NovelToon NovelToon
Berawal Dari Terpaksa.

Berawal Dari Terpaksa.

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Berawal dari permintaan sahabatnya untuk berpura-pura menjadi dirinya dan menemui pria yang akan di jodohkan kepada sahabatnya, Liviana Aurora terpaksa harus menikah dengan pria yang akan di jodohkan dengan sahabatnya itu. bukan karena pria itu tak tahu jika ia ternyata bukan calon istrinya yang asli, justru karena ia mengetahuinya sampai pria itu mengancam akan memenjarakan dirinya dengan tuduhan penipuan.

Jika di pikir-pikir Livia begitu biasa ia di sapa, bisa menepis tudingan tersebut namun rasa traumanya dengan jeruji besi mampu membuat otak cerdas Livia tak berfungsi dengan baik, hingga terpaksa ia menerima pria yang jelas-jelas tidak mencintainya dan begitu pun sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Bekerja.

"Begini-begini, saya juga punya banyak pengemar kali." bergumam lirih sambil menarik selimut hingga sebatas perut.

Tanpa di sadari Livia, ternyata ucapannya masih terdengar oleh Abimana padahal gadis itu hanya bergumam lirih.

"Oh ya... saya jadi penasaran, sebanyak apa sebenarnya penggemarmu itu sampai kau sendiri bingung untuk memilih salah satunya. Coba saja kau sedikit pintar dan memilih salah satunya, mungkin kau tidak akan menyendiri sampai usiamu dua puluh empat tahun." tersenyum mengejek, puas sekali rasanya meruntuhkan kepercayaan diri Livia.

Deg.

Livia sadar betul bahwa kalimat Abimana syarat akan makna, tentang dirinya.

Argh....memalukan sekali.... bagaimana tuan Abimana bisa tahu kalau aku belum pernah menjalin hubungan asmara dengan pria manapun????. Livia.

Sebagai seorang gadis tentu saja Livia merasa malu saat Abimana tahu tentang hal itu, kesannya seperti ia tak laku, padahal kenyataannya ia yang terlalu sibuk mencari cuan demi menyambut hidup hingga mengesampingkan urusan asmara.

Daripada terus meladeni Abimana, Livia memilih berpura-pura tidur.

Untuk pertama kalinya mereka tidur di tempat tidur yang sama.

Pagi harinya, Livia terjaga dari tidurnya. Kedua matanya terbelalak ketika menyadari wajahnya menempel pada da_da bidang Abimana, sementara tangan besar pria itu melingkar di pinggangnya. Posisi keduanya tidur menyamping, saling berhadapan.

Apa kau ingin cari mati Livia????. Livia.

Livia jadi panik sendiri, jantungnya pun berdegup kencang. berusaha menarik diri sebelum pria terjaga.

Kau memang benar-benar hebat Livia.

Bernapas lega serta memuji diri sendiri setelah berhasil menarik diri. Sejenak menatap wajah Abimana, memastikan jika pria itu masih tetap terlelap. "Sepertinya aman...." mengelus da_da, sebelum kemudian beranjak turun dari tempat tidur.

Berpikir Abimana masih terlelap, Livia masuk ke kamar mandi tanpa mengunci pintu lebih dulu. Satu persatu pakaian yang melekat pada tubuhnya ditanggalkan oleh Livia hingga tersisa benda segitiga berwarna merah maroon yang menutupi area sensitifnya.

Baru saja hendak menghidupkan shower, Livia mendengar suara pintu kamar mandi dibuka dari arah luar. Sontak saja Livia memutar leher ke arah pintu, dan.....

"Arg....apa yang anda lakukan, tuan???." gadis itu sontak menyilangkan kedua tangannya di depan da_da.

"Tentu saja mau mandi, memangnya mau apa lagi." dengan santainya Abimana menjawab. tak peduli dengan wajah Livia yang sudah merah merona menahan malu.

Dengan cepat meraih sehelai handuk untuk menutupi tubuhnya.

Selain sombong, ternyata anda juga tidak punya sopan santun ya tuan...Livia.

Tentu saja ocehan itu hanya terucap dalam hati saja, tanpa berani melontarkan nya secara terang-terangan dihadapan Abimana.

