NovelToon NovelToon
Bukan Salah Takdir

Bukan Salah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:63.6k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Memilik cinta yang begitu besar tak menjamin akan bertakdir. Itulah yang terjadi pada Rayyan Rajendra. Mencintai Alanna Aizza dengan begitu dalam, tapi kenyataan pahit yang harus dia telan. Di mana bukan nama Alanna yang dia sebut di dalam ijab kabul, melainkan adiknya, Anthea Amabel menggantikan kakaknya yang pergi di malam sebelum akad nikah.

Rayyan ingin menolak dan membatalkan pernikahan itu, tapi sang baba menginginkan pernikahan itu tetap dilangsungkan karena dia ingin melihat sang cucu menikah sebelum dia menutup mata.

Akankah Rayyan menerima takdir Tuhan ini? Atau dia akan terus menyalahkan takdir karena sudah tidak adil?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Melamar

Empat orang pria berpakaian formal membuat seorang wanita yang baru membuka pintu rumahnya terkejut. Dia mematung untuk beberapa saat.

"Apa benar ini rumah Alanna Aizza?" Suara yang begitu sopan dapat wanita itu dengar.

"Be-benar."

"Saya Rangga Ardana om dari Rayyan Rajendra."

Mulut wanita itu terbuka ketika mendengar ucapan pria berwajah teduh.

"Apa kami boleh masuk?" tanya Papi Rangga dan membuat ibu Anne mengangguk cepat.

"Ini beneran keluarga Rayyan?"

Ibu Anne pun mempersilahkan tiga pria itu untuk duduk. Dia menawarkan minum, tapi ditolak oleh papi Rangga. Sedangkan tiga orang yang ada di samping papi Rangga hanya diam saja dengan ekspresi datar.

"Kedatangan saya, Rangga Ardana, Restu Ranendra selaku ayahnya Rayyan juga Khairan Kharisma serta Rio Addhitama selaku om dari Rayyan ingin bertemu putri Ibu."

Ibu Anne sulit bernapas ketika mendengar nama yang disebutkan. Ternyata Rayyan bukan anak pengusaha biasa. Ibu Anne juga sering mendengar nama Restu Ranendra yang tak lain adalah pemilik Zenth Corporation perusahaan besar yang ada di Zurich.

"Apa putri Ibu ada?"

Seketika Ibu Anne terdiam. Dia terlihat berpikir untuk beberapa saat. Mata dua pria yang sedari tadi memasang wajah datar terus menelisik.

"Alanna kan sedang sama Rayyan."

Senyum yang sangat tipis dan nyaris tak terlihat terukir dari bibir dua pria yang sedari tadi hanya bersikap datar. Siapa lagi jika bukan papi Restu juga papi Rio.

Rangga menatap ke arah sang adik ipar. Dia mengangguk pelan menandakan papi Restu yang kini harus berbicara. Deheman terdengar sebelum papi Restu membuka suara.

"Ibu pasti sudah tahu hubungan putra saya dengan putri Ibu." Ibu Anne pun mengangguk.

"Kedatangan saya ke sini untuk melamar putri Ibu untuk putra saya."

Senyum bahagia tak bisa ibu Anne sembunyikan. Matanya terlihat berbinar.

"Saya akan menerima lamaran Anda, Pak Restu. Saya yakin Alanna pun tidak akan menolak. Putri saya dan putra Anda kan sudah tidak bisa dipisahkan lagi. Mereka sangat saling mencintai."

Tak ada reaksi apapun dari papi Restu mendengar jawaban dari calon besannya.

"Pernikahannya akan diadakan Minggu ini."

Ibu Anne dibuat terkejut lagi dengan ucapan ayahnya Rayyan. Baru juga hendak membuka suara, suara paman dari Rayyan terdengar.

"Ini permintaan Rayyan. Dia ingin segera menikahi putri Ibu," jelas Papa Khairan dengan begitu tegas.

"Kenapa begitu mendadak? Kan harusnya ada persiapan. Dari menentukan tema pernikahan, fitting baju, undangan dan--"

"Semuanya sudah pihak kami atur. Jadi, Ibu tinggal terima beres saja," potong Khairan lagi.

