Ana, istri yang ditinggal merantau oleh suaminya. Namun, baru beberapa bulan ditinggal, Ana mendapatkan kabar jika suaminya hilang tanpa jejak.
Hingga hampir delapan belas tahun, Ana tidak sengaja bertemu kembali suaminya.
Bagaimana reaksi suaminya dan juga Ana?
Yuk, ikuti kisahnya dalam novel berjudul AKU YANG DITINGGALKAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman Yang Pantas
Tidak ada sedikitpun rasa iba melihat Kinan terluka. Karena yang terbayang di mata Sahil adalah bagaimana anaknya disiksa.
Sahil dan Rita keluar dari rumah tanpa memperdulikan Kinan yang meraung memanggil suaminya.
Rita menyuruh Rima untuk berbonceng dengan Sahil. Karena dia sendiri ada urusan yang harus diselesaikan.
Setelah kepergian Sahil dan Rima. Rita langsung menjalankan sepeda motornya untuk menjalankan misinya.
Rita berhenti disebuah warung yang dilewatinya saat datang ke rumah Kinan tadi.
"Ibu-ibu maaf sebelumnya. Rumah bu RT dimana ya?" tanya Rita tersenyum.
"Di gang sebelah bu, kalo boleh tahu ada apa ya?" tanya pemilik warung dengan penasaran.
Rita langsung menunduk sedih pura-pura menyeka sudut matanya.
"Ada apa sih bu?" pemilik warung keluar dan tiga orang ibu-ibu lainnya mendekati Rita.
"Saya mau membuat laporan tentang salah satu warganya bu." ujar Rita menyeka sudut matanya.
"Siapa bu? Apakah salah satu warga disini menjadi pelakor? Atau malah menjadi ani-ani?" tanya seorang ibu yang berbadan agak kurus dari yang lainnya.
Mereka memang tidak mengenal Rita. Karena ini, baru pertama kalinya Rita terlihat disana. Berbeda dengan Rima. Rima sudah dikenali oleh beberapa orang disana.
"Ini lebih dari pelakor bu ... Bahkan, bukan hanya saya yang sakit. Tapi seluruh ibu-ibu yang berada di dunia ini. Lihat lah, ini ..." ujar Rita akhirnya air mata beneran jatuh di pipinya. Karena kembali mengingat perbuatan jahat Kinan.
"Astaga ..."
"B*ngke ..."
"Kurang ajar ..."
"Ya ampun ..."
Bermacam-macam tanggapan keluar dari mereka. Bahkan ada yang tidak tega melihat perbuatan kejam Kinan.
"Ini udah sangat keterlaluan. Bentar ya bu ..." pamit pemilik warung meninggalkan Rita dan tiga ibu lainnya.
Pemilik warung langsung berteriak di jalan depan. Dia memanggil beberapa orang lainnya untuk melihat aksi Kinan.
Beberapa saat kemudian. Pemilik warung kembali dengan segerombolan ibu-ibu. Bahkan ada di antaranya membawa anak dan juga ada yang terlihat baru siap mandi. Terbukti dengan air yang masih menetes di rambutnya. Mungkin karena penasaran, sehingga membuatnya tidak sempat mengeringkan rambut. Ataupun, mengambil handuk untuk sekedar menutupi rambutnya.
"Lihat lah, perbuatan Kinan. Pantas anaknya pendiam dan takut pada orang." ujar seorang ibu merebut ponsel Rita untuk menyerahkan pada ibu-ibu lainnya.
Rita pasrah. Dia tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Padahal dia hanya ingin ibu-ibu disana membuat gosip. Bukan malah mengeroyoknya seperti ini.
Tapi, setidaknya ini lebih bagus. Semua orang disana melihat keburukan yang Kinan lakukan.
"Selain itu, dia juga istri kedua." kata Rita membuat orang-orang kembali terbelalak kaget. Karena semua orang disana tidak ada yang tahu tentang hal itu.
"Dia pelakor? Masa sih?" tanya orang.
"Iya, dan Sahil adalah adik kandungku." lanjut Rita.
Kehebohan kembali terjadi. Banyak yang mengutuk perbuatan Kinan. Selama ini, kehidupan Kinan memang sangat tertutup, makanya mereka tidak tahu apapun tentangnya.
"Oya, namaku Rita." sambung Rita.
"Maaf mbak Rita, boleh gak, kirim video ini pada kami." tanya seorang gadis. Iya, karena dia terlihat seperti masih SMA.
