Nana Martir adalah gadis yang cantik secara fisik dan juga pintar, dia lahir dari keluarga yang sederhana . Ayahnya hanyalah seorang tukang dan ibunya berjualan makanan. Tetapi dia banyak disukai karena berbagai prestasi yang boleh dia gapai , dia juga orang yang sangat berprinsip. Nana juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Joshua Martir, yang juga seorang anak dengan prestasi tidak kalah dari kakaknya.
Nana Martir selalu memegang prinsipnya "Aku adakah Aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Christi Jawan Tenda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepanikan
Pagi itu Belsazar dan asistennya siap bertolak ke bandara Syamsudin Noor. Rencananya mereka akan ke Jakarta barulah ke Manado. Disana Belsazar ingin membeli sesuatu di toko perhiasan Jennifer yang terkenal.
Dalam perjalanan ke bandara Belsazar mengirimkan pesan singkat ke uncle dan oma Hada., juga Nana.
Namun sangat mengejutkan ada mobil trek yang tiba-tiba oleng dan terjadi tabrakan disana. Mobil yang ditumpangi Belsazar dan Assistennya Melky terpental.
Suasana menjadi gaduh, berita dengan cepat sampai ke Uncle Yusuf. Tragedi ini sangat menghebohkan karena Tuan muda kedua keluarga Andes mengalami kecelakaan yang serius.
Assisten Melky dan Belsazar dilarikan ke rumah sakit terdekat, Pak Yakub yang sibuk menangini semuanya.
Uncle Yusuf, Nathan Juga Absalom langsung terbang ke Banjarmasin menggunakan jet pribadi. Dan langsung mengatur prosedur pemindahan ke Manado.
Mama Milkha langsung mengambil penerbangan ke Manado mendengar kabar itu.
Perjalanan pesawat pribadipun dari Banjarmasin ke Manado untuk membawa Belsazar dan assitennya berjalan dengan baik. Dibandara Samratulangi semua tim medis Rumah Sakit Harapan Kasih sudah bersiap.
Apalagi yang langsung menangani adalah dr. Nathan dan Absalom. Jadi nyawa Belsazar bisa diselamatkan.
Ruang operasi sudah disiapkan, dr. Easter juga bergabung, Absalom tidak protes sama sekali karena yang dipikirkan keselamatan Belsazar.
Operasi berjalan hampir 8 jam, Ny.Milkha yang dengan cemas tak mampu menahan airmatanya, begitu juga dengan aunty Dorkas. Mereka tidak memberitahukan Oma Hada karena takut beliau syok, tetapi firasat Oma Hada seperti ada yang tidak beres dengan Ar, sudah satu hari Belsazar tidak mengabarinya.
-‐---------------------------------------------------------------------------
Tuan Yehuda tiba dan langsung menuju ke rumah sakit.
"Milkha." suara Tuan Yehuda lembut sambil memegang pundak istrinya.
"Yehuda, apa yang akan terjadi dengan Ar?" aku takut." sambil menangis.
Tuan Yehuda langsung memeluk istrinya dan itu adalah pemandangan indah. Ada perdamaian diantara mereka berdua, keegoisan mereka seakan runtuh karena Belsazar.
"Kenapa kalian tidak memberitahuku?" Suara Oma Hada dengan ekspresi marah dan sedih.
"Maafkan kami Ma, kami tidak mau membuat mama khawatir." sahut Yusuf.
"Tapi dia adalah cucuku, baik buruk keadaannya aku harus ada." Menghentakkan tongkatnya.
"Ma, aku pulang, Milkha juga ada disini. Ucap Tuan Yehuda dan mendekati Oma Hada.
"Berdoalah kalian , agar Ar masih tetap hidup." suara melemah Oma Hada.
Semua keluarga terkumpul dan menunggu didepan ruang operasi. Semuanya berdoa untuk keselamatan Belsazar.
"Tuan, kami sudah menyelidiki. Kecelakaan ini disengaja dan pelakunya adalah kaki tangan dari Desmon." Pesan singkat masuk di hp Tuan Yusuf.