"Engga bisa begitu dong."

Dahi keempat orang itu kompak mengkerut. Mereka tahu arah ucapan ibu Anne itu akan berujung ke mana.

"Saya dan putri saya juga berhak menentukan semuanya. Kan yang menikah itu putri saya dengan putra Pak Restu. Jadi, yang berhak memilih dan mengatur itu mereka berdua."

"Jadi maunya seperti apa?" Papi Restu mulai bertanya.

"Saya ingin tema pernikahannya seperti di negeri dongeng. Putri saya sangat menyukai kartun-kartun princess dan bercita-cita kelak ketika menikah ingin seperti princess di film kartun."

Papi Restu melirik ke arah Papa Khairan. Adik iparnya tersebut hanya mengangguk. Tangannya dengan cekatan meraih ponsel di saku dalam jasnya untuk mencatat keinginan pihak Alanna.

"Alanna adalah putri kesayangan saya. Jadi, Rayyan harus mampu memberikan mahar yang sesuai dengan kualitas diri putri saya. Banyak yang melamar Alanna, sayangnya hanya mampu memberikan mahar kecil. Langsung saya tolak karena saya tidak mau hidup putri saya susah setelah menikah."

"Sepuluh Milyar."

Ibu Anne tak bisa berkata ketika mendengar nominal yang papi Restu ucapkan. Sungguh di luar ekspektasinya. Padahal, dia berniat meminta tiga milyar.

Bukan hanya Ibu Anne yang terkejut. Papa Khairan, papi Rangga juga papi Rio terkejut mendengar nominal yang jumlahnya tak sedikit.

"Bagaimana?" tanya Papi Restu memastikan.

"S-saya terima."

Papi Restu pun mengangguk. Dia kembali melirik ke arah papa Khairan agar mencatatnya.

"Satu lagi."

Sontak empat pria itu memfokuskan matanya ke arah ibu Anne kembali.

"Saya ingin gaun pengantin yang mewah untuk putri saya dari merk diyor."

"Noted."

Papa Khairan pun mengangguk. Mencatat semua yang diinginkan oleh ibunda Alanna. Setelah tak ada yang perlu dibicarakan lagi, mereka pamit pulang.

"An Jing! Enggak ngotak tuh permintaannya." Papa Khairan sudah bersungut ketika mobil sudah melaju.

"Separuh meras sih ini mah," tambah Rio dengan senyuman tipisnya.

Papi Restu masih bergeming. Tak mengeluarkan sedikit pun suara.

"Ngga, posisi Rayyan."

"Dia emang beneran lagi lembur. Varo standby di samping dia," jawab papi Rangga.

"Tadi juga gua udah chat dia. Nanyain posisi, katanya masih di kantor." Papi Rio menambahkan sambil fokus ke jalanan.

Restu tersenyum tipis mendengar laporan dari papi Rio dan juga papi Rangga. Dia sendiri pun memang sudah mengecek posisi Rayyan. Hasilnya sama seperti ipar juga sahabat sekaligus adik angkatnya.

Mobil berhenti di sebuah restoran ternama. Keempat pria tersebut dibawa masuk ke sebuah ruangan private. Papa Khairan menyerahkan apa yang sudah dia tulis. Namun, tak Papi Restu baca sama sekali.

"Lu yakin Kak mau ngikutin semua kemauan emaknya Alanna?" tanya Papa Khairan.

"Sorry to say, semua ini gak pantas buat Alanna terima."

Atensi Papi Restu beralih pada Papa Khairan. Biasanya Papa Khairan takut, tapi tidak untuk kali ini.

"Uang segitu gak ada apa-apanya," balas papi Restu dengan nada dinginnya.

"Gua enggak mau buat Rayyan selalu merasa dianaktirikan. Makanya, sekarang gua ikutin maunya dia seperti apa," tambah papi Restu.

"Lu yakin mau menjadikan Alanna menantu?" Sedangkan--"

"Gua tahu yang terbaik buat anak gua."

