Kata orang cinta itu indah,bisa membuat orang tertawa,dan berbunga-bunga,namun juga bisa buat orang menangis,tangis bahagia kah itu? atau tangis karena sakit?
Tapi bagiku cinta itu ibarat luka tak berdarah,sakit tak tau dimana sakitnya,itulah cinta yang aku rasakan,benarkah itu cinta? ataukah sesungguhnya itu luka yang ku kira cinta?
Tuhan....aku mengimpikan cinta yang seperti orang katakan,cinta yang seperti kisah cinta Rasulullah dengan bunda Aisyah,atau seperti cintanya Rasulullah pada bunda Khadijah_..
@..Adiba Khanza.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
" Bagaimana..? Apakah kamu menyukai lingkungan nya? Untuk orang-orang nya aku ga bisa tanya sekarang" Dea bertanya pada adiba setelah membawa Adiba keliling sebagian dari rumah sakit.
" Cukup nyaman mbak, Alhamdulillah" Adiba menjawab dengan ekspresi tersenyum,kedua wanita cantik itu tengah duduk di kantin, mengistirahatkan kaki mereka yang lumayan pegal.
" Itu baru setengahnya yang kita keliling,belum seluruhnya next time aku ajak lagi" janji Dea.
" Its okay mbak,itu aja sudah cukup, kedepan nya aku akan tau dengan sendirinya mbak,kan besok sudah mulai magang nya,semoga saja temen-temen disini bisa Nerima aku ya mbak, Amin " harap Adiba.
" Pasti,siapa sih yang sanggup nolak pesona cewek secantik kamu, mereka pasti pada berlomba untuk dekati kamu, apalagi para cowok " goda Dea.
Adiba tersenyum mendengar ucapan Dea,ia menggeleng" mbak berlebihan,bikin aku baper aja"
Dea tertawa mendengar jawaban bercanda Adiba, keduanya asyik mengobrol seraya menikmati minuman dingin pesanan mereka.
Beberapa orang yang berada di kantin terlihat melirik, mencuri-curi pandang pada dua wanita cantik yang tengah asyik dengan obrolan mereka, sedangkan yang di lirik terlihat seakan tak peduli.
" Mbak terimakasih banyak ya,maaf merepotkan" Adiba memutuskan untuk langsung kembali ke rumah,ia ingin istirahat, tubuhnya terasa lelah,baru semalam ia tiba di Jakarta.
" Kamu ini ngomong apa sih? Ga merepotkan sama sekali, emang hari ini aku ga ada jadwal praktek di poli,aku cuma visit pasien ku aja,ya cuma itu, selebihnya aku bisa santai" jawab Dea menjelaskan.
Adiba mengangguk seraya tersenyum,ia mengulurkan tangannya untuk menyalami Dea, walaupun awalnya sedikit bingung,tapi akhirnya Dea paham, hingga ia membalas uluran tangan Adiba dan menariknya dalam pelukan setelah Adiba mengecup takzim punggung tangan nya.
Dea sampai tak bergeming melihat sikap Adiba yang begitu terlihat sangat menghormati siapapun yang lebih tua darinya, sungguh adab yang nyaris sempurna, membuat Dea semakin yakin untuk mendekatkan Adiba dengan adiknya,Dea tak peduli walaupun Randi menyukai Adiba,Dea akan tetap mencoba mengenalkan Adiba pada adiknya yang super cuek dan bad boy itu.
" Aku izin ya mbak,ojek langganan ku udan datang,sekali lagi terimakasih banyak ya mbak, Assalamualaikum" Adiba berpamitan.
" Ya.. waalaikumsalam, hati-hati ya,aku tunggu kamu besok di sini, perdana day...ok" Dea menjawab dengan ekspresi wajah ceria.
Adiba mengangguk seraya tersenyum,ia melambaikan tangannya saat ojek yang menjemputnya mulai melaju meninggalkan lobby FG hospital.
Dea tersenyum melepas kepergian Adiba,wanita berambut sebahu itu merasa seakan memiliki seorang adik perempuan saat bersama Adiba,di mata Dea Adiba adalah sosok gadis yang tepat untuk di jadikan teman dekat untuk berbagi cerita dan kisah.
*** Di lain tempat.
" Jhon... hubungi dia sekarang,kamu handle meeting nanti,saya akan ke villa" perintah Abizar pada asisten pribadi nya.