Suasana hati Tuan Yusuf begitu marah, tapi dia mampu mengontrol menunggu waktu yang tepat untuk dijelaskan kepada adiknya Yehuda yang memiliki tempramen tinggi. Dia takut Yehuda akan menggunakan cara yang jahat membalas Desmon dan antek-anteknya.
"Ka, apakah kau sudah mendapatkan informasi tentang kecelakaan Ar?" tanya Yehuda dengan mata kemarahan.
"Belum, semuanya sementara diselidiiki, tetapi supir trek itu dalam keadaan mengantuk." jawab Tuan Yusuf kepada adiknya.
"Awas saja jika ini disengaja, akan ku kerahkan semua kemampuanku membuat perhitungan dengan mereka." sambil memgepalkan tangan.
"Suamiku," suara lembut Ny. Milkha
Tuan Yehuda tercengang karena sudah bertahun-tahun sapaan itu hilang. Dia menatap istrinya dan langsung memeluk Milkha dengan erat, mereka berdua menangis tersedu-sedu. Keangkuhan Tuan Yehuda hancur seketika.
Oma Hada yang menyaksikan itu terharu. Dalam hatinya " TUHAN yang mengizinkan luka, TUHAN juga yang membalutnya."
Lampu ruang operasi padam, menyatakan operasi telah selesai. Nathan, Absalom dan Easter keluar dengan wajah yang begitu lelah. Bahkan Nathan sampai agak sedikit oleng berjalan. Tapi dia langsung menstabilkan langkahnya ketika melihat Oma Hada yang berdiri paling depan ruang itu.
"Operasi berjalan dengan lancar, hanya saja Belsazar masih dalam kondisi koma, kita berdoa Ar mampu melewati masa kritisnya." penjelasan dr. Easter kepada mereka.
"Kita tetaplah tenang, yang harus kita usahakan sekarang Ar bisa siuman.' Nathan berbicara dengan ekspresi kelelahan.
'Kami pamit dulu, kami sangat letih." Absalom memohon izin.
Ketiga dokter itu berjalan dengan langkah yang letih, tiba-tiba dr. Easter terjatuh, karena tubuhnya tak mampu lagi menahan lelah. Kemarin dari pagi dr. Easter menggantikan beberapa jadwal operasi Nathan dan Absalom. Fisiknya benar-benar drop.
Absalom langsung menggendong dr. Easter dan dibawah ke ruang inap, karena Nathan juga kelihatan sangat lelah. Dari segi fisik memang Absalom lebih unggul dalam pertahanan, karena dari kecil didikan militer sudah ada dari papanya Tuan Mordekhai.
Pemandangan yang tak biasa ini disaksikan semua dokter juga perawat di rumah sakit, mereka tahu dr. Absalom sangat membenci dr. Easter namun akhirnya pemandangan perang dunia kedua berubah menjadi romantis.
Nathan membiarkan mereka berdua, dia menuju ke ruangannya dan sangat capek. Dia tidak percaya dengan apa yang dialami Ar, jika sepupunya itu tidak siuman dalam waktu tiga hari, kemungkinan besar dia akan seperti mati suri.
Bagaimana dia akan menjelaskan kepada keluarganya, tapi akhirnya teringat dengan dr. Choi lang di Tiongkok. Pengobatan dengan dedaunan dan akar dari sana juga bisa memulihkan aliran darah dan sendi-sendi yang hancur.
Nathan langsung menulis dikertas kecil dan menempelkan di layar laptopnya, agar tidak lupa untuk menelpon dokter itu.
Belsazar sudah dipindahkan ke ruang inap yang disulap menjadi ICU pribadi. Itu dilakukan agar keluaga bisa berada dekat dengan Ar.
Oma Hada menatap sedih Belsazar, berkali-kali.Tuan Yehuda dan Ny. Milkha berusaha mendekati dan memanggil Ar, tapi tidak ada respon sama sekali.
Oma Hadapun teringat dan segeta beranjak, melihat itu Tuan Yehuda langsung bertanya kepada Oma Hada. Apa yang akan dilakukannya.
