Pernikahan yang di awali dengan perjodohan memang tidak banyak yang endingnya bahagia. Hal ini yang di alami oleh Nur Azizah, bahkan di usia nya yang baru menginjak usia ke 25 tahun dia harus menjadi seorang single parent alias janda.
"Maaf Zah.." ucap Raka Abdillah yang tak lain adalah suami dari Azizah.
"Kenapa kamu tega sekali melakukan ini pada ku Mas.."
Bagaimana kehidupan Azizah setelah di ceraikan oleh suami nya, dan fakta apa saja yang Azizah ketahui tentang suami nya selama ini? Ikuti terus karya terbaru author ya Readers...jangan lupa dukungannya selalu 🥰☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 15 Rizky.....
"Daddy ..mochi nya sudah jadi ini, tadi Kai ikutan bantu buat nya lho..iya kan aunty.." ucap bocah tampan sangat antusias.
Azizah sendiri hanya mengangguk sambil mengusap lembut rambut tebal Kaivan.
"Dih...bantu apa nya, yang ada kamu bikin dapur bunda ku seperti kapal pecah," protes Rizky sambil melirik ke arah Kaivan. Sedangkan yang di lirik hanya cengengesan.
Yang di katakan Rizky dan Kaivan memang benar adanya, Kaivan memang membantu Azizah dan Rizky tadi cuma membatu membuat berantakan lebih tepat nya.
Saat sampai di rumah kontrakan Azizah ketiga nya langsung mengeksekusi mochi tersebut dengan bahan apa adanya yang tersisa di dapur. Sedangkan Abian hanya menunggu di luar kontrakan Azizah. Sebelum nya Azizah sudah menjelaskan kepada Abian jika dia adalah seorang single parent jadi dia tidak bisa menyuruh Daddy Kaivan itu untuk masuk ke dalam kontrakan hal itu bertujuan untuk menghindari fitnah dah omongan orang - orang di sekitar lingkungan tempat tinggal Azizah.
"Aunty Azizah sayang..bukan aunty Mochi. Kan tadi sudah kenalan," ucap Abian membenarkan panggilan yang seharusnya anak nya katakan.
"Tapi Kai senang nya manggil Aunty Mochi Daddy...boleh ya boleh ya..." rengek Kaivan khas anak kecil.
Azizah terkekeh sendiri melihat tingkah Kaivan yang menggemaskan itu, dari awal bertemu dengan bocah itu Azizah sudah merasa tertarik.
"Iya sayang boleh... Kai boleh manggil Tante dengan sebutan itu," jawab Zizah dengan lembut.
"Astaga .... Nama cantik bunda ku di ganti dengan Mochi," kata Rizky dengan begitu polos sambil menepuk jidat nya . Sontak hal itu membuat semuanya tertawa.
Selepas kepergian Abian dan Kaivan, Azizah memutuskan untuk beristirahat sebentar sambil menunggu matahari redup. Rencana nya dia nanti akan belanja ke pasar untuk membeli bahan - bahan dagangan nya. Karena besok dia sudah mulai berjualan di warung nya kembali.
"Dasar orang kaya, hanya untuk satu box mochi aja ngasih segini banyak nya," gumam Azizah memandangi beberapa lembar uang di dalam amplop coklat. Padahal dari awal dia sudah menolak uang pemberian dari Daddy nya Kaivan itu. Namun karena ada sedikit paksaan tadi akhir nya mau ngga mau dia terima tadi.
**
"Mas....kamu jangan hanya diam saja dong, jangan cuma pasrah saja dengan isi surat wasiat itu. Kamu harus paksa Azizah untuk menyerahkan bagian dia ke Mas Raka. Kalau perlu kita tuntut saja dia lewat jalur hukum, secara mas Raka kan anak kandung nya, masak hanya mendapatkan sedikit sekali dua puluh persen. Gila aja...aku yakin jika ini adalah akal - akalan wanita licik itu. Jelas sudah tujuan dia mau menikah dengan kamu pasti gara - gara harga kekayaan keluarga mas Raka," sungut Rania saat baru sampai di rumah nya, eh...ralat rumah Azizah lebih tepat nya karena rumah yang Raka dan Rania tinggali sekarang ini adalah hak Azizah dan Rizky.