" Baik tuan" pria yang di panggil Jhon meraih ponselnya dan mengirimkan pesan chat pada seseorang,wanita yang di inginkan oleh sang bos.
Abizar meninggalkan gedung megah FG group,ia tak menggunakan supir atau membawa asisten pribadi nya,hanya beberapa bodyguard yang mengikutinya dari belakang.
Entah mengapa setelah menyelesaikan rapat yang cukup panjang bersama para dewan direksi, tiba-tiba ia sangat ingin melihat wajah sendu dan teduh Adiba.
***
Sedangkan di lain tempat lagi,Adiba baru saja akan turun dari ojek nya,namun ia batalkan saat membaca pesan dari seseorang yang memintanya untuk segera datang ke villa, membuat Adiba menghembuskan nafasnya dalam-dalam,ia sangat lelah,tak bisakah ia beristirahat sejenak saja? Pertanyaan yang seperti itulah yang muncul dalam benak nya.
" Mbak bisa tunggu sebentar? Ada yang akan saya ambil,ga lama kok, setelahnya mbak tolong antarkan saya ke jalan xx ya, tempat biasa,maaf ya mbak" pinta Adiba pada sang supir ojek.
" Oh..ga pa pa neng,berarti setelah ini Ke villa yang di pinggiran kota itu kan?" jawab supir ojek itu.
" Ia mbak,di villa mbak biasa jemput aku pagi " Adiba menjawab.
Supir ojek langganan nya mengaguk seraya tersenyum,Adiba buru-buru turun dari sepeda motor matic berwarna hitam itu dan langsung menuju pintu rumahnya,membuka kuncinya dan masuk.
Adiba melangkah cepat menuju kamarnya,ia segera melepas semua pakaiannya dan menuju kamar mandi, badannya terasa sangat gerah setelah beberapa jam berada di luar rumah,terlebih setelah ini ia akan bertemu dengan seseorang yang selalu membuatnya sakit.
Tak butuh waktu lama,hanya lima menit mungkin,Adiba sudah keluar dari kamar mandi,ia menuju lemari pakaian nya,memilih pakaian yang akan ia gunakan,ia harus memakai pakaian yang kemungkinan cocok ia pakai besok pagi untuk ke FG hospital,besok adalah hari pertama ia magang, karena ia tak yakin bisa pulang malam ini.
Adiba selesai merapikan dirinya dan memasukkan barang-barang pribadi nya yang ia butuhkan besok,ponsel,dompet, perlengkapan shalat, untuk Alqur'an ia akan menggunakan aplikasi di ponselnya.
Adiba keluar dari kamar nya,menuju dapur,mengisi botol minum nya dan memasukkan nya ke dalam tas punggung nya,baru setelah nya ia menuju pintu keluar,mengunci kembali pintunya.
" Sebentar ya mbak" ucap Adiba pada mbak ojek.
Adiba melangkah mendekati rumah bibi Santi yang berada tepat di samping rumahnya,rumah mereka adalah perumahan cluster tanpa pagar, halaman mereka menyatu,hanya di batasi oleh tanaman bunga.
Adiba menitipkan salah satu kunci rumahnya pada bibi Santi dan ia juga berpamitan dengan alasan akan ke klinik.
" Bi..ini kunci rumah,Diba udah bawa satu,Diba harus ke klinik dan kemungkinan ga pulang malam ini ya Bi,besok langsung ke rumah sakit, Alhamdulillah besok Diba sudah mulai magang" Adiba menjelaskan alasan, walaupun ia harus berbohong,namun tak semuanya bohong.
" Baiklah... hati-hati ya nak,ingat selalu kewajiban mu,Jagan lalai dengan shalat mu,hafalan mu jangan sampai terlupakan, pergaulan di luar keras, tolong jaga diri kamu baik-baik ya, Jagan buat kecewa ibu dan almarhum ayah mu,bibi tau kamu anak yang baik dan patuh,jaga diri baik-baik ya, hubungi bibi atau paman jika ada sesuatu,atau hubungi Adam" panjang lebar bibi Santi memberikan nasehat,Adiba mengaguk.
" Diba pergi sekarang ya Bi, assalamualaikum" pamit Adiba.
" Waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh " jawab bibi Santi lembut.
Adiba menaiki ojek nya" Maaf ya mbak,jadi nunggu lama gini" Adiba meminta maaf pada mbak ojek.
" Ga apa mbak, biasanya juga mbak selalu kasi saya ongkos lebih" jawab mbak ojol tulus.
" Mbak bisa aja " jawab Adiba.
" Ok mbak, sekarang kita otw ,sudah siap kan?" tanya mbak ojol lucu,Adiba mengaguk seraya tersenyum.
Mbak ojol mulai menyalakan sepeda motor nya dan melaju tenang dengan kecepatan rata-rata menuju villa,dan jantung Adiba mulai berdebar,entah mengapa padahal hampir satu tahun ia dan Abizar terikat hubungan perjanjian itu dan sudah puluhan kali mereka berbagi peluh,tapi Adiba selalu berdebar.
Antara benci,marah,sakit,namun terkadang ada rasa nyaman, tenang dan senang saat mereka bersama,terlebih jika sudah lama mereka tidak bertemu,ada rasa aneh yang Adiba rasakan, mungkinkah itu rindu, itulah yang Adiba tanyakan dalam hati nya, bahkan tadi ia seakan sangat ingin tampil cantik saat bertemu Abizar,Adiba berfikir mungkinkah ia sudah tidak waras.
" Sudah sampai mbak" suara mbak ojol menyadarkan Adiba dari pikiran kalut nya.
" Oh ia, terimakasih ya mbak, ongkosnya sudah saya transfer ya" Adiba segera turun dari motor, melepas helm dan menyerahkannya pada mbak ojol.
" Ia mbak, terimakasih, bagaimana apakah besok pagi perlu saya jemput?"
" Akan saya kabari lagi nanti ya mbak,mungkin aja malam ini" balas Adiba.
Mbak ojol mengangguk seraya tersenyum tipis,memutar arah motornya dan meninggalkan Adiba yang masih berdiri di depan gerbang menjulang seraya menatap kepergian wanita hebat itu.
Adiba berbalik menatap gerbang villa yang tinggi menjulang,ia mensejajarkan wajahnya menatap layar sensor yang terdapat di depan gerbang, hingga tak lama kemudian pintu gerbang terbuka secara otomatis.
" Selamat siang non" sapa seorang security saat melihat Adiba melintas di depan nya.
" Siang pak, assalamualaikum" balas Adiba seraya mengucapkan salam.
" Waalaikumsalam" jawab satpam itu,ia tau Adiba pasti akan datang, karena sang tuan muda baru saja tiba di villa.
' Wanita secantik itu, selembut itu,se Soleha itu,tapi kok di jadikan wanita simpanan ya, kasihan' batin satpam itu merasa heran dengan hubungan tuan mudanya dan Adiba.
" Izin ke dalam ya pak" Adiba meminta izin dengan sangat sopan pada sekuriti paruh baya yang berjaga di gerbang villa.
" Silakan non,tuan muda baru saja datang" jawab nya berniat memberikan informasi,Adiba mengangguk seraya tersenyum.
Sebelum memasuki pintu utama villa,Adiba terlebih dahulu menarik nafasnya dalam-dalam dan meng hembuskan nya secara perlahan, mencari ketenangan,berharap dapat mengurangi kegugupan dan debaran jantungnya,ini adalah pertemuan pertama mereka setelah beberapa bulan.
Tok tok tok
" Assalamualaikum..." Adiba mengucapkan salam setelah mengetuk pintu beberapa kali.
Ceklek..
Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya,siapa lagi kalau bukan bibi penjaga villa dan Adiba sudah mengetahui nya.
" Waalaikumsalam...nona" sapanya ramah seraya menunduk hormat.
" Saya izin masuk Bu" Adiba meminta izin pada bibi.
" Silahkan nona,tuan muda juga baru saja sampai " ucap wanita paruh baya itu sangat sopan dan lembut.
Adiba mengangguk seraya tersenyum tipis " terimakasih Bu" hanya itu tanggapan dari Adiba,dan memang selalu seperti itu,membuat para penjaga villa merasa sangat sungkan dan canggung untuk berinteraksi dengan wanita cantik itu.
Hidup yg sdh jelas tp dibuat samar. .
Atas bawah mumet...
wkwkwk