NovelToon NovelToon
Sheyza Istri Rahasia

Sheyza Istri Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Pernikahan rahasia
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: anotherika

Kejadian tak pernah terbayangkan terjadi pada Gus Arzan. Dirinya harus menikahi gadis yang sama sekali tidak dikenalnya. "Saya tetap akan menikahi kamu tapi dengan satu syarat, pernikahan ini harus dirahasiakan karena saya sudah punya istri."

Deg

Gadis cantik bernama Sheyza itu terkejut mendengar pengakuan pria dihadapannya. Kepalanya langsung menggeleng cepat. "Kalau begitu pergi saja. Saya tidak akan menuntut pertanggung jawaban anda karena saya juga tidak mau menyakiti hati orang lain." Sheyza menarik selimut yang menutupi tubuhnya. Sungguh hatinya terasa amat sangat sakit. Tidak pernah terbayangkan jika kegadisannya akan direnggut secara paksa oleh orang yang tidak dikenalnya, terlebih orang itu sudah mempunyai istri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anotherika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

"Enak banget ya sekarang sudah kayak nyonya besar, saking enggak ada kerjaan sampai ngutekin kuku kayak begitu."

Sebuah suara membuat Anisa mengangkat wajahnya yang sebelumnya sibuk menguteki tangan.

"Kenapa Nabila? Kamu mau mbak kutekin juga tangannya?"

Nabila mendengus, dirinya tidak menyukai kakak iparnya itu. Menurutnya sikap Anisa sangat manipulatif. Abah dan umminya saja yang tidak melihat keburukan Anisa, mereka hanya melihat dari tipu muslihat perempuan itu.

"Kalau tidak mau tidak apa-apa, mendingan kamu lihat ummi kamu daripada cuma disini diam." Ucap Anisa sembari kembali menguteki kuku tangannya.

Nabila geram sekali dengan tingkah laku Anisa yang seenaknya. Dia bahkan tidak merasa kalau dirinya hanya seorang menantu disini. "Emang mbak gak takut kalau sampai Abah sama Abang tahu mbak Anisa fitnah Bu Indah?"

Mata Anisa melotot, tidak menyangka kalau adik iparnya tau tentang hal itu. "Nabila, kalau ngomong jangan sembarangan. Buat apa saya fitnah Bu Indah? Yang ada sekarang kamu yang fitnah saya! Kurang kerjaan banget fitnah Bu Indah, sudah jelas dia yang mencelakai ummi Zulfa." Elak Anisa membela diri, jangan sampai rahasia yang sudah ditutup rapat sampai terbongkar. Dia sudah membungkam mulut ustazah Nurma dengan mahal, kalau sampai masih ketahuan sama Abah dan suaminya tamatlah sudah riwayat Anisa.

Nabila menarik satu sudut bibirnya ke atas, menciptakan senyum miring. "Ingat mbak, aku bukan anak kecil bodoh! Kamu bisa menipu semua orang, tapi tidak dengan aku!!" Ucap Nabila sambil menunjuk ke arah Anisa yang bergerak gelisah.

"Mbak itu manusia manipulatif! Manusia jahat yang tega memfitnah orang lain! Andai ummi sudah bisa bicara pasti ummi sudah membongkar keburukan mbak!!"

Anisa menepis tangan Nabila kasar. "Kamu ada bukti? Silahkan adukan sama Abah dan abangmu kalau memang bukti itu ada. Tapi kalau tidak ada bukti, siap-siap saja kamu dijauhi oleh mereka karena sudah memfitnahku!" Ucap Anisa tidak ada takut-takutnya sama sekali.

Nabila tersenyum tipis. "Sudah aku katakan mbak, aku tidak sebodoh itu! Aku tentu tidak akan mengadu jika tidak ada bukti karena aku tahu Abah dan Abang tidak akan percaya."

"Bagus kalau kamu paham. Tapi daripada membuat huru-hara, lebih baik kamu diam saja. Kamu urus saja diri kamu sendiri dan ummimu yang sakit itu. Tidak perlu repot-repot mencampuri urusan orang lain!"

Tangan Nabila terkepal mendengar perkataan Anisa. Dalam hati dia berjanji akan membuat kakak iparnya itu menanggung semua kejahatannya.

"Kita tunggu saja!"