Sebuah kalimat yang mengandung banyak makna. Mereka diharuskan untuk menerka-nerka.

.

Tibanya di rumah, papi Restu sudah ditunggu oleh ketiga anaknya, serta dua menantu dan juga istrinya. Sengaja dia mengabarkan jikalau ada hal penting yang ingin dia katakan.

"Pi," panggil sang istri seraya menyambut kedatangannya.

"Mau kopi atau--"

"Tidak usah, Lovely."

Papi Restu merangkul pundak sang istri dan mengajaknya duduk kembali. Tatapan penuh keingintahuan terpancar dari sorot mata mereka semua.

"Papi sudah melamar Alanna."

Semua orang terkejut, kecuali Erzan yang tersenyum begitu tipis. Dan Rayyan dia menganga tak percaya.

"Papi serius?" tanya Mami Sasa. Dan sebuah anggukan yang menjadi jawaban.

"Pernikahan akan dilangsungkan Minggu depan sesuai dengan kemauan kamu, Rayyan."

"Beneran, Pi?" Akhirnya, Rayyan membuka suara.

Hanya anggukan yang sang papi berikan. Rayyan berhambur memeluk tubuh papinya dengan mata yang berair.

"Makasih, Pi."

"Besok sudah harus mulai fitting baju," ujar sang papi.

"Untuk Abang dan istri Abang juga baby El skip aja," sahut Erzan hingga membuat semua mata tertuju padanya sekarang.

"Abang harus berangkat ke Zurich dan stay di sana kurang lebih tiga sampai enam bulan."

Reyn, Mami Sasa serta Rayyan terhenyak mendengar ucapan Erzan. Sedetik kemudian, Rayyan tersenyum tipis dan mulai membalas perkataan abangnya itu.

"Bilang aja sih lu gak mau liat gua nikah sama Alanna." Erzan hanya tersenyum tipis mendengar ucapan adiknya.

"Yan--"

"Jangan coba-coba mengompori keluarga atas ketidakhadiran lu itu. Gua gak mau nunda pernikahan yang gua impikan ini hanya karena lu gak bisa hadir."

...*** BERSAMBUNG ***...

Boleh minta komennya?

1
Susanti
lanjuut
Ida Farida
Aku ingin laki" seperti Rayyan yg mencintai sebegitu tulus
aisya
waktunya anthea bahagia....
Ciebungsu Bungadesa Ygtrsendir
suka banget sama cerita nya🥰🥰
Yus Nita
fasar Emak si abel sakit jiwa
bln ny prihatin dengan traumaanak ny
malah menyiksa batin ny pula, dengan kelakuan kasar ny.
sungguh tak pantas di sebut seorang ibu
chiara azmi fauziah
coba thor grazi up wkwkwk
Kie Riezky
akhirnya kokop mengkokop di mulai 😀
Wiwin Winarsih
akhir'y d kokop jg itu bibir anthea....😭
Dyah Lestari
meleleh hatiku Abang Ray
uchiek hiday
wanita seperti anthea, sudah pasti setia
nuraeinieni
wah wah wah,,,ada hikmahx anthea sedih,abang rayyan langsung nyosor.
nuraeinieni
ya allah sedihx anthea,,,;di saat terpukul kehilangan sosok ayah malah kakak dan ibux turut menyalahkan dan membencix
anthea betul2 hidup sendiri.
miris,,,tapi kamu harus tenang sekarang anthea,,ada rayyan tempat sandaranmu.
Santi Simarakayang
lanjut kak
Lovita BM
😭😻😻
nonaleutik
siapa yg nyelamatin yaa jangan2 masih keluarganya Rayyan 🤭
nonaleutik
bikin melehoyyy Rayyan kata katanya wkwk
Purnama Pasedu
amang hebat ya
Lusi Hariyani
kog menantu y papi restu rata2 yg cewek terluka batin y...semangat ray buktikan cintamu tulus sm anthea biar km dpt cinta y jg
Riris
semoga luka mu cepat sembuh....yah
buka hatimu tuk rayyan,,,,
Anonymous
Meleleeeh gini thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!