Dengan memendam perasaan kesal, Livia melangkah keluar dari kamar mandi. mengalah jauh lebih baik, begitu pikir Livia.

"Dasar laki-laki gila...dia pikir aku ini sama seperti dia apa, yang tidak punya urat malu???." setelah keluar dari kamar mandi, Livia terus mengoceh tak jelas saking kesalnya dengan sikap Abimana yang selalu saja suka seenaknya sendiri.

Tanpa di ketahui Livia, Abimana yang berada di dalam kamar mandi tengah menyaksikan pantulan wajahnya di depan cermin sembari memegang dada kirinya, untuk pertama kali baginya menyaksikan seorang wanita dalam kondisi seperti itu.

Jujur saja, Abimana tidak menyangka jika Livia berada di kamar mandi mengingat pintu tidak terkunci, ia berpikir Livia sudah keluar dari kamar.

Tidak ingin membuang waktu, abimana pun segera memulai kegiatannya di kamar mandi, hingga tiga puluh menit kemudian pria itu keluar.

Memandang ke arah Livia yang duduk ditepi tempat tidur. "Mandilah !! hari ini kau akan kembali bekerja, bukan??."

"Iya, tuan." masih dengan posisi menundukkan pandangan, Livia beranjak menuju kamar mandi. malu rasanya bersitatap dengan pria itu setelah kejadian beberapa saat yang lalu.

"Tidak perlu berlebihan Livia....!!! Bukankah tuan Abimana sudah mengatakan bahwa beliau tidak berselera pada tu-buhmu. Ayolah Livia.... lupakan semuanya, anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa!!." gumam Livia, berusaha mengembalikan moodnya pagi ini.

Setelah mandi, bersiap serta sarapan, Livia pun berangkat ke kantor, kembali menjalani rutinitasnya sebagai sekertaris CEO di perusahaan galaxy group.

*

Di perusahaan Sanjaya group.

"Apa anda sedang kurang enak badan, tuan???."

Sejak di rumah tadi, Asisten Purba memperhatikan ada yang berbeda dari sikap tuannya itu.

"Purba...."

Bukannya menjawab, Abimana justru menyerukan nama asisten pribadinya tersebut seraya menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursinya.

"Iya, tuan."

"Apa salah jika suami melihat istrinya dalam kondisi_...Arg..... sudah lupakan saja!!!." Abimana sengaja tidak menuntaskan kalimatnya, ia justru kembali menyibukkan diri dengan berkas dihadapannya.

Bukan asisten Purba namanya kalau tidak mampu memahami situasi dan kondisi Abimana.

"Dalam situasi dan kondisi apapun, seorang suami tetap memiliki hak sepenuhnya atas istrinya, tuan." jawaban asisten Purba berhasil memancing atensi Abimana.

"Termasuk diri anda sendiri, tuan. Sebagai seorang suami, anda berhak sepenuhnya atas diri Nona Livia, karena beliau adalah istri anda."

Abimana masih terdiam, namun dalam hati, pria itu membenarkan semua ucapan asisten pribadinya tersebut.

"Saya sudah meminta beberapa orang untuk mengawasi Nona Livia, tuan." asisten Purba memberi laporan, mengingat hari ini istri tuannya itu kembali bekerja.

Abimana hanya meresponnya dengan anggukan.

*

Pukul lima sore dan itu artinya jam kerja telah usai. Livia menghela napas panjang, sebentar lagi ia harus kembali ke kediaman keluarga Sanjaya, bertemu dengan Abimana dan juga anggota keluarganya yang lain, termasuk ibu mertua yang tidak menginginkan dirinya sebagai menantu di rumah itu.

Ketika hendak berlalu, secara tidak sengaja Livia bertemu dengan sahabatnya, Zena. mengingat sebentar lagi Zena juga akan segera menikah, mereka pun memutuskan untuk menikmati kebersamaan di cafe langganan mereka. Cukup lama Livia mengobrol ringan bersama Zena, sampai sahabatnya itu menanyakan pertanyaan yang cukup sensitif kepadanya.