Anisa tertawa mendengar ucapan adik iparnya. "Aku tunggu adik ipar. Biar aku pantau bagaimana caranya kamu cari bukti. Tapi daripada kamu capek-capek cari bukti, lebih baik kamu urusin ibu kamu yang sudah tidak bisa apa-apa. Atau mungkin sudah hampir....ups."

"Jaga ucapan mbak ya!!" Amarah yang sedari tadi dipendamnya langsung meluap. Emosi? Jelas!! Siapa yang tidak marah ibunya disumpahi mati seperti itu.

"Bila, hiks kamu kenapa kejam seperti ini sama mbak? Mbak tahu kamu tidak suka sama mbak, tapi nggak seperti ini juga." Tangis Anisa didekat Nabila.

Nabila memutar bola matanya malas. "Mbak jangan berpikir aku a-"

"Nabila!!"

Deg

Nabila tersentak mendengar suara kyai Rofiq di belakang tubuhnya.

"Maafkan mbak kalau mbak ada salah sama kamu hiks," Anisa berakting seperti orang yang paling tersakiti.

Nabila melotot. Begitupun kyai Rofiq yang terkejut melihat kejadian ini.

"Nabila, apa yang kamu lakukan? Kamu apakan mbak Anisa?" Tanya kyai Rofiq.

Nabila membalikkan badannya menghadap abahnya, kepalanya menggeleng. "Tidak Abah, Bila tidak melakukan apapun sama mbak Anisa."

"Hiks hiks, sudah Abah jangan menyalahkan Bila. Ini mungkin salah Anisa yang tidak bisa mengerti apa yang Bila inginkan."

Nabila mengela nafas panjang sambil melengos ke samping. Ternyata kakak iparnya itu pandai sekali berkata-kata.

"Bila, Abah tidak pernah mengajarkan kamu untuk semena-mena. Apapun masalahnya dia adalah kakak ipar kamu, dan sekarang sudah menjadi kakak kamu nak. Abah minta tolong, yang sopan ya sama kakak kamu." Ucap kyai Rofiq menasehati Nabila.

Nabila mengangguk, tidak membantah ucapan kyai Rofiq. Menurutnya jika dia menyela atau membela diri abahnya akan semakin marah.

Sedangkan Anisa tersenyum puas melihat ketidakberdayaan Nabila. Dengan santai Anisa merangkul pundak Nabila. "Mbak sayang sama kamu, maafin mbak ya."

Nabila mendengus, tidak suka sama sekali.

Kyai Rofiq tersenyum. "Kalau ada masalah bicarakan baik-baik."

Anisa mengangguk. "Iya Abah,"

Nabila mencibir. Setelah kyai Rofiq pergi, Nabila menepis tangan Anisa kasar dan langsung pergi dari sana.

Anisa jelas tersenyum puas melihat adik iparnya tak berkutik seperti itu. "Anisa dilawan,"

***

"Kamu harus tenang sayang, jangan gugup okey? Arzan berulang kali mengatakan kata-kata penenang untuk istrinya. Berharap dengan kata-kata nya Sheyza tidak gugup lagi.

Tangan Sheyza sampai dingin saking gugupnya. Dia menarik nafas panjang, lali membuangnya perlahan. Setelahnya, kepalanya mengangguk. Ada debar di dadanya, tapi Sheyza berusaha tetap tenang.

Cup

Arzan mengecup pipi chubby Sheyza. "Mas mau kamu baik-baik saja. Susunya sudah mas siapin di dalam tas. Kalau malam, emm mungkin setelah semua orang tidur, mas akan datang ke rumah yang kamu tempati."

"Emang tidak beresiko mas?"

"Insyaallah aman sayang. Mas sudah pantau beberapa hari ini. Kamu tenang saja, mas yakin aman."

Sheyza hanya bisa tersenyum mengangguk.

"Ayo turun. Jangan grogi okey? Keluarga mas baik semua."

"Iya Sheyza tahu. Tapi aku takut ketemu istri pertama mas,"

Arzan tersenyum tipis. "Dia baik juga sayang, ayok."

Ada rasa tak rela saat Arzan menyebut istri pertamanya baik, tapi mau bagaimana lagi? Dia juga istrinya juga kan. Dan tidak mungkin Sheyza melarang suaminya memuji perempuan yang berstatus sebagai istrinya.