Raka hanya diam saja saat Rania mengoceh ke sana sini meluapkan apa yang dia rasakan saat ini. Tidak hanya Rania yang kecewa sebenarnya, justru Raka lah yang paling kecewa di sini. Laki - laki itu benar - benar tidak menyangka jika almarhum orang tua nya justru lebih mempercayai Azizah untuk menerima sebagian besar harta kekayaan keluarga nya yang notabene hanya orang luar.
Hati nya bertambah geram lagi ketika dia tahu rumah dan mobil yang selama ini dia gunakan ternyata menjadi milik Azizah. Sungguh hal itu membuat laki - laki itu muak sekali.
"Ternyata kamu tidak sepolos wajah kamu ya Zah," batin Raka sambil mengepalkan tangan nya.
"Mas Raka ...." teriak Rania yang geram melihat suami nya hanya diam saja sejak tadi.
"Ngga usah teriak - teriak bisa ngga Rania, mas lagi pusing ini !"
"Maka nya kalau Rania lagi ngomong itu di dengerin. Inget ya mas, kalau mas Raka ngga bisa melakukan apa pun untuk mendapatkan harta itu lagi, maka jangan salahkan aku dan Saka jika aku pergi jauh dari kehidupan mas Raka," ancam Rania sambil meninggalkan Raka.
"Argh...." teriak Raka sambil meremas rambut nya.
Laki - laki itu langsung menyambar kunci mobil nya. Dia butuh pasokan udara segar sekarang, jika berada di rumah terus yang ada dia bisa gila memikirkan apa yang baru saja dia alami.
**
" Sayang...seperti nya tepung beras ketan nya tertinggal deh di toko tadi," ucap Azizah sambil memeriksa kantong belanjaan nya.
"Ya sudah bunda balik saja ke toko itu lagi, biar Rizky tunggu di sini."
"Beneran sayang kamu ngga papa bunda tinggal di sini?"
" Ngga papa bunda, lagian kan di sini ramai orang. Asal bunda jangan lama - lama aja di sana."
"Iya sayang...bunda janji ngga bakal lama kok. Pokok nya ingat pesan bunda jangan pergi kemana - mana sampai bunda sampai ke sini lagi ya. Dan jangan mau di ajak siapapun ma orang baik yang Rizky kenal atau tidak kenal, okey..."
"Siap bunda sayang...."
Azizah sebenarnya merasa berat meninggalkan Rizky di sana sendiri. Tapi kalau mengajak Rizky kembali lagi masuk ke dalam pasar jelas akan memakan waktu yang lama nanti. Tahu sendiri keadaan pasar inpres itu seperti apa ramai nya, belum lagi jalan nya yang sempit dan becek. Belum lagi sekarang langit sudah menampakkan mendung yang gelap sekali seperti akan turun hujan yang deras.
Setelah memastikan jika tempat di mana Rizky menunggu saat ini aman dan ramai akhir nya Azizah merasa sedikit tenang meninggalkan Raka di sana.
Untuk menghilangkan rasa bosan karena menunggu bunda nja, Rizky pun mengambil cemilan yang tadi bunda nya belikan di pasar. Bocah ganteng itu begitu asyik menikmati cemilan kentang favorit nya itu sambil melihat orang hilir mudik keluar masuk dari sebuah minimarket yang berada di seberang jalan sana.
Tiba - tiba saja netra hitam Rizky tertuju pada seorang laki - laki yang baru saja keluar dari minimarket dengan menenteng sebuah plastik putih berlogo nama minimarket itu.Wajah Rizki langsung sumringah melihat laki - laki yang selama ini dia rindukan. Laki - laki yang selalu dia tanya keberadaan nya pada bunda nya itu kini berada tidak jauh dari dirinya. Sungguh hal itu membuat Rizky bahagia sekali
Dengan cepat bocah tampan itu langsung turun dari tempat duduk nya dan berlari ke arah laki - laki yang tak lain adalah Raka sang ayah yang sudah akan masuk ke dalam mobil nya.
"Ayaaaah...." teriak Rizky dengan begitu keras.
Namun karena jalanan terlihat sangat ramai dengan suara mobil yang berlalu-lalang sehingga membuat teriakan Rizky tidak terdengar oleh Raka.
"Ayah....." teriak Rizky sekali lagi namun kali ini bersamaan dengan dengan suara decitan mobil yang mengerem mendadak.
Braak...
"Rizky......"