"Ingat Livia...semua laki-laki itu memiliki has-rat, tidak menutup kemungkinan tuan Abimana akan menyentuh mu suatu saat nanti. dan sebelum itu terjadi sebaiknya kau mencari cara untuk melindungi diri dari hal yang paling menyedihkan di muka bumi ini, yaitu dipisahkan dari darah dagingnya sendiri. "

Sudah beberapa saat yang lalu ia berpisah dengan Zena, dan kini ia sudah berada di perjalanan kembali ke kediaman Sanjaya, tapi omongan Zena masih terus terngiang di telinga Livia.

"Kita mampir sebentar ke apotek ya, pak.".

"Baik, Nona."

*

Livia baru tiba di rumah pukul tujuh malam. Jantungnya berdebar kencang. Abimana pasti sudah kembali dari kantor, begitu pikir Livia saat ini.

Dan benar saja, ketika memutar handle pintu kamar, kedatangannya sudah di sambut tatapan datar Abimana.

Gleg.

Livia menelan salivanya dengan susah payah. langkahnya pun terhenti. entah kapan dan darimana datangnya sofa yang kini tengah di duduki pria itu, Livia tak lagi memikirkan, karena di saat genting seperti ini semua itu tak penting lagi baginya.

"Dari mana saja kamu, kenapa jam segini baru pulang????." nada serta raut wajah pria itu sangat sulit diartikan, apakah pria itu sedang marah atau tidak, Livia sendiri tidak dapat menyimpulkannya.

"Sa-saya..."

"Saya apa???."

"Saya habis ngobrol sebentar bersama Zena di cafe langganan kami, tuan."

"Yakin cuma mampir ke cafe????." nada Abimana semakin sulit diartikan, namun dengan polosnya Livia mengangguk sambil mengeratkan genggaman tangannya pada tas selempang yang dikenakannya.

"Ada apa di dalam tas mu???."

"Tidak ada apa-apa, tuan, sungguh!!!."

Sikap Livia justru semakin mencurigakan di mata Abimana.

"Mau menunjukkannya sendiri atau perlu saya yang memeriksanya???." meski masih berbicara dengan nada pelan, namun terdengar tegas.

Semakin lemas rasanya kedua kaki Livia.

"Biar saya saja, tuan." jawab Livia, meskipun ia sendiri tak yakin berani melakukan hal itu.

Mana...mana....mana like, komen, vote anda subscribenya (Favorite) sayang.... sayangku.....🥰🥰🥰😘😘😘😘😘😘

1
Inah Ilham
asal kamu tau ya Mas Abi, perempuan itu butuh pengakuan dan validasi setelah apa yg kamu katakan diawal pernikahan dulu
Mrs.Riozelino Fernandez
haddeuh Abi...
mulut mu itu pernah ngomong apa ke Livia,coba ingat2 dulu...
😒😒😒😒
Mrs.Riozelino Fernandez
mulai narsisnya 😅😅😅
Dinarra
makanya ungkapin dong abi
Bina Rahel Sembiring
bagus sekali si purba kasih masukan buat si abi
Linda Sari
saya suka cerita novel ini
Ida Miswanti
Alur ceritanya bikin gemes dag dig dug🤗
Ida Miswanti
tuh AsPur aja tau🤭😆
sagi🏹
lanjut kak
Mrs.Riozelino Fernandez
greget liat Abimana yang sok cool tiap ngomong ma Livia...
blom lagi liat mertua Livia...
Mrs.Riozelino Fernandez
setuju nih ma si Purba...
Rini
good purba 👍
Rizqitaaa 🍓
suka dengan cerita yang gak bertele tele begini, 😁😁 lanjut kak...semangat nulisnya 🤗
Mrs.Riozelino Fernandez
ayooo Abi bujuk istrimu...
istri ngambek itu bahaya lho...
ntar kamu gak dapat jatah ronda lagi 😂😂😂😂
picii
bagus
Putri Chaniago
jgn pedulikan Livia itu urusan Abimana
Mrs.Riozelino Fernandez
asisten purba emank jempolan...
sagi🏹
lanjut kak double up
Mrs.Riozelino Fernandez
wow....aku syuuuuka Livia...
kamu harus tegas,jangan mau di stir Abi...👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Dinarra
livia mode cemburu🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!