Sheyza dan Arzan turun dari mobil, keduanya melangkah menuju ke ndalem. Saat berjalan menuju ndalem, keduanya selalu menjadi tatapan para santri, ustadz dan juga ustadzah. Mereka tampak kagum dengan kecantikan gadis yang berjalan tidak terlalu jauh dari Arzan. Mereka bertanya-tanya siapa gerangan gadis itu.

Arzan yang sempat mendengar beberapa ustadz dan santri melontarkan pujian kepada Sheyza. Dirinya menggeram marah, kesal dan cemburu tentunya. Dia tidak suka orang lain menatap penuh kagum kepada istrinya.

"Harusnya kamu tidak usah memakai gamis seperti itu," gerutu Arzan.

Sheyza tersentak, lalu memindai gamis yang dia kenakan. Tidak ada yang aneh, gamisnya tampak kedodoran dan tidak ngepas di badan. Tapi kenapa suaminya marah?

"Ada yang salah mas? Gamisku bagus kok."

"Iya terlalu bagus hingga semua orang melihat kecantikanmu." Ucap Arzan ketus membuat Sheyza terkekeh karena menyadari suaminya ternyata tengah cemburu.

Ketika ada seorang ustadz yang menyapanya dan bertanya tentang siapa gadis yang berjalan dengan Gus Arzan, Arzan menjawabnya dengan datar. Membuat ustadz yang bertanya langsung kicep tidak berani bertanya lagi.

"Kalau begitu saya permisi ingin melihat santri Gus,"

"Ya,"

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Sheyza melongo mendengar jawaban singkat suaminya itu. Dia tidak menyangka suaminya bisa bersikap datar seperti itu. Namun Sheyza memilih abai saja.

Mereka sampai di depan ndalem. Kyai Rofiq dan Nabila menyambut kedatangan Sheyza. Nabila bahkan menyambut kedatangan Sheyza dengan ramah membuat Sheyza merasa bahagia.

"Yuk mbak masuk," ajak Nabila ramah sambil menarik tangan lembut Sheyza.

Sheyza menoleh ke arah Arzan, saat suaminya mengangguk Sheyza langsung mengikuti langkah Nabila.

***

"Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Sheyza. Saya perawat yang akan merawat ibu," kata Sheyza lembut pada ummi Zulfa yang terbaring di atas tempat tidur.

Ummi Zulfa menggerakkan bibirnya seakan ingin mengucapkan sesuatu.

"Maaf ya mbak Sheyza, keadaan ummi memang seperti ini. Padahal Abang sudah mencarikan dokter terbaik, tapi sudah seminggu juga tidak ada perubahan sama sekali." Ucap Nabila menatap sendu ummi Zulfa.

Sheyza sedih mendengarnya. Walaupun belum pernah bertemu sebelumnya, tapi Sheyza merasa ibu dari suaminya itu sangatlah baik.

"Mbak Sheyza kan lagi hamil, jadi cuma jagain ummi dan siapin makan ummi saja. Untuk yang lainnya nanti biar aku, Abah dan Abang yang gantian melakukannya. Mbak cuma jagain ummi waktu kami nggak ada dirumah." Terang Nabila.

Sheyza tersenyum. "Saya bisa kok. Cuma mengurus ibu, tidak masalah."

Nabila menatap kagum perempuan di sampingnya. "Masyaallah, udah cantik tambah hatinya baik lagi."

Ceklekk

Arzan masuk ke dalam kamar umminya, lalu menatap adik dan istri rahasianya yang sedang berbincang. Entah kenapa hatinya tiba-tiba menghangat melihatnya.

"Bila, nanti kamu antarkan mbak Sheyza ke rumah yang sudah disiapkan Abah ya," ucap Arzan.

Nabila mengangguk. "Nanti aku antar ya mbak,"

"Iya,"

Tidak lama kemudian, Anisa datang dan langsung memeluk tubuh Arzan.

Deg

Sheyza mematung melihat itu...

1
Novita Mey
up yg banyak ya Thor ...
Mundri Astuti
mudah"an kebongkar kebusukkan Annisa, pengen tau karmanya
Novita Mey
ayo up yg banyak thor ... ceritanya bagus
Irma Minul
good 👍
🎃SЯ ШłŁŁ🎃
Mengharukan 😢
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Lia_Vicuña
Aku sempet nggak percaya sama akhir ceritanya, tapi bener-bener bikin terkagum-kagum.💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!