"Aku akan membawa seseorang yang bisa membuatnya bangun."ucap Oma Hada.
Semua bingung namun percaya langkah apa yang akan ibu mereka ambil.
Beberapa saat kemudian Oma Hada masuk dengan seorang gadis dan membuat semuanya terpukau, termasuk Tuan Yehuda dan Ny. Milkha.
"Bersazar pasti bagun." sahut Oma Hada dengan berani.
Nanapun mendekati Belsazar dan dia mengucapkan kembali status yang perna dibuatnya yaitu sebuah puisi.
"Mr. B." bisikan Nana ditelinga Belsazar.
Semua tegang melihat apakah akan ada gerakan atau tidak.
"Hatiku." bisikan Nana kedua kalinya di telinga Belsazar.
"Aku haus." suara pelan dari Belsazar.
Semuanya kaget, Tuan Yehuda dan Ny. Milkha langsung maju mendekati Belsazar. Nanapun mundur membiarkan orangtua dan anak melepas rindu.
Nathan langsung memasuki ruangan Ar dan memeriksa keadaannya, dia sempat melirik ke arah Nana, tapi langsung melangkah maju dengan cepat untuk memeriksa Ar.
Belsazar dinyatakan bebas dari masa kritis. Keluargapun langsung menaikkan pujian dan doa kepada TUHAN YESUS, atas mujizat yang dinyatakan.
Nana yang masih asing dengan keluarga itu , duduk disudut ruang dengan malu-malu. Ny. Milkha mendekati Nana dan mulai bertanya seluk beluk tentang Nana. Dari sorot matanya Ny. Milkha tidak terlalu suka karena Nana hanya keluarga biasa saja. Dia punya calon sendiri anak sesama pebisnis.
Sementara Tuan Yehuda , kagum melihat Nana mengenai latar belakang keluarga Nana tidak dipermasalahkannya, asalkan Ar bahagia itu saja yang penting.
Oma Hada mengamati dan sudah membaca isi hati Milkha.
"Nana ini adalah cucu dari sahabat baikku Karolin." suara tegas Oma Hada.
Mendengar itu Ny. Milkha merunduk dan tidak melirik sinis Nana lagi. Dia sangat menghormati mertuanya dan patuh pada keputusan mertuanya itu.
Ny. Dorkas mendekati Nana dan mengingatkan kalau mereka perna bertemu di angkutan umum. Nanapun mulai mengingat dan betapa kagetnya Nana ketika Sadrakh masuk, ternyata yang Nana tolong adalah mama dari Sadrakh.
Dunia begitu sempit semuanya bertemu disini. Nana tersenyum akrab ketika berbicara dengan Ny. Dorkas bahkan sesekali ada belaian lembut dari mamanya Sadrakh.
Sadrakh memperhatikan itu dan semakin bulat tekad dalam hatinya untuk bersaing dengan sepupunya Ar.
Nathan duduk disamping Sadrakh dan memandang Nana dengan seksama. Nana mirip sekali dengan temannya dulu waktu kuliah di Amerika.
Melihat kedua pria itu menatapnya, Nana menjadi canggung dan tidak nyaman. Bahkan cara Nana menatap sangat mirip dengan Tabita. Itulah yang diamati Nathan.
"Perkenalkan, aku Nathan, kakak dari Sadrakh sepupu Belsazar."mengarakan tangannya ke arah Nana.
"Aku Na-na." sambil membalas jabatangan dari Nathan.
Nathan masih memperhatikan Nana dan Oma Hada langsung menepuk punggung Nathan, seakan mengisyaratkan untuk tidak menatap Nana seperti itu.
"Maaf, aku ingin bertanya , apakah kau memiliki saudara bernama Tabita?" sambil menatap penasaran dengan jawaban Nana.
"Tidak." menjawab dan langsung merunduk.
"Maafkan aku, karena wajahmu mirip sekali dengannya, dia adalah sahabatku." lalu Nathan meninggalkan ruang itu.
