peserta.

“Memalukan. Dia pikir dia bisa lolos setelah menyebarkan rumor seperti itu?” tambah yang lain dengan nada sinis.

Gu Rui, yang mendengar komentar-komentar itu, berusaha menjaga ekspresi percaya dirinya. Namun, wajahnya yang sedikit memerah mengungkapkan kegelisahannya.

Xin Yi berhenti sejenak, melirik Gu Rui dengan tatapan datar. “Kau tidak perlu berdiri di belakangku seperti bayangan. Ruang ini cukup besar untuk kita berdua.”

Gu Rui mengerutkan kening, tetapi tidak menjawab. Dia berjalan melewatinya dan menuju sudut ruangan, mencoba menghindari tatapan peserta lain.

Li Anya, aktris musikal yang akan menjadi pasangan mereka, sudah menunggu di tengah ruangan. Dia berdiri dengan senyum ramah, berusaha mencairkan suasana. “Xin Yi, Gu Rui, senang akhirnya kita bisa mulai. Aku yakin ini akan menjadi pengalaman yang menarik.”

“Tentu saja,” jawab Xin Yi sambil tersenyum tipis. Dia mengambil tempat di dekat piano, sementara Gu Rui hanya mengangguk singkat tanpa berkata apa-apa.

Reaksi Peserta Lain

Ketika latihan dimulai, beberapa peserta tetap berbisik di pojok ruangan.

“Xin Yi pasti kesal harus bekerja sama dengan Gu Rui,” kata salah satu peserta.

“Aku penasaran bagaimana mereka akan menyelesaikan ini. Gu Rui bahkan tidak tahu malu setelah semua yang dia lakukan,” balas yang lain.

Namun, Xin Yi tampaknya tidak peduli. Dia fokus pada partitur lagu yang ada di depannya, memikirkan bagaimana membangun harmoni dengan Li Anya dan Gu Rui.

Gu Rui, di sisi lain, mulai merasa semakin tidak nyaman. Setiap tatapan dan bisikan di ruangan itu terasa seperti serangan langsung padanya. Dia melirik Xin Yi, yang tetap tenang seperti biasa, dan merasa semakin tertekan.

Awal Latihan yang Berantakan

Li Anya memulai diskusi dengan mencoba menciptakan suasana yang positif. “Baiklah, kita punya lagu yang indah ini, dan aku yakin kita bisa membuatnya lebih luar biasa. Tapi sebelum itu, mari kita bicarakan pembagian part dan konsep keseluruhan.”

Xin Yi mengangguk dan mulai memberikan ide. “Aku pikir kita bisa memulai dengan nada lembut untuk membangun suasana, lalu beralih ke bagian yang lebih kuat di klimaks. Bagian terakhir bisa menjadi perpaduan harmoni yang menunjukkan kekuatan kita bertiga.”

Li Anya mengangguk setuju. “Itu ide yang bagus. Bagaimana menurutmu, Gu Rui?”

Gu Rui, yang merasa terpojok oleh tatapan peserta lain, menjawab dengan nada kesal. “Aku rasa aku harus mengambil bagian klimaks. Aku punya suara yang cukup kuat untuk itu.”

Xin Yi mendengus pelan. “Bagian klimaks membutuhkan kontrol nada yang sempurna. Itu bukan tentang siapa yang lebih kuat, tapi siapa yang paling cocok.”

Gu Rui menatapnya dengan tajam. “Kau selalu merasa paling tahu, ya?”

Li Anya mencoba menengahi. “Bagaimana kalau kita coba semua opsi dulu? Kita lihat mana yang paling cocok.”

Bisik-Bisik yang Mengganggu

Saat mereka mulai mencoba pembagian part, beberapa peserta di belakang masih berbisik-bisik.

“Gu Rui benar-benar tidak tahu malu. Dia bahkan mencoba mengambil bagian klimaks.”

“Tapi lihat Xin Yi. Dia tetap tenang meskipun harus berurusan dengan seseorang seperti itu. Profesional banget.”

Gu Rui, yang mendengar komentar itu, semakin kehilangan fokus. Dia mulai membuat kesalahan saat menyanyikan bagiannya, dan itu membuat suasana semakin tegang.

“Gu Rui, kau harus lebih memperhatikan nada di bagian ini,” kata Li Anya dengan sabar.

Namun, Gu Rui membalas dengan nada tajam. “Aku tahu! Aku hanya butuh waktu untuk menyesuaikan.”

Xin Yi memutar matanya. “Kita semua butuh waktu, tapi jika kau tidak fokus, kita tidak akan pernah selesai.”

Li Anya mencoba mencairkan suasana lagi. “Bagaimana kalau kita istirahat sebentar? Mungkin setelah itu kita bisa lebih fokus.”

Ketegangan yang Tak Terhindarkan

Saat mereka beristirahat, Xin Yi mendekati Li Anya untuk mendiskusikan beberapa ide koreografi. Gu Rui, yang merasa semakin terisolasi, mencoba menarik perhatian Li Anya.

“Anya, aku rasa kau harus menambahkan lebih banyak emosi di bagian ini,” katanya sambil mendekat.

Li Anya tersenyum sopan. “Terima kasih, Gu Rui. Tapi aku rasa aku tahu apa yang harus kulakukan.”

Xin Yi, yang memperhatikan dari kejauhan, hanya menghela napas. Dalam hatinya, dia berpikir: Dia benar-benar tidak bisa fokus pada apa yang penting.

Ketika latihan dilanjutkan, ketegangan antara Xin Yi dan Gu Rui semakin terlihat. Namun, Li Anya tetap berusaha menjaga harmoni di antara mereka.

“Aku tahu ini sulit, tapi kita harus bekerja sama jika ingin memberikan penampilan terbaik,” katanya dengan nada tegas.

Xin Yi mengangguk. “Aku setuju. Kita tidak punya waktu untuk drama.”

Gu Rui hanya menghela napas panjang, tetapi tidak mengatakan apa-apa lagi.

1
Jasmin Melor
Luar biasa
Serendipity_
Huo Qian modus banget ye 🤣
Duh siapa itu kak, apa bakal ada penguntit dirumah xin yi?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!