Dengan senang hati Rita mengirimkan vidio itu. Dan tak berapa lama kemudian, semua ibu-ibu memeriksa ponsel mereka masing-masing. Tak lupa, Rita juga mengirim suara rekaman dari Nara.
Rencana Rita untuk ke rumah RT pun gagal. Karena tidak berselang lama, Bu RT juga datang kesana, setelah menerima video tersebut.
"Ini harus di laporkan pada polisi. Enak aja main hukum-hukum anak." ujar salah satu mereka.
"Iya, itu lebih baik. Biar dia jera ... Mentang-mentang anak sendiri, dipikir boleh main tangan." sahut lainnya setuju.
Rita pun mohon pamit setelah membuat kegaduhan ini. Setidaknya dia sudah mendapatkan hasil akhir dari tujuannya. Iya, Rita mau Kinan mendekam di penjara. Dia mau perempuan gila itu merasakan akibatnya.
Setelah kepulangan Rita. Ibu-ibu yang sudah menahan geram sejak tadi memilih datang kesana. Mereka datang beramai-ramai untuk menyeret ataupun menghukum Rita sebagai balasan karena menyakiti anaknya sediri.
Namun, saat mereka sampai disana. Terlihat Kinan bersimbah darah dengan luka goresan di tangannya.
Kinan tergeletak di ruang tamu, dengan silet berada tidak jauh darinya.
Beberapa warga yang berani mencoba mendekati Kinan, untuk melihatnya lebih jelas. Beruntung, saat diperiksa Kinan masih bernapas.
Akhirnya mereka pun membawa Kinan ke salah satu rumah sakit terdekat. Sebelumnya, tentu saja mereka sudah mengikat tangan Kinan untuk menghentikan keluarnya darah.
Nara masih enggan melepaskan pelukannya. Sesekali dia masih terisak, padahal dia sedang tertidur.
Rima dan suaminya menatap iba ke arah Nara dan Sahil. Apalagi, saat sampai tadi, mereka memeriksa tubuh Nara. Dan mereka terkejut saat melihat ada luka seperti sayatan. Dan saat ditanya kenapa, Nara mengatakan pernah disabet dengan ikat pinggang, karena tidak sengaja memecahkan gelas.
"Tinggal lah disini. Lagipula, ini juga rumah kalian. Dan Nara, biar Rima yang jaga." ujar Akmal, suami Rima.
Rima menatap suaminya bangga. Padahal, sejak tadi dia bingung harus minta izin dengan alasan apa.
"Saya janji, saat mental dan fisik Nara sehat. Kami akan segera pindah. Mungkin, menyewa rumah yang disekitaran sini juga." ujar Sahil.
"Jangan dipikirkan. Aku tidak masalah dengan hal itu. Jika kamu memikirkan tentang makanan. Bukankah selama ini kamu bisa memberi Nara dan ibunya makan? Tugasmu hanya bekerja seperti biasanya. Dan aku tetap pada tugasku. Jadi, jangan pikirkan apapun." jelas Akmal.
Sahil lega, setidaknya abang iparnya mau menerimanya beserta Nara. Dan dia juga senang, jika mbaknya mau merawat Nara.
"Mungkin, aku akan pulang ke rumah sebentar. Karena mau mengambil beberapa keperluan aku dan Nara." ungkap Sahil. Karena dia baru kepikiran soal pakaiannya dan juga Nara.
"Sebaiknya kamu pulang sama bang Akmal aja. Karena mbak tahu kamu sedang tidak baik-baik aja." ucap Rima dan Akmal setuju.
Rita baru sampai saat Sahil dan Akmal hendak keluar. Sebelumnya dia mampir ke supermarket untuk membeli beberapa cemilan.
"Dimana Nara? Dan kalian mau kemana?" tanya Rita.
"Dia didalam sama mbak Rima." sahut Sahil karena Akmal memilih menunduk. Iya, Akmal memang enggan menatap perempuan lain lama-lama. Karena dia ingin menjaga pandangan hanya untuk Rima seorang.
Sahil dan Akmal pun pergi. Dan Rita masuk kedalam, disambut oleh suara tangisan dari Nara.
"Ampun bu ..." racau Nara menangis saat dia masih terlelap.
lekas sehat kembali.💪 ditunggu karya Kaka selanjutnya. 🙏
jgn sampai, andai nara ga ada umur, kamu pun tetap menyalahkan ana n anak2 nya
padahal jelas2 kamu yg merebut kebahagiaan mereka😒
anak kandung suruh ngasih ginjalnya,selama ini yg kamu buat tuh luka yg dalam selingkuh Ampe punya anak.g kasih nafkah.
mau minta ginjal,otakmu dimana sahil