"(Hmmm, bertambah lagi saingan Ar." kemapa dengan cucu-cucuku , apakah mata mereka sama?" aku malah jadi bingung dengan anak-anak ini. Tapi aku perempuan tua saja tertarik melihat Nana, apalagi mereka)." suara hati Oma Hada.
Malam semakin larut dan Nana pamit untuk pulang, Sadrakh langsung meminta izin mengantar Nana, tapi ada pergerakan dari Belsazar di tempat tidurnya.
"Iya Ar, "Nana mendekatinya.
Belsazar memberi kode untuk mendekat, karena ada yang akan dibisikkan.
"Tolong jaga hatiku." ucap Belsazar yang membuat pipi Nana merah merona. Kemudian pamit kepadanya.
Sadrakh yang melihat itu cemburunya minta ampun. Mereka berduapun keluar ruangan dan menuju parkiran disana ada dr. Nathan dan Absalom.
"Tunggu, memang sangat mirip." ucap Absalom.
"Apasih kakak-kakak ini, ganggu terus, ini Nana dan ngga ada yang secantik dia. Nana adalah Nana." sahutan Sadrakh yang membuat mereka berdua kaget.
Sadrakh langsung menbawa Nana ke mobil. Dan memberi isyarat kepada dua kakak itu untuk jangan mengganggu Nana.
Nanapun diantar pulang, kelihatanlah kecapean karena perasaan yang tertekan , dikerumuni oleh keluarga Andes.
Nana mengucapkan terima kasih kepada Sadrakh dan langsung masuk ke rumah. Sadrakhpun bergegas pergi.
Sesampainya di rumah, Joshua sudah menunggu, wajah yang kecapean berubah menjadi bahagia karena kehadiran adiknya.
Mereka berdua tertawa dan Joshua menceritakan semua yang dialami pada saat kompetisi. Pengalaman luar biasa baginya.
-----------------------------------‐-----------------------------------
Sementara itu diruangan VVIP, dr. Easter terbangun, dia kaget berada di ruang rawat dan ada infus ditangannya. Dia mulai mengingat tetapi hanya sampai pada saat dia jatuh, setelah itu tidak ada lagi.
Masuklah seorang perawat sambil tersenyum.
"Dokter, syukurlah sudah sadar." ucap seorang perawat.
" Puji TUHAN," aku sudah baikkan. "
"Sebentar kami melapor ke dr. Absalom dulu."
"Maksudnya, Kenapa harus melapor?." Easter bingung.
"Dokter sekarang adalah pasien, yang bertanggung jawab menangani anda adalah dr. Absalom. Jadi harus melapor dulu." Perawat langsung keluar dan mencari dr. Absalom.
Pada saat Absalom datang, ruangan sudah kosong. Dr Easter sudah pergi dan sembunyi-sembunyi untuk keluar dari rumah sakit.
Dr. Easter sudah mendengar cerita kejadian dia pingsan dan itu akan menjadi musibah baginya. Dia tahu dr. Absalom akan membentak dan mempermalukannya lagi.
Ketika dr. Easter mau memasuki lift dia ditemukan dr. Absalom.
"Easter!" teriakan dr. Absalom
Melihat itu dr. Easter berlari melewati tangga darurat untuk menghindar. Tetapi mendekati lantai dasar dr. Easter agak oleng karena memang fisikknya belum sepenuhnya pulih, kakinya salah menginjak anak tangga dan terjatuh.
Dr. Absalom yang mencari Easter , kaget ketika dia membuka pintu tangga darurat Easter sudah terbaring dengan luka di kepala dan lecet juga dibagian tangan dan kaki.
Pemandangan itupun terulang lagi di rumah sakit, tapi yang menjadi berbeda dr. Absalom begitu panik, apalagi pada saat penanganan bagian kepala, dia meminta dr. Alex menanganinya. Setelah selesai, dia menemani dr. Easter diruang itu sampai sadar.
"Maaf." suara dr. Absalom
Kedua dokter itu saling memandang, suasana menjadi